Rencana

3.5K 402 11
                                    

"Setitik noda akan membuat kertas putih bersih menjadi kotor. Bayangkan, jika setitik dosa di lakukan seorang malaikat. Apa yang akan terjadi? Apakah ia akan mendapatkan second change atau di usir dari keabadian?"


























Baekhyun membuka pintu ruangan Jungkook. Membawa kaki nya melangkah masuk dengan irama pelan.
"Kookie" panggil nya. Jungkook menoleh dan tersenyum melihat Baekhyun. Apalagi ada Daehyun yang mengekor di belakang Baekhyun.
"Appa Dae, Eomma Baek" senang Jungkook. Baekhyun menghampiri Jungkook dan memeluk namja manis itu.
"Bagaimana keadaan mu hm?" tanya Baekhyun lembut.
"Aku sudah lebih baik Eomma" jawab Jungkook.

Baekhyun tersenyum dan mengelus perut Jungkook.
"Dia hadir lebih cepat. Kau beruntung sayang" ucap Baekhyun. Jungkook mengangguk.
"Ya. Tuhan mengirimkan malaikat kecil untuk ku" kata Jungkook yang terkesan sendu menyimpan rasa yang membuat dirinya sedih.

Baekhyun mengelus kepala Jungkook dengan sayang.
Lalu matanya melihat suaminya.
"Hyung, apa kau tahu? Jungkook tengah hamil" kata Baekhyun. Daehyun terkejut mendengar itu.
"Benarkah?" tanya Daehyun kaget. Baekhyun mengangguk mengiyakan.
"Wah, aku tak menyangka akan menjadi seorang kakek dalam waktu dekat. Sungguh, aku sudah tak sabar" senang Daehyun.

Baekhyun yang melihat tingkah suami nya hanya menggeleng malu. Sedangkan Jungkook tersenyum geli mendengar dan melihat tingkah ayah mertuanya.
"Andai aku bisa melihat raut wajah bahagia ini di wajah mu Tae-hyung" batin Jungkook sambil tersenyum sendu.

Lalu, pintu terbuka dan menampilkan Seokjin dan Namjoon.
"Oh, Appa dan Eomma. Kapan kalian datang?" tanya Namjoon.
"Baru saja. Kalian dari mana?" tanya Daehyun.
"Kami baru saja mengantar Jimin dan Yoongi hyung" balas Namjoon.

Daehyun mengangguk paham.
"Ayo sekarang kau makan okey" kata Baekhyun. Jungkook hanya mengangguk patuh.

°°°°°

Setelah aksi Baekhyun yang membuat Minki naik pitam. Disini lah namja itu berada. Di sebuah cafe bernuansa modern. Membiarkan uap panas dari latte nya menggempul ke atas.

Ia sedang dalam keadaan yang kurang baik. Emosinya masih belum stabil. Dan bisa meledak kapan saja. Bunyi pintu masuk cafe terdengar.
"Maaf menunggu lama" kata seseorang dan duduk di depan Minki.

Minki berdecak kesal.
"Dasar sipit" decak Minki. Wonwoo melotot tak percaya.
"Hei, aku sedang ada operasi tadi dan kau tiba-tiba menelpon ku dan memaksa ingin bertemu. Dasar manusia egois" sarkas Wonwoo. Minki tersenyum miring.
"Itu nama tengah ku" balas nya dengan bangga.

Wonwoo merotasikan matanya jengah.
"Sekarang apa lagi" tak mu membuang waktu berharga nya hanya untuk namja di depannya ini.
"Aku sedang kesal" jawab Minki. Wonwoo melongo tak percaya.
"Ha? Apa aku tak salah dengar? Jadi karena kesal, kau memaksa ku datang kemari. Heol, kau kurang kerjaan saja" frustasi Wonwoo.

Minki mengedikkan bahunya cuek.
"Aku sedang kesal pada namja yang berstatus mertua ku. Sungguh aku ingin mencekik nya" kesal Minki.
"Apa yang ia lakukan hingga kau melakukan pertemuan tak bermutu ini" jengah Wonwoo.
"Ia membandingkan ku dengan si sampah Jungkook dan lebih parahnya lagi. Si Jungkook itu tengah mengandun".

Wonwoo terkejut bukan main.
"Jungkook hamil?" tanya Wonwoo memastikan.
"Ck, aku rasa kau tidak cukup tua untuk tuli bukan" datar Minki.
"Lalu masalahnya apa?" tanya Wonwoo.
"Masalahnya, si Kim Baekhyun itu memujanya dan menghina ku. Tentu saja itu menjatuhkan harga diri ku" emosi Minki.

365 Day (1 Years)Where stories live. Discover now