Chapter 27

1.3K 164 9
                                    

Naruto menatap bingung pada orang-orang yang sedang berkumpul di ruangannya itu, padahal Naruto berpikir kalau dia butuh ketenangan dulu, tapi begitu bangun dia malah melihat banyak orang,

"kenapa kalian ada disini?" tanya Naruto,

"ah, itu..."

"betul juga, aku tadi mau menemui Suke-niisan, tapi malah...."

"Naru, tenang dulu" Sasuke menepuk pundak Naruto, tentu saja Naruto terkejut, bukannya tadi Kakashi memberitahunya kalau Sasuke ada di rumah sakit, terus saat sampai di rumah sakit tadi, dia...., Naruto mencengkeram erat dadanya, kenapa harus rumah sakit?

"hah...hah...hah, to..tolong" nafas Naruto memburu lagi, tangan mungilnya meraih lengan baju Sasuke,

"Naru...? hey...." Sasuke panik sendiri, apalagi orang-orang yang ada disana juga,

"bukannya lebih baik kita panggil dokter?" ucap Obito, semua orang langsung menatapnya tajam,

'bodoh, jika dia bilang dokter seperti itu, Naruto tentu saja semakin yakin kalau dia ada dirumah sakit!!' pikir mereka semua, min. Kakashi yang hanya tersenyum dan Sakura yang memanggil dokter Kabuto diam-diam,

"do...dokter?" ingatan-ingatan buruk masa lalu Naruto mulai berputar lagi, semua yang sudah dia buang dan lupakan kembali lagi, kalau seperti ini,...dia tidak tahan lagi, Naruto mencengkeram lebih erat dadanya, dia ingin apapun untuk mengalihkan pikirannya sekarang, mungkin dengan melukai dirinya sendiri....dia bisa mengalihkan pikiran buruk ini, tatapan Naruto berubah menjadi tatapan kosong tak beremosi, tangan mungilnya meraih pisau yang diselipkan Kakashi dia celananya,

Berpasang-pasang mata itu melebar, mereka tak sempat menghentikan Naruto yang menusuk tangannya sendiri secara berulang-ulang,

"AAARRRGGGHHHH!!!!" Naruto melampiaskan rasa sakitnya dengan melukai dirinya sendiri, seperti ini lebih baik daripada harus mengingat ingatan yang lebih menyakitkan itu, darah merah dan kental mengalir darah di tangan kiri Naruto, meski begitu Naruto tidak menghentikan aksi gilanya ini,

"NARUTOO!!!" teriakan namanya itu yang terakhir Naruto dengar, setelah itu tiba-tiba semuanya menjadi hitam, gelap, dan dingin.

~×÷Flashback÷×~

Sudah hampir seminggu lewat sejak dia pergi dari Mansion Namikaze dan tinggal dengan Nagato di rumah minimalisnya, sejak kejadian itu pula, Naruto menjadi sangat pendiam, bahkan setiap orang bertanya padanya Naruto hanya menetap orang itu, sampai akhirnya orang itu pergi sendiri, Nagato ingin menasehati Naruto agar lebih terbuka, tapi siapalah dirinya (tentu sepupunya, kan?) ini, 

"Naru-chan" panggil Nagato lembut, Naruto menoleh menatap Nagato, meski Naruto sedikit menanggapi setiap dipanggil ataupun disuruh untuk makan dan sebagainya, tapi tidak sepenuhnya mental Naruto menanggapi,

"apa kau ingin makan sesuatu atau jalan-jalan?" Nagato mengusap rambut Naruto, anak yang masih berusia 5 tahun itu menggeleng lemah,

"baiklah, kau ingin masuk atau masih ingin disini" Naruto hanya diam, Nagato mengerti dan hanya mengusap rambut Naruto dan pergi,

"disini saja, ya? jangan jauh-jauh" Naruto hanya diam, dia lalu menoleh menatap rubah yang merupakan hadiah dari seorang manusia ular bernama Orochimaru,

"Ku...ra...ma" ucap Naruto, rubah itu mendengkur halus dan melompat ke pangkuan Naruto, tangan Naruto reflek mengelus bulu-bulu halus Kurama,

"ma....nis" diam-diam ternyata para anggota Akatsuki juga trio ketua itu mengamati Naruto yang mengelus rubah oranye itu,

"kenapa Naru-chan itu manis sekali" gemas Deidara dan Sasori, anggota lainnya hanya menatapnya sambil bersemu karena tingkat keimutan Naruto yang sangat tinggi,

WOUND✓Where stories live. Discover now