Berharap Kembali

5.4K 549 101
                                    

Lain halnya di kediaman keluarga Kim. Para istri saat ini sedang duduk di ruang keluarga yang menjadi saksi dari kehancuran yang terjadi di tengah malam ini.

Keadaan mereka sangat memprihatinkan. Yoongi masih menangisi sang adik, Baekhyun menatap ke lantai dengan tatapan kosong tapi air mata yang masih mengalir deras.

Seokjin juga sama dengan kondisi mereka berdua. Kini tinggallah Wendy seorang diri. Ia tak menyesali apapun, tapi ya menyesali kenapa baru sekarang semuanya terungkap.

Wendy menghela nafas dan berjalan menuju Yoongi. Mengelus pundak namja itu.
Yoongi mendongak dan menatap Wendy dengan airmata yang mengapung di pelupuk matanya.

"Sekarang, kau menyesali semuanya bukan" kata Wendy. Yoongi diam, tak merespon apa yang dikatakan oleh Wendy.
"Kenapa kalian bersedih? Bukannya kalian senang dengan ini? Tapi, lihatlah kalian disini. Meratapi nasib karma yang akan menimpa kalian" sambung Wendy.

Seokjin menatap Wendy dengan tajam.
"Bisakah kau diam? Kami tau kami salah, tapi tak seharusnya membuka aib lama kami" sembur Seokjin.
Wendy menatap Seokjin.

"Menangis pun semua telah terjadi. Yang hilang tak akan kembali. Aku tak tahu, apakah kalian memang murni menyesal atau tidak. Tapi hanya Tuhan yang tau niat dalam hati kalian masing-masing" jawab Wendy.

"Sudah cukup Wen, tak bisakah kau untuk tidak mengungkit nya. Dan lihatlah kami Wen, apakah ada kebohongan dalam wajah dan juga air mata kami. Cukup Wen, aku mohon cukup hiks hiks" isak Yoongi.

Wendy menghela nafas.
"Maafkan aku oppa, aku hanya terbawa emosi jika mengingat apa yang kalian lakukan pada Jungkook" lirih Wendy.

"Kami tau kami salah, tapi setidaknya jika kau tak bisa menghibur kami jangan mengungkit masa lalu" Seokjin angkat bicara. Wendy terdiam setelah mendengar itu.

Tak lama, para suami pulang dengan keadaan yang bisa dikatakan dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Terlebih Taehyung, ia sedang melamun dengan tatapan mata yang kosong.

"Jim, bagaimana?" tanya Yoongi terburu-buru. Jimin terdiam dengan helaan nafas sebagai jawabannya.

Mereka mendudukkan Taehyung di sofa yang ada disana.
"Apa yang terjadi Joon? Dan mana Jungkook?" tanya Seokjin selanjutnya pada suaminya..

Namjoon menatap Seokjin sambil menggeleng pelan.
"Jungkook tidak ada hyung" lirih Namjoon.
Seokjin menggeleng tak percaya.

"Tidak, ini pasti lelucon kan. Apa maksudnya Jungkook tak ada?" tanya Seokjin dengan terburu-buru.

Namjoon menghela nafas lelah.
"Jungkook sudah bebas 2 tahun yang lalu hyung. Itu artinya masa hukuman Jungkook hanya berlaku selama 13 tahun saja" jelaskan Namjoon.

Seokjin terdiam mendengar itu.
"Lalu dimana dia?" Lirih namja berbahu lebar itu. Namjoon menggeleng tak tahu.

Akhirnya di mansion itu terdengar suara tangisan yang sangat hebat. Seokjin dan Yoongi terus merutuki diri mereka.

Sedangkan Taehyung masih terdiam dengan keadaan jiwa dan raga entah kemana enyahnya.

Daehyun mendekati putera nya itu.
"Tae, sekarang kau istirahat ya" bujuk Daehyun. Tapi Taehyung tetap diam dengan keadaan mata yang kosong.

"Tae, appa mohon jangan begini. Kita akan berusaha mencari Jungkook. Tapi, malam ini kita harus istirahat dulu. Biar besok kuat lanjutkan mencari Jungkook" kata Daehyun dengan lembut.

Tiba-tiba Taehyung berdiri, dan berjalan menuju tangga. Mereka tau kemana namja itu pergi. Sudah pasti ke kamar nya yang berada di lantai dua.

Semua menatap punggung Taehyung dengan nanar.
"Kalian pulanglah" kata Daehyun.
"Tidak Appa, kami akan disini menemani kalian. Mana tau kalian butuh bantuan kami. Lagipula, kita tidak bisa memprediksi apa yang terjadi nanti. Dan satu lagi, anak-anak sudah tidur di kamar Minho. Tak ada pilihan lain lagi selain menginap" ujar Namjoon.

365 Day (1 Years)Where stories live. Discover now