Pengakuan

28 16 0
                                    

Nia mengutuk dirinya sendiri, sikapnya tadi betul-betul di luar kontrol, dia menarik nafas panjang, mau gimana lagi semua sudah terjadi.

Saat ini dia sedikit ragu dengan perasaannya sendiri, benarkah dia menyukai Isman? dan nggak mau hanya sekedar berteman? Kok bisa tadi dia bicara begitu tadi.

"Ah.. sudahlah jalani saja dulu.." fikirnya.

"Nia..!"

Nia menoleh kearah datangnya suara, rupanya Ian, dia sudah lama nggak ketemu dengan cowok itu karena cowok itu  sebulan kebelakang rupanya di pindahkan Shift nya.

Nia tersenyum melihat Ian menghampirinya,

"Hai.. kamu kemana aja?" sapa Nia sambil menutup pintu locker nya.

Ian cengengesan, "Iya aku susah ketemu kamu sekarang, kangen banget sama kamu nih" candanya

Nia meleletkan lidahnya "Kangen apa kangen, yang jelas makin betah aja di Shift A tuh.. ceweknya cantik-cantik!"

Nia mendengar banyak cewek-cewek Indon yang berusaha mendekati Ian, mungkin karena sifatnya yang humoris, cowok itu banyak di sukai orang terutama cewek.

"Tapi kamu tetap tercantik di hatiku" jawab Ian sambil nyengir

"Ooheek.." Nia pura-pura tersedak, dia tidak pernah menanggapi serius ucapan Ian.

Ian tertawa, "Ayo, sambil jalan", dia menggandeng tangan Nia berjalan menuju parkiran Bus Kilang,

"Kamu tadi overtime ya?" tanya Nia sambil berjalan, seharusnya hari ini Ian lagi off

"Hooh.. lagi banyak rework" jawab Ian

"Assyiiik.., kapan dong mau traktir aku nya?" goda Nia

Ian tersenyum "Maunya kapan?"

"Serius?" tanya Nia heran, biasanya kan Ian sedikit pelit tuh.

"Iya, tapi cuma roti canai aja ya..!"jawab Ian sambil tertawa

" Yaah.. .. Bener kan pelit nya belum sembuh! " gerutu Nia.

Ian terbahak melihat gadis itu merenggut, senangnya bisa menggoda gadis itu.

" Nanti, aku telpon ya.. " ucap Ian mengakhiri obrolan karena sudah sampai ke depan bus masing-masing, bus yang membawa Nia pulang ke Hostel berbeda arah dengan bus yang membawa Ian.

"Oke, bye!" sahut Nia.

*********

"Tadi, siapa yang talipun kamu?" tanya Isman dengan nada cemburu, memulai percakapan setelah dari tadi ia berusaha menelepon Nia, tapi susah nyambungnya karena saluran sedang sibuk.

"Oh..itu tadi kawan Indon, kenapa?" tanya Nia polos, tadi sebelum Isman dia telponan dengan Ian, cuma sekedar ngobrol ngalor ngidul.

"Hmm.. lamanya talipun!" jawab Isman, dia semakin merasa cemburu

Nia menyadari nada suara Isman yang terdengar cemburu, tersenyum sendiri

"Abang jelouse ye.." goda Nia

"Ye lah, siapa yang tak jelouse, awek dia bergayut kat talipun dengan jantan lain!" rungut Isman

"He.. he.." Nia terkekeh,

"Minta maaf ye.. Abang jangan lah marah, dia kawan biasa je!"

"Ye lah tuh.. Abang tak marah lagi, pi ada syarat!" sahut Isman

"Syarat ape?" Nia bingung, ko ada syarat segala

"Tengoklah malam nanti!" jawab Isman sengaja membuat Nia penasaran.

My Love Undercover Where stories live. Discover now