Part| 06

750 95 55
                                    

Note: saya publish cerita baru, Diana's Story.  Genre nya thriller-misteri, kalo kalian suka bisa baca, tapi baru prolog wkwk..

Satu lagi, yaelah saya gak inget hari. Padahal saya selalu belajar daring, tapi gak inget hari wkwk. Kemarin saya bilang Untuk Saka kamis ini gak bisa update, padahal kemarin itu hari rabu bukan kamis. Maklumin... XD

Happy Reading!♥

***


"Si Saka kenapa nunduk gitu?" tanya Samuel, ia duduk di sebelah Saka. Aine mengangkat bahunya tidak tahu, ia juga heran kenapa Saka menunduk seperti maling yang kepergok maling.

"Saka! Oyy, napa lu?" tanya Samuel lagi. Tetapi Saka malah semakin menunduk dan menutup telinga dengan kedua tangannya erat.

"Kesambet kali, tuh." celetuk Fara yang berdiri di samping Samuel. Samuel melotot ia berdiri di samping Saka lalu memegang kepalanya.

"Astagfirullah, saha maneh! Kaluar sia! Tong cicing di babaturan urang! Kaluar.. hush.. hush.."

Samuel memegang kepala Saka seraya menutup mata, dan bibirnya terus menerus bergumam tidak jelas. Persis seperti mbah dukun yang sedang mengobati pasien nya.

"Apaan, sih?!" ketus Saka sambil memegang tangan Samuel yang berada di kepalanya.

"Alhamdulillah," sahut Samuel dan Fara. Sedangkan Aine dan Rehan hanya memandang mereka dengan aneh.

"Lo di panggil dari tadi kagak nyaut-nyaut. Gue pikir lo ketempelan setan." seru Samuel lalu duduk lagi. Fara dan Rehan ikut duduk.

Posisinya: Saka sama Aine duduk berdampingan, Samuel dan Fara duduk berhadapan. Dan Rehan duduk di hadapan Aine.
Keadaan cafe cukup sepi. Hanya ada mereka dan dua orang di belakangnya.

"Gue pikir tadi Vio yang nepuk bahu gue." kata Saka, ia menopang dagunya. Fara mengerutkan kening.

"Emangnya kenapa kalau Vio? Ah.. lo gak mau ketauan Vio kalau lo selingkuh ya?!" Saka menggeleng.

"Gue gak selingkuh! Gue cuma takut Vio ngelarang gue sama Aine buat kerja kelompok." terang Saka, ia menghela nafas berat.

"Hahh!!??" seru semuanya terkecuali Rehan, yang notabennya adalah seorang pria dingin, ia hanya mendengarkan saja tidak ikut nimbrung.

"Pokoknya, kalian jangan kasih tau Vio kalo gue ada disini," pesan Saka, ia tidak mau Vio marah lagi.

"Sans aja, lagian gak ada kerjaan banget ngasih tau Vio soal begituan." ucap Samuel, ia menyeruput jus jeruk yang ada di depannya.

"Eh! Itu punya gue!!" Aine menepis tangan Samuel kasar. Sedangkan Samuel malah tersenyum mesem.

"Udah di minum belum tadi?" tanya Samuel menaik turunkan alisnya. Aine menggeleng pelan.

"Yah... Yaudah lo minum ini." Samuel menyodorkan minuman yang tadi ia minum ke arah Aine.

"Jorok! Bekas lo bau jigong," balas Aine mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Samuel.

"HAHAHAHAHA." Fara tertawa mengejek Samuel, sedangkan cowok ber-Hoodie hitam itu menekuk wajahnya.

"Ketawa lo parah banget dah, Ra. Kaya ketawa kunti," ejek Samuel.

Untuk Saka(Hiatus)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora