Part| 17

553 52 30
                                    

Happy Reading!💜

***

Setelah pulang sekolah, Saka dan juga Vio langsung menuju tempat yang tadi di katakan Saka. Vio kira Saka akan mengajaknya ke mall ataupun jalan-jalan dan makan-makan. Tapi ternyata, Saka malah mengajaknya ke hutan.

Vio awalnya berfikiran negatif, mengapa Saka mengajaknya ke hutan? Tapi, Vio percaya kepada Saka. Dia tidak mungkin berbuat hal yang senonoh.

"Kenapa kamu bawa aku ke sini sih?! Mana jalan nya becek lagi!" decak Vio seraya berjinjit. Saka terkekeh melihatnya, ia kemudian sedikit membungkukkan tubuhnya di hadapan Vio.

Vio mengernyit heran, "ngapain ihh?!"

"Katanya becek, ya kamu naik. Aku gendong, lagian gak lama lagi juga nyampe." ucap Saka.

Vio akhirnya menaiki punggung Saka, ia mengalungkan kedua tangannya di leher Saka. Sedangkan Saka menahan berat tubuh Vio dengan kedua tangannya yang melingkar di kaki Vio.

"Ringan banget, kamu kurusan Vi," kata Saka tiba-tiba. Vio mengerucutkan bibirnya. "Daripada gendut, kalau aku gendut kamu gak bakalan bisa nahan berat badan aku."

Saka terkekeh, ia mulai berjalan. Vio mengamati ke sekitar hutan. "Gak bakalan ada macan yang terkam kita 'kan Saka?" tanyanya.

"Enggak, palingan singa doang. Gak papa lah," canda Saka.

"Saka ihh! Seriusan. Aku takut, gak mau mati muda," Vio menepuk pelan pipi Saka.

"Kalau kamu gak mau mati muda, terus kamu maunya mati tua, gitu?"

Vio memutar bola matanya malas. "Gak gitu juga, wehh."

Saka sedikit menoleh ke arah Vio guna melihat wajah cantik pacarnya itu. Setelahnya ia terkekeh, namun hati kecilnya merasa sedih. Apakah dirinya akan selalu mengingat wajah Vio?

Vio menyandarkan kepalanya di bahu Saka. Kemudian dia bersenandung kecil, "Saka, bahu kamu nyaman banget, aku suka." kata Vio. Ia semakin mengeratkan tangannya di leher Saka.

Saka tersenyum, "bahu ini cuman buat kamu Vi. Gak ada yang boleh bersandar kecuali kamu."

"Janji, ya."

"Iya, janji."

Saka menurunkan Vio saat sudah sampai di tujuan. Ia menggenggam tangan Vio, menuntunnya agar mengikuti kemana langkah Saka berjalan.

Vio menatap takjub ke arah depan, di sana indah sekali. Ada taman di tengah-tengah hutan?

"Astaga! Bagus bangett. Saka kamu nemu apa gimana nih?" seru Vio kagum. Ia melepas tangannya dari Saka, kemudian berlari ke arah taman tersebut.

Vio menaiki ayunan yang ada di sana, Saka menghampiri Vio lalu duduk di sebelah ayunan Vio. Di sana terdapat satu kursi panjang, dua ayunan dan bunga-bunga yang terjajar dengan rapi.

"Kamu suka?" tanya Saka, ia memperbaiki duduknya menjadi menghadap ke arah Vio. Vio mengangguk senang. "Suka bangett, kamu nemu?"

"Dikira barang nemu, ini aku yang buat. Khusus buat kamu," ujar Saka jujur. Benar, ini memang di buat hanya untuk Vio. Sebenarnya Saka membuat taman ini hanya sebagai kenang-kenangan nanti, jika Saka tidak ada, maka Vio akan selalu mengenangnya.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang