Kejadian Tak Terduga

34 16 0
                                    

Malam ini Nia dapat jatah kerja malam, artinya seperti biasa dia akan begadang sampai pagi lagi. Awal-awal bekerja dulu dia emang kewalahan kalau dapat shift malam, susah untuk menahan kantuk.

Tapi sekarang setelah hampir enam bulan bekerja, dia sudah terbiasa dengan shift malam, dan justru dia lebih senang bekerja malam daripada pagi hari, karena waktu malam pekerjaan tidak terlalu banyak, bisa mencuri-curi waktu saat waktunya istirahat.

"Nia, kau nak naik tak?" tanya Atie dia bersiap hendak naik ke kantin, sekarang memang sudah waktunya istirahat pertama.

"Tak nak lak tie, aku nak tidor kejap!" jawab Nia, malam ini dia merasa sedikit ngantuk karena tadi siang dia kurang istirahat gara-gara Rara minta diantar belanja ke Pusat Bandar

"Oke, kau nak kirim tak?" tanya Atie lagi.

"Tak, nanti kalau aku nak, aku pergi sendiri!" sahut Nia, dia tidak ingin merepotkan Atie yang selalu bersikap baik padanya.

Atie mengangkat bahunya "Ye lah sukahati engkau lah!" ucapnya sambil berlalu menuju pintu lift

Nia mengambil posisi tidur sambil duduk kepalanya ditelungkupkan di mejanya berbantal lengan, tak lama dia sudah terlelap.

Nia terbangun saat bel masuk berbunyi, dia masih ngantuk sebenarnya tanpa sadar dia menguap panjang sambil merentangkan tangannya, dia kemudian mengusap bibirnya dengan punggung tangan, takutnya dia ngiler saat tidur tadi.

Tanpa Nia sadari ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerikya, orang itu Isman anak packing dia sudah lama menyukai Nia semenjak dirinya masih di Shift A, sekarang dia pindah Shift C, satu shift dengan Nia.

"Kalau kau suka dia tu, cakapalah! Kau tengok dia sampai berlumut pun, tak guna!" celetuk Maslan, mengejutkan Isman. Isman cengengesan malu karena ketahuan sedang memperhatikan Nia.

"Tak larat nak cakap lah!" sahut Isman malu-malu, dia memang sedikit pendiam dan pemalu orangnya.

"Tak larat nak cakap lah!" sahut Isman malu-malu, dia memang sedikit pendiam dan pemalu orangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Isman

"Kau ni, badan je besar nyali keci!, takpe aku tolong engkau cakap kat dia ye" goda Maslan.

Isman melotot kesal "Hisshh.. Tak payah! nanti kau buat aku malu je!" gerutu Isman.

Maslan tertawa, dia suka temannya itu jadi kesal.

"Tak nak, tak pe. pergilah kau cakap sendiri!" sahut Maslan.

Obrolan mereka terhenti saat menyadari Nia sedang berjalan ke arah mereka membawa satu pallet PCB

"Ehm.., tuh awe engkau datang!" bisik Maslan, Isman menjadi sedikit panik dan salah tingkah , dia membetulkan sikap duduknya. Nia menghampiri mereka berdua,

"Ni Bang, urgent, kena packing lebih dulu" dengan muka serius Nia menyerahkan PCB itu pada mereka.

Maslan dan Isman saling pandang, tiba-tiba Maslan berniat ngerjain Isman.

"Nia, ada masa tak?" Maslan tidak menggubris perkataan Nia, dia malah balik bertanya.

Nia mengernyitkan dahi, "Kenapa?" sahutnya.

"Nih lah, ada orang kirim salam..nak ca....." belum selesai Maslan bicara, dengan cepat Isman membekap mulut Maslan dengan wajah panik.

Nia bengong melihat kelakuan mereka berdua dia kemudian mendengus,

"Kau orang ni, ape lah..!" gerutunya sambil berlalu. dia tidak menghiraukan kedua cowok itu, kemudian dia berbalik arah berjalan kembali menuju area QA.

Isman, melepaskan bekapannya setelah Nia pergi agak jauh, tapi Maslan masih berniat jahil, dia kemudian berteriak

"Niiaaa... Is kirim salam!!" teriak ya, membuat Isman gelagapan tak menduga temannya se-usil itu.

Nia berhenti, kemudian menoleh sebentar ke arah mereka berdua, dia kemudian balas berteriak

"Salam balik yeee!" guraunya, bermaksud membalas keisengan Maslan. Nia kemudian meneruskan langkahnya tanpa menghiraukan mereka lagi.

Sepeninggalan Nia, Maslan terus menanas-manasi Isman agar menyatakan perasaan nya pada Nia, sampai akhirnya Isman ter-provokasi dan nyalinya muncul,

"Oke, malam ini aku nak cakap, kau tengok yeu. Jangan cakap lagi nyali aku keci!" kata Isman dengan geram, mengepalkan tinju ya.

Mazlan tertawa "Tengoklah, kau berani ke tak!"

****
Sudah tengah malam, bel istirahat kedua berbunyi. Seperti biasa kalau istirahat panjang Nia suka pergi ke pintu darurat yang ada di area QA.

Pintu itu adalah jalan keluar apabila terjadi hal-hal terduga yang membahayakan keselamatan, disana terdapat tangga yang menghubungkan lantai tiga sampai lantai dasar.

Kebiasaan Nia duduk di tangga itu buat makan bekal kalau kebetulan dia bawa bekal dari Hostel, atau sekedar menghangatkan badannya ketika mulai menggigil terkena Air Conditioner, tempat itu satu-satunya area yang tidak terpasang AC.

Hari ini Nia tidak membawa bekal, tapi badannya terasa kedinginan nafasnya agak sesak, biasa kalau terlalu kedinginan dan badannya agak kurang fit, asma nya suka kambuh. Nia memasuki pintu darurat itu, bermaksud menghangatkan badannya sebentar.

Dia membuka jendela ventilasi di dinding, membiarkan udara segar masuk, di berdiri dengan tangan bertumpu pada tepi jendela, menghisap udara segar dalam-dalam.

Setiap hari dia bekerja di ruangan ber-AC yang kadang dingin banget suhunya kalau malam, menghirup udara segar seperti ini merupakan kenikmatan tersendiri, membuat nafasnya sedikit lega.

Cekrek.. Pintu di belakang Nia dibuka seseorang.

Nia menoleh memastikan siapa yang membuka pintu itu, rupanya Isman.

Nia memalingkan mukanya kembali menatap keluar jendela tanpa bicara, fikirnya Isman hanya lewat saja, mungkin lift barangnya sedang ada yang pakai dan dia terburu-buru mau turun ke bawah, ke area PC.

Tapi dugaan ya salah, Isman ternyata menghampiri ya, dia ikut berdiri di sebelah Nia yang sedang bertumpu di jendela sambil menopang dagu dengan tangannya.

"Tengok ape? tanya Isman memulai percakapan

"Takde, Kau buat ape kat sini?" jawab Nia ketus, dia balik bertanya.

"Saje, temankan kau." jawab Isman bercanda, menghilangkan rasa deg-degan dalam hatinya, dia sebetulnya grogi karena baru pertama berduaan dengan perempuan seperti saat ini.

Nia melirik Isman, "anak ini ngomong apa sih" dia mengernyitkan dahinya, berbicara dalam hati.

Nia terdiam sesaat, menyadari keberadaan mereka yang cuma berdua disini membuat Nia jengah, dia harus kembali ke area QA, nggak enak kalau tadi ada orang melihat mereka berdua masuk kesini, bisa-bisa di gosipin nantinya.

Nia membalikan tubuhnya bermaksud meninggalkan Isman tapi dengan sigap Isman menghalanginya, Isman menarik tangan Nia.

"Kau.." Nia terkejut, dia membalikan tubuhnya melihat Isman dengan tatapan tidak suka.

"Kau nak buat ape? Tolong lepas!" pinta Nia.

Tapi Isman bukannya melepaskan tangan Nia tapi malah menarik gadis itu ke dalam pelukannya, membuat Nia kembali terkejut tidak menduga Isman akan berbuat seperti itu.Nia meronta, berusaha melepaskan diri dari pelukan Isman,

"Kamu jangan kurang ajar!" bentak Nia tambah kesal dengan perlakuan Isman padanya.

Isman mempererat pelukannya sampai Nia hampir tidak bisa bernapas, muka mereka hampir bersentuhan, Isman sudah tidak bisa mengotrol dirinya lagi,

"Aku nak buat ini" bisiknya, dia kemudian melumat bibir Nia dengan lembut penuh perasaan.

*********
Dear Readers,
Jangan lupa like, vote, rate dan komennya, Author tunggu.
Terimakasih buat yang sudah memberikan apresiasinya.
🙏🙏

My Love Undercover Where stories live. Discover now