masalalu

22.3K 1.4K 18
                                    

"Saya antar kamu pulang"ucap Alvano.

Rheyna menggeleng, "gak usah pak, saya pulang naik bus aja"

Alvano menghela lalu mendaratkan bokongnya duduk disamping Rheyna. Ia benar-benar menginginkan Rheyna, dan ia tidak mau Rheyna pergi jauh darinya. Jadi mungkin sedikit terbuka tentang dirinya bisa membuat Rheyna menerima dirinya dan kekosongan dalam hatinya.

"Sejak dulu mama saya paling tidak suka jika melihat saya dekat dengan wanita tanpa sepengetahuan dia. Sejak kuliah saya banyak dikenalkan dengan anak dari teman-temannya..tapi tidak ada satu pun yang membuat hati saya tergerak untuk mencintai mereka..

Sampai akhirnya saya dipaksa menikah saat saya lulus S2, saya menikah dengan anak temannya yang sama sekali belum pernah bertemu atau pun dekat dengan saya, 1 tahun kami menikah hati saya belum tergerak sama sekali untuk mencintai dia.

Hingga suatu malam mama saya memberi minuman pada istri saya, minuman itu sudah ditetesi cairan perangsang yang membuat istri saya jadi lebih agresif...saya tidak bisa melakukan apapun kecuali menuruti kemauannya..

Tiga bulan setelahnya istri saya memberitahu jika ia hamil dan mungkin mulai saat itu dia lebih manja ke saya dan hati saya mulai tergerak.."

Alvano menjeda ucapannya, bersamaan dengan itu sebuah bus berhenti didepan halte. Beberapa penumpang naik, sedangkan Rheyna masih senantiasa duduk disamping Alvano dengan telinga yang fokus mendengarkan perjalanan hidup Alvano dengan istrinya.

Bus itu kembali melaju dan Alvano kembali melanjutkan ucapannya.

"9 bulan kehamilan dan akhirnya dia melahirkan..saat itu saya tidak bisa mendampingi karena hari persalinannya bertepatan dengan sidang mahasiswa yang tidak bisa saya tinggalkan. Selama sidang berjalan saya selalu mendapat telepon yang sama sekali tidak saya angkat..

Saat semuanya sudah selesai saya baru menghubungi orang rumah dan menanyakan keadaan istri dan anak saya...saat itu juga saya mendapat kabar jika istri saya meninggal setelah persalinan..

Saya menyesal, karena terlambat mengungkapkan apa yang selama ini saya rasakan"ucap Alvano yang diakhiri helaan panjang.

Rheyna mengerti sekarang kenapa Rina begitu ketus pada dirinya.

"Sejak saat itu saya tidak pernah menginginkan lagi mama saya menjodohkan saya dengan wanita-wanita pilihan nya itu"lanjut Alvano.

Tanpa sadar Rheyna mengangkat tangannya lalu mengusap pundak Alvano lembut membuat Alvano menoleh dengan tatapan yang nanar.

Alvano menghela lalu bangkit, "sekarang saya sudah baik-baik saja, tepatnya sejak bertemu kamu"

Rheyna masih diam, dia bingung harus menjawab apa dan berekspresi seperti apa sekarang.

"Karena mama kamu bilang sedang ada urusan, jadi saya bawa kamu ke rumah saya aja ya, main sama Enzi dan Clara"ucap Alvano yang langsung diangguki oleh Rheyna.

Entah lah, Rheyna juga bingung dengan dirinya yang jadi lepas kontrol seperti ini.

-

4 hari berlalu, kabarnya Aileen sudah kembali ke rumah. Dan Rheyna yang semakin dibuat galau dengan pilihannya sendiri. Didalam kamarnya lagi-lagi Rheyna menjerit dibalik bantal, ia pusing karena selama 4 hari ini pikirannya terus tertuju pada Alvano.

Setelah mengantar Rheyna tempo hari pun Alvano sama sekali tidak terlihat atau menghubunginya.

Belum lagi pertanyaan teman-teman sekolahnya yang menanyakan tentang hubungan nya dengan Alvano. Tidak jarang juga ia mendapatkan kritikan karena dianggap sudah menjilat dosennya sendiri demi keperluan nilai saat sidang nanti.

Tok tok

"Rhey, dibawah ada nak Al"ucap Fira dari balik pintu sontak membuat Rheyna bangkit.

"Iya ma, sebentar"jawab Rheyna dengan segera keluar dan menuruni anak tangga untuk menemui Alvano yang sedang duduk seorang diri diruang tamu.

"Bapak sendirian aja? Enzi sama Aileen gak ikut?"tanya Rheyna saat dirinya sudah duduk dihadapan Alvano.

"Hari ini Aileen sudah boleh pulang, tapi dia gak mau diantar sama saya atau pun mama saya, dia maunya diantar sama kamu"jawab Alvano.

Rheyna menghela, 'berarti mama nya pak Al ada dirumah sakit?'

"Apa kamu ada acara hari ini?"tanya Alvano saat dirinya tidak mendapatkan respon apapun dari Rheyna.

"Enggak kok pak, yaudah saya siap-siap dulu ya pak"jawab Rheyna lalu bangkit berjalan kembali menuju kamarnya dan bersiap.

Didalam kamar Rheyna sempat menarik napasnya sebelum akhirnya keluar dari kamar dan tersenyum pada Alvano yang sudah menunggunya. Kali ini Alvano nampak serius, tidak ada senyum ataupun sisi kehangatan yang biasanya selalu terpancar.

Mereka berjalan beriringan menuju mobil dan segera berangkat menuju rumah sakit tempat Aileen dirawat. Sesampainya disana Alvano tidak lupa menggenggan tangan Rheyna untuk masuk kedalam ruangan Aileen.

"Ngapain kamu balik lagi kesini?"Rina menatap tidak suka kearah Rheyna.

"Saya tunggu diluar aja"ucap Rheyna.

"Ai sayang, mama udah datang buat Ai nih"sela Alvano sambil menarik tangan Rheyna untuk mendekat kearah Aileen.

"Mamii"pekik Aileen.

Rheyna tersenyum lalu menghampiri Aileen yang langsung berhambur ke pelukannya.

"Ai kangen banget sama mami"ucap Aileen dalam pelukan Rheyna

"Mami juga kangen sama Ai"jawab Rheyna.

Deg

Entah kenapa jantung Alvano rasanya berhenti berdetak saat mendengar jawaban Rheyna yang menyebut dirinya 'mami'

"Vano, dia siapa sih?"tanya Rina.

"Dia calon istri Vano, ma"jawab Alvano dengan lantang mambuat Kirana diam membeku.

"Bohong kamu! Sewa perempuan malam kan kamu"ucap Rina sambil menatap remeh kearah Rheyna.

"Ma----"

"Mas udah"sela Rheyna sambil menahan tangan Alvano tanpa berani menatap wajahnya.

"Papa, pulang yuk"ucap Aileen.

Alvano menatap punggung Rheyna lalu mengangguk dengan senyuman hangatnya kearah Aileen.

"Kamu tuntun Enzi aja"ucap Alvano sambil mengusap bahu Rheyna memberi ketenangan disana.

Rheyna mengangguk lalu beralih pada Enzi yang sejak tadi hanya diam memperhatikan orang-orang dewasa dihadapannya.

"Mami, jangan sedih"bisik Enzi.

Rheyna memaksakan tersenyum lalu mengangguk, "kita keluar duluan yuk, tunggu papa diluar"

Enzi mengangguk menuruti perkataan Rheyna. Rheyna mengambil tas yang berisi keperluan Aileen lalu membawanya bersama mereka.

"Jangan pernah mama berbicara atau merendahkan Rheyna!"tegas Alvano lalu mengangkat tubuh Aileen kedalam gendongannya kemudian berjalan keluar meninggalkan Kirana dan Rina.

"Tante kok gak bilang sih kalau mas Al itu udah punya pacar?"tanya Kirana saat Alvano sudah tidak lagi disana.

"Kirana, kamu tenang aja ya..kamu akan tetap jadi sitrinya Alvano apapun alasannya"jawab Rina.

"Aku gak mau ah tan, aku kayaknya gak bakal sanggup kalau harus buat mas Al jatuh cinta sama aku sedangkan sekarang aja dia cintanya sama wanita lain"jawab Kirana.

"Kirana sayang, tante janji tante akan---"

"Tante, Kirana udah putuskan untuk mundur...jadi maaf ya tante, dan terimakasih"sela Kirana lalu melangkah pergi.

Rina mengeram didalam ruangan itu, "kalau Kirana mundur, itu tandanya aku gagal untuk mendapatkan kontrak kerja sama yang sangat berharga itu? Arrrgghhh ini semua gara-gara wanita itu, semua rencana ku gagal!"

Duda LoversWhere stories live. Discover now