Part| 38

507 35 20
                                    


Update lagi buat kalian hihi.

Selamat membaca!🔥

***

BRAK!!

Zidan melempar semua barang yang ada di meja kerjanya. Dia jengkel dengan perilaku Vio, dan sepertinya Vio mulai menghindar darinya.

"Bodoh sekali, gadisku tidak bisa menghilangkan Saka dari pikirannya."

Zidan mengangkat kedua kakinya ke meja, ide gila terlintas begitu saja di pikirannya untuk mendapatkan Vio seutuhnya.

Zidan smirk, "aku tidak akan menyerah, namun ini peringatan terakhir buat kamu, Vi. Jika kamu tidak bisa menghilangkan Saka dari pikiran mu maka aku akan melakukan hal yang menarik." ucapnya dengan kekehan di akhir kalimat.

Jika memang Vio tidak bisa menjadi miliknya dengan cara baik-baik, maka dia akan menjadikan Vio miliknya seutuhnya dengan cara paksa.

Mungkin ini memang gila, tapi cinta yang di miliki Zidan untuk Vio lebih besar hingga dia rela melakukan apapun agar Vio berada di sampingnya.

Obsesi? Ya, sepertinya Zidan juga mengakui hal itu. Vio bagaikan candu untuknya. Dan hal itu mampu membuat Zidan tertarik dan tertantang untuk mendapatkan Vio.

"Selamat menanti, Violla Arily."

***

"Kamu mau ke rumah sakit buat check up?" ucap Bella seraya menyuapi Saka.

"Nggak."

Bella tau, Saka lelah untuk berobat. Tapi ini demi kebaikannya juga, sejak hari di mana mereka berdua di hutan dan di temukan oleh Adrian, saat itu juga Saka tidak pernah melakukan apapun untuk mengobati dirinya dari penyakit yang di deritanya.

"Seenggaknya kamu udah berusaha buat sembuh, Saka."

"Percuma, Bell. Gue udah lelah, gue cape, gue mau istirahat dan berharap ngga bisa ngerasain sakit lagi. Tapi gue masih bisa bertahan sampai saat ini karena gue belum nepatin janji." terang Saka. Ada nada putus asa di dalamnya.

Saka pernah berpikiran untuk bunuh diri, tapi dia masih sadar jika dirinya bunuh diri maka masalah akan semakin panjang. Dan juga mati bukanlah akhir dari segalanya.

"Saka ... " mata Bella berkaca-kaca, dia mendekat ke arah Saka lalu memeluknya erat. "Aku takut ... t-tapi pasti kamu kuat. Kamu yakin bakalan ngelanjutin hal ini?" tanya Bella setelah melepas pelukannya.

Saka mengangguk, "Demi kebaikan semua, dan demi orang yang gue sayang." Saka menatap Bella, "Jangan pergi, Bell. Gue butuh lo saat ini." ucapnya lalu tanpa di duga Saka memeluk Bella erat.

"Aku gak bakal ninggalin kamu, Saka. Aku janji ... " balas Bella memeluk Saka.

"Maafin gue," gumam Saka dalam pelukannya.

Saka dan Bella tinggal berdua di apartemen keluarga Bella, dan orang tua Bella mengizinkan hal itu. Mereka tidak masalah, asalkan Saka dapat menjaga Bella.

Dan juga, sekarang mereka sudah tidak bekerja di cafe, sebab ayah Bella mulai memberikan apa yang di butuhkan Bella dan Saka. Benar-benar baik, maka dari itu Saka sangat berterimakasih kepada keluarga Bella.

"Aku mau belanja, kamu mau ikut?"

Saka mengangguk, "Tentu, gue ikut buat jaga lo."

Bella tersenyum lalu kembali menyuapi Saka. Apa yang pernah Bella bayangkan dulu terjadi saat ini. Dia sangat mencintai Saka, dan sekarang mereka berdua bersama setiap saat. Walaupun nantinya hanya sebentar, tapi Bella beruntung.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang