Part| 21

490 48 19
                                    

Jangan jadi sider, ya.

Satu vote dari kalian itu merupakan penyemangat 💜

Happy Reading, all🤗

***

Menghela nafas, Vio merebahkan dirinya di kasur. Ia teringat dengan perkataan Zidan tadi, apa benar Saka begitu? Tapi ... masa iya.

"Masa bodo, Bodoamat-bodoamat. Vio gak peduli, pusingg. Mending nonton YouTube." gerutu Vio seraya mencari keberadaan ponselnya.

Vio bangkit, ia tidak menemukan keberadaan ponselnya. "Lah? Padahal tadi ada, kenapa malah ilang?!"

Menggerutu, Vio berjalan ke luar kamar dan menuju ke dapur. Namun, alangkah terkejutnya ia saat melihat sosok yang amat dirindukannya selama ini.

"Ayah!!" teriak Vio seraya berlari cepat ke arah pria yang sedang mengobrol dengan Elisa.

Pria itu berbalik lalu tersenyum dan merentangkan tangannya, Vio langsung saja meloncat ke pelukan ayahnya.

Vio sangat merindukan ayahnya ini, terakhir kali ia melihat ayahnya itu saat berusia 13 tahun dan sekarang Vio telah berusia 17 tahun.

Selama ini, Gino bertugas sebagai polisi di negara tetangga. Dan kali ini ia pulang setelah bertugas selama beberapa tahun ini.

"Vio kangen ayah!" ujar Vio seraya mengeratkan tangannya di leher sang ayah. Gino tersenyum lalu melepaskan pelukannya.

"Ayah juga kangen sama kamu, kita duduk. Gak baik kalau terus-terusan berdiri," ucap Gino seraya berjalan ke arah sofa dan duduk di ikuti Elisa dan juga Vio.

"Ayah punya oleh-oleh buat Vio?" tanya Vio seraya berkedip-kedip. Hal itu membuat Gino terkekeh sedangkan Elisa mencibir.

"Vio kenapa manggilnya ayah sih? Kenapa gak Daddy gitu, jauh-jauh dari mommy ke ayah." gemas Elisa.

"Mommy denger, ya. Kalau Vio manggil Daddy, kesannya itu kek alay gitu."

Elisa memutar bola matanya, ia bangkit menuju dapur. "Cih, alay-alay. Ke gue aja manggilnya mommy, kan aneh."

"Ayah, ponsel Vio ilang. Vio mau beli yang baru," pinta Vio.

"Kamu kok childish banget Vio, manja lagi. Inget umur, kamu udah berapa tahun, kalau kelakuan kamu kayak gini, mana ada laki-laki yang mau sama kamu," cibir Gino seraya menyeruput teh yang di sediakan istrinya.

Elisa mengangguk setuju, "kamu rubah sifat lah, Vi. Untung Saka mau sama kamu."

"Siapa Saka?" tanya Gino kepada istrinya.

"Pacarnya Vio, tapi enggak tau sekarang masih pacaran apa udah cerai."

Vio mencebik, "mommy! Mulutnya ih minta di geplak. Cerai ... cerai, dikira kita suami istri. Lagian, kita ini gak bakalan putus! Inget!"

"Woah, kenapa tadi gak berangkat bareng sama Saka? Alasannya males-males gitu." balas Elisa tidak mau kalah.

"Mom!! Privasi ihh!"

"Udah! Kalian kayak adik kakak, mendingan kamu Vio, masuk kamar nanti ayah beliin ponsel baru buat kamu. Mommy kita ke kamar!"

Untuk Saka(Hiatus)Where stories live. Discover now