Part| 40

659 33 96
                                    

masih bnyak yng sider, tinggal vote doang pdhl🙁

Vote sama komen ya!

Happy Reading 🔥

***

Farel mengikuti Vio dari belakang, dia tampak seperti bodyguard Vio karena tubuhnya yang atletis dan jalannya yang tegap di dukung dengan kedua tangan yang sedari tadi menyilang di dadanya.

Vio terlihat risih, dia berbalik lalu menatap Farel. "Kok ngikutin Vio?" tanya Vio heran.

Sejenak Farel terdiam saat melihat mata Vio. Dia lalu berdehem untuk menetralkan jantungnya yang tidak karuan. "Dih pede, siapa juga yang ikutin lo. Ini jalanan bukan cuma satu arah aja ya!"

"Terus mau kemana?"

"Y-ya kemana aja. Gue mau ke toilet,"

Vio mengangkat alisnya sebelah, "tapi toilet tadi belok kanan. Terus di depan adanya juga toilet yang udah kepake yang biasanya suka ada ... " Vio menghentikan ucapannya lalu bergidik.

"Yaudah sih, jalan aja ribet banget lo."

Vio menghiraukan Farel lalu kembali berjalan saat sudah ada di depan pintu ruang kepala sekolah, Vio pun mulai membuka pintu tersebut dan masuk.

Setelah tidak melihat Vio, Farel menghembuskan nafasnya kasar. Apa itu tadi? Kenapa dirinya gugup melihat mata Vio yang jernih. Sialan. Jangan sampai Farel mulai menyukai cewek. Bukan punya kelainan seksual, tapi ya selama ini Farel tidak pernah menyukai sosok makhluk yang punya dua bukit itu. Karena setelah kejadian dulu, dia berjanji tidak akan menyukai cewek. Tapi, sekarang dia sendiri tidak pasti dengan janjinya dulu.

Farel memang awalnya tidak menyukai sosok Violla Arily karena dia sangat merepotkan. Namun belakangan ini dirinya mulai mengamati Vio saat Vio tidak berdekatan dengan Saka. Entah apa yang di pikirkan Farel sampai-sampai dirinya ingin memiliki Vio untuk dirinya sendiri.

Hhh.

Sangat tidak mungkin tapi bisa jadi, bukan?

20 menit berlalu, pintu kembali terbuka menampilkan wajah cantik Vio yang tersenyum. Namun senyumnya pudar saat melihat Farel di hadapannya. Vio lagi-lagi terheran dengan sikap Farel.

"Nungguin ya?"

"Iya. Gue nunggu lo," kata Farel to the point. "Gue cuman penasaran apa yang di bilang kepala sekolah."

Vio tersenyum, matanya menyipit. Dan untuk kedua kalinya jantung Farel seakan pindah ke lambung.

Vio mendekat lalu menggenggam kedua tangan Farel.

"Ih sumpah! Vio gak percaya! Vio bakalan tampil di acara perpisahan nanti buat nyanyi." seru Vio dengan bersemangat.

Farel menatap mata jernih Vio, ada bayangan dirinya di sana yang sedang termenung. Raga nya hidup tapi jiwanya melayang.

Mata itu cantik.

Gigi itu rapih.

Hidungnya yang sedikit mancung itu imut.

Rambutnya wangi buah-buahan.

Untuk Saka(Hiatus)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum