Part| 23

473 52 58
                                    

Annyeong! Makasih lagi buat kalian yang udah masukin cerita ini ke "Reading List" nya. Setiap hari nambah loh, makasih bangettt 😭💜

Bahagia juga udah ada yang sadar sama vote nya. 10 vote juga udah bahagia banget, Alhamdulillah. Bisa 10 vote lagi?

Cerita ini kalo udah tamat, bakalan aku revisi ulang, awal2 part itu alay banget loh😭

Happy Reading!🔥🔥🔥

***

Zidan menepati ucapannya, dia menjemput Vio tepat sebelum jam 07:00. Vio saat ini sudah siap, dia berjalan menuruni tangga yang di sambut pertanyaan dari kedua orang tuanya yang sedang makan di meja.

"Vio, kamu udah mau berangkat aja. Gak mau makan dulu?" tanya Elisa seraya menuangkan air kedalam gelas suaminya.

"Iya, biasanya kamu gak gercep kalau berangkat sekolah," tambah Gino.

Vio memutar bola matanya malas mendengar apa yang di ucapkan kedua orang tuanya itu. "Mommy, ayah, Vio udah di tunggu. Mau berangkat langsung aja, makan nanti aja kalau di sekolah." ucap Vio, ia menyalimi kedua tangan orang tuanya itu.

"Berangkat sama siapa emangnya?"

"Ngh, Vio berangkat sama kak Zidan."

Kening Gino mengerut, "lah? Pacar kamu kan Saka ya? Kenapa sekarang ganti nama?"

"Bukan pacar Vio, ayah. Dia cuman temen Vio."

Elisa menepuk jidatnya sendiri, "fuckgirl, gak kasihan kamu sama Saka, Vi? Perlakuan kamu sama dia itu udah keterlaluan. Gimana kalau Saka benci kamu?"

"Enggak mungkin," Vio menggelengkan kepalanya. "Saka gak mungkin benci sama Vio."

"Terserah kamu." seru Gino dan Elisa kompak.

"Yaudah, Vio berangkat. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Setelah kepergian Vio, Elisa dan Gino menghibahi Vio. Mereka saling tanya tentang hubungan Vio dan juga Saka yang semakin hari semakin merenggang.

Dan juga, saling tuduh tentang sifat Vio yang turun dari siapa.

"Nyatanya, sifat Vio itu kayak kamu." tuduh Gino seraya menunjuk istrinya dengan garpu.

"Lah, kok aku? Gak nyadar kamu, sifat childish Vio itu keturunan dari kamu. Jangan ngadi-ngadi," bantah Elisa seraya memakan makanannya.

"Mulut penuh gitu, monyong ihh. Tuh, sifat buruk Vio itu dari kamu semua. Yang baik dari aku."

"Heh!? Inget gak? Waktu dulu kita masih duduk di bangku sma, kamu childish banget. Buka permen aja gak bisa, harus aku yang bukain. Makan harus aku yang suapin, akutu kayak babu tau gak?!"

"Masa lalu, biarlah masa lalu, jangan di ungkit lagi. Terus kenapa kamu mau nikah sama aku, coba?"

"Ngh," Elisa bingung menjawab pertanyaan suaminya. Iya juga, kenapa dulu dia mau menikah dengan laki-laki yang childish?

"Takdir lah, lagian kamu rela kalau dulu aku nikah sama Vino hah?!" tanya Elisa sedikit membentak. Refleks Gino menggelengkan kepalanya.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang