Daniel

5.4K 345 10
                                    

Sore harinya Daniel datang ke rumah Rheyna dengan penampilan kasual nya. Tidak lupa dengan Fira yang menyambutnya dengan hangat.

"Ayok masuk dulu nak Daniel"ucap Fira.

"Iya tante, terimakasih"jawab Daniel.
"Om masih di kantor, tan?"tanya Daniel setelah duduk diatas sofa.

"Iya, om lagi ada proyek dikantornya"jawab Fira.

Daniel hanya mengangguk, setelah itu Fira berjalan kearah dapur dan membuatkan minum untuk Daniel.

"Astaga, Niel, lo serius nganterin gue style nya begini?"tanya Rheyna yang baru saja keluar dari dalam kamarnya.

Daniel bingung hingga langsung mengecek penampilannya.

"Kenapa emang? Aneh? Tapi ini keren lho"jawab Daniel.

"Ya keren sih, dan cakep, tapi gak cocok kalo lo jalan nya sama gue, style kaya gini tuh harusnya jalan sama pacar lo gak sih?"ucap Rheyna.

"Yaudah ayok"jawab Daniel.

"Ayok apa?"

"Jadi pacar gue"jawab Daniel ringan.

"Heh!"

"Bercanda, Rhey"ucap Daniel sambil mengusak puncak rambut Rheyna.

Setelah berdiskusi tentang barang-barang apa saja yang akan dibeli sambil menikmati camilan yang dibuat oleh Fira akhirnya mereka berdua pun bergegas berangkat menuju mal terdekat.

"Lo mau sekalian nonton gak?"tanya Daniel ditengah-tengah kesunyian keduanya didalam mobil.

"Ada film apa aja emang hari ini?"tanya balik Rheyna.

"Ada, nanti gue kasih tau disana"jawab Daniel.

"Oke deh gue mau"ucap Rheyna.

Daniel tersenyum. Ia senang karena akhirnya ia bisa menghabiskan waktunya kembali bersama Rheyna yang sudah sangat ia rindukan.

...

Usai sudah kegiatan mereka di mal untuk membeli beberapa keperluan Rheyna yang tidak seberapa itu dan juga menghabiskan waktu dengan menonton film Marvel kesukaan Daniel.

Sebenarnya Rheyna tidak begitu suka dengan film seperti itu, tapi karena mereka bingung memilih film yang lainnya jadi mau tidak mau Rheyna hanya menemani Daniel.

"Niel, makasih banyak ya udah antarin gue"ucap Rheyna sebelum turun dari mobil Daniel.

"Iya sama-sama"jawab Daniel sambil tersenyum.

"Lo mau mampir dulu gak?"tanya Rheyna.

Daniel melihat arlojinya sekilas, "kayaknya gak usah, Rhey. Gue langsung balik aja udah malem gak enak"

Rheyna mengangguk setuju, "yaudah kapo gitu gue masuk ya"

"Iya, salam buat om sama tante"ucap Daniel.

"Okay..bye Niel"

"Bye, Rhey"

"Hati-hati ya lo dijalan, kalo udah sampai kabarin gue ya"ucap Rheyna yang langsung diacungi jempol oleh Daniel.

Rheyna pun turun dari mobil Daniel dan segera berjalan masuk kedalam rumahnya dengan kedua tangan yang penuh dengan tas belanjaan yang sangat besar dan berat.

Saat masuk kedalam rumah, pandangannya langsung mendarat pada Bagas dan Fira yang sedang duduk disofa dengan posisi saling meraangkul.

"Rhey, dikamar kamu ada Alea ya"ucap Fira.

"Lho, tumben malem-malem kesini?"tanya Rheyna.

"Iya soalnya besok pagi mau antar abang kamu ke bandara"jawab Bagas.

"Emang Alaska mau kemana lagi?"tanya Rheyna.

"Ke Bandung lah, tugas dia kan disana memang"jawab Bagas.

"Oh iya ya...yaudah aku kekamar deh"ucap Rheyna.

Bagas dan Fira hanya mengangguk lalu kembaali melanjutkan menonton televisi.

Saat masuk kedalam kamar, Rheyna melihat Alea sedang merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan posisi tengkurap sambil memainkan ponselnya.

"Lo nyampe jam berapa deh, Le?"tanya Rheyna setelah menyimpan barang-barang nya disudut kamar.

"Jam 7"jawab Alea kemudian merubah posisi tidurnya menjadi terlentang.

"Niat banget kayaknya ya yang mau antar abang gue ke bandara"ucap Rheyna.

Alea menghela, "gue tuh gak siap tau gak sih, adek sama abang sama-sama mau ninggalin gue"

"Kan nanti bakalan ketemu lagi"jawab Rheyna.

"Kalo ketemu? Kalo enggak gimana?"tanya Alea.

"Heh mulut lo ya! Lo ngedoain gue sama abang gue kenapa-kenapa dijalan gitu?"ucap Rheyna.

"Ya enggak, tapi gue gak ikhlas aja kalo kalian berdua ninggalin gue"Alea menjeda ucapannya, "secara kan lo temen deket gue, sahabat gue dan abang lo pacar gue, tunangan gue...kalian tuh berarti banget buat gue tau gak"

"Aaaa jangan gitu gue jadi sedih"ucap Rheyna sambil memeluk tubuh Alea.

"Gak mau nangis, Rhey"

"Gapapa nangis aja"jawab Rheyna.

Alea pun akhirnya menangis dan mengatakan isi hatinya pada Rheyna bahwa ia belum siap untuk kehilangan sahabat terbaiknya itu. Sahabat yang sudah saling mengenal sejak jaman putih abu-abu.

Meskipun terkadang mereka sering bertengkar dengan pendapat masing-masing, tapi tetap saja yang namanya ditinggal pasti akan menyisakan rasa sepi. Terlebih mereka saling mengandalkan satu sama lain.

Dengan semua perasaan yang sudah tersampaikan, Rheyna pun bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk tidur dengan posisi saling berpelukan dengan Alea.

Hingga pagi pun tiba, mereka sama-sama dibangunkan oleh suara 'kokokkan' ayam. Atas kesepakatan semalam, Rheyna pun ikut mengantar meski baginya ini adalah hal yang biasa, tapi saat melihat Alea yang menangis dibandara sambil memeluk tubuh Alaska membuat Rheyna juga ikut menangis.

"Dua minggu lagi gue yang bakalan nangis buat lo ditempat ini"ucap Alaska didalam pelukannya dengan Rheyna.

Rheyna yang sempat terdiam itu dibuat kembali menangis.

"Hati-hati dijalan"ucap Rheyna sembari melepaskan pelukannya dan mengusap kedua pipinya.

"Pamit ya, kalian juga jaga diri baik-baik, aku cuma 13 hari di Bandung, jadi jangan sesedih ini"ucap Alaska sembari menangkup kedua pipi Alea yang memerah.

"Gimana gak sedih? Ini pertama kalinyaa buat aku"ucap Alea.

Alaska pun kembali memeluk tubuh Alea untuk menenangkan gadisnya itu.

"Nanti juga akan terbiasa kok, ini baru Jakarta-Bandung, kalau yang lebih jauh dari ini kamu harus siap"ucap Alaska.

"Aaaa gak siap"jawab Alea membuat Alaska terkekeh.

"Udah ah, nanti aku ketinggalan pesawat"ucap Alaska.

Alea mengangguk, "hati-hati"

"Iya sayang, makasih"jawab Alaska sembari mengecup kening Alea.

Rheyna yang melihat itu hanya bisa terdiam meratapi kisah cintanya yang sudah hampir kandas. Sedangkan Alea menahan senyumnya dengan wajah yang kemerahan.

"Gue pamit ya, Rhey. Jaga diri baik-baik"ucap Alaska pada Rheyna.

"Lo juga"jawab Rheyna.

Alaska mengangguk kemudian membalikan badan untuk melanjutkan kepergiannya ke Bandung yang tidak begitu jauh.

Duda LoversWhere stories live. Discover now