Mari Bersatu

3.6K 433 6
                                    

"Tak perlu bersikap kuat jika kau lemah. Tunjukkan siapa dirimu apa adanya bukan ada apanya"




































Saat ini, di sofa ruangan Jungkook ada tiga insan yang sedang duduk bersama.
"Jadi?" tanya Hoseok untuk mengawali perbincangan kali ini. Seokjin menghembuskan nafasnya.
"Sebenarnya Jungkook itu adalah istri pertama dari Taehyung".

Pernyataan Seokjin sukses membuat Hoseok dan Wendy terkejut.
"Pernikahan mereka berawal dari perjodohan. Saat itu, sebuah tragedi menimpa Jungkook. Aku juga tak tahu tragedi apa itu tapi yang pasti, sejak saat itu Jungkook di selalu di hina dan di pandang sebelah mata oleh masayarakat sekitar. Dan itu adalah awal dari kehancuran Jungkook. Yang aku tahu, orang tua Jungkook jatuh sakit saat mendengar kabar tragedi itu. Dan itu berangsur selama satu tahun hingga nyawa mereka tak tertolong" ceritakan Seokjin.

Hoseok dan Wendy masih diam mendengar cerita Seokjin.
"Sebelum menghembuskan nafas terakhir mereka, orang tua Jungkook meminta Eomma Baek untuk menikahkan Jungkook dengan Taehyung. Dan Taehyung terima pernikahan ini. Maka, ia pun tak menganggap Jungkook istrinya. Penderitaan Jungkook makin bertambah sejak hari pernikahan itu" lirih Seokjin.
"Tapi hyung, bagaimana kau tahu tentang Jungkook?" tanya Hoseok.
"Namjoon yang cerita semuanya. Dan kebetulan Jungkook adalah karyawan ku. Aku yang mendengar dari Namjoon langsung merasa iba pada Jungkook. Anak semuda itu sudah mengalami banyak hal. Aku bertekad akan melindungi Jungkook. Apalagi ia sedang hamil. Ia butuh sandaran dan juga pelindung dalam menjalani hidupnya" sambung Seokjin.

"Jungkook hamil?" beo Wendy. Seokjin mengangguk sedih.
"Tapi ia sempat mengalami kekerasan seksual. Cambukan di punggung yang sudah terinfeksi, luka sobek di bibir dan dahi, dan yang paling parah robekan pada hole nya makin membuat ia bertambah sakit. Pelakunya tak lain adalah suaminya sendiri Kim Taehyung" dan Hoseok beserta Wendy kembali terkejut.
"Taehyung? Astaga aku tak menyangka ia sekejam itu. Apalagi yang ia lakukan pada istrinya sendiri" Wendy ikut sedih juga.

Seokjin menangguk lesuh.
"Bukaan hanya itu Wen. Taehyung bahkan tak mengakui anak yang di kandung Jungkook. Jungkook sudah menduga hal ini, ia seolah bersikap tegar dihadapan ku, tapi aku tahu kalau ia merasakan sakit yang teramat dalam. Aku semakin kasihan pada namja manis itu" lirih Seokjin.

Wendy menggeleng tak percaya dengan fakta yang dengar.
"Aku tak tahu jika Taehyung bisa setega itu" Wendy jadi ikut sedih.
Hoseok yang dari tadi diam menyimak membuka suara.
"Taehyung sudah terlalu di buatkan oleh Minki. Aku yakin itu" kata Hoseok lalu matanya menatap Seokjin dan Wendy secara bersamaan.
"Hyung, Wendy. Mari kita melindungi Jungkook. Aku tahu ini mungkin tak bisa menghilangkan penderitaannya, tapi setidak kota melindungi nya dari hal yang membuat ia makin terpuruk. Apa kalian mau jadi pelindung Jungkook?" tanya Hoseok.

Wendy dan Seokjin menangguk mantap.
"Aku setuju. Jungkook sudah aku anggap seperti adik ku sendiri. Aku akan melindungi nya sebisa ku" tekad Seokjin.
"Kita akan melakukannya bersama" dan ketiga orang itu serentak menoleh ke arah namja yang tengah berbaring di ranjang tengah ruangan itu. Seolah menyalurkan apa yang mereka rasakan melalui tatapan mata.

°°°°°

Saat ini, Jimin dan Namjoon sedang berada di cafe tadi. Awalnya mereka berempat tapi kedua namja yang lain telah pergi. Jika Taehyung pergi karena sedang bad mood lain halnya dengan Hoseok yang pamit ingin menjemput Wendy. Maka kini tinggallah si bantet dan si tiang.

365 Day (1 Years)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon