Chapter 18

1.6K 190 3
                                    

"...na~ na~ na~...." Naruto bersenandung kecil di depan halte sekolahnya, dia juga memainkan kaki kecilnya untuk menghilangkan rasa bosannya,

"Lama~ Sekali~.." Naruto membuka ranselnya dan mengeluarkan sebuah video game,

"Tidak ada yang melarangku" bocah ini tersenyum licik dan mulai memainkan video game miliknya, hampir 30 menit dia bermain dan orang yang menjemputnya belum datang juga,

"Apa mereka sedang sibuk semua?" Kaki kecil itu melompat turun, dia mulai melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya, tanpa disadarinya ada seseorang yang sedang mengikutinya,

GREB!!

Tangan besar itu langsung membungkam Naruto, perlahan kesadarannya mulai menghilang, hanya kegelapan yang tersisa sekarang.

~ו••×~

Nagato masih fokus mengetik di komputernya, banyak sekali dokumen yang harus dikerjakannya, bisa-bisanya ayah tuannya itu menyuruh melakukan hal merepotkan seperti ini, apa dia tidak biasa menyuruh bawahan lainnya, memang benar pilihan Nagato untuk tidak ikut masalah perusaahan seperti sebelumnya, sekarang dia menyesal,

"KAPAN INI SELESAI!!" Teriak kesal Nagato, harusnya sekarang dia,...tunggu, ada yang terlupakan, tapi apa? Rasanya rumahnya sangat sepi, tidak seperti biasa,

"Yahiko" Yahiko yang sedang tiduran di sofa langsung terbangun, kalau sampai Nagato memangilnya hanya untuk menyuruh mengantikan mengerjakan dokumen, awas saja,

"Ya, ada apa?" Tanya Yahiko sedikit kesal,

"Apa Naru sudah pulang? Seharusnya dia sudah pulang sejak 2 jam yang lalu, kan?" Yahiko langsung terdiam, betul juga, seharusnya dari 2 jam yang lalu bocah itu pulang, tapi kenapa dia belum ada dirumah? Si kembar Zetsu sedang ke kediaman Otsutsuki untuk menemui ibu mereka, Deidara dan Sasori pergi ke Sunagakure untuk melakukan sebuah 'pekerjaan', Hidan dan Kakuzu ada tugas interogasi, Konan harus ke Amegakure markas pusat, Nagato mengerjakan dokumen dan dia yang sedari tadi hanya tiduran, kalau bocah Uchiha itu menjemputnya, dia akan memberi kabar atau bicara dengan Nagato dulu,

"Yahiko!" Yahiko menatap Nagato,

"Sepertinya dia masih disekolah, tapi coba kau hubungi bocah Uchiha itu" Nagato mengangguk dan meraih ponselnya,

"Ada apa! Aku sedang sibuk!" Terdengar suara kesal dan jengkel dari arah sana,

"Apa kau menjemput Naru?"

"Tidak, 'kan sudah kubilang kalau aku sibuk! Memangnya kenapa?"

"Dia belum pulang sampai sekarang"

"Bukannya dia sudah pulang sejak 2 jam yang lalu, kalian ini hanya seorang anak kecil saja, apa salahnya...."

Tut Tut Tut

Nagato langsung memutuskan telponnya, bocah Uchiha itu jika menyangkut Naruto langsung hilang sifat Uchiha nya dan mulai banyak bicara,

"Yahiko, hubungi Konan dan semua anggota, cari Naruto sampai ketemu!" Perintah tegas Nagato,

"Tu....tunggu, kenapa tiba-tiba..."

"Aku punya firasat buruk soal ini, cepat hubungi mereka semua!" Nagato langsung mendorong Yahiko keluar ruangannya, kalau sampai terjadi sesuatu dengan Naruto, Nagato tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.

~ו••×~

Mata blue sapphire itu terbuka, semua yang dilihatnya nampak kabur, kepalanya sangat pusing, sepertinya dia terkena obat bius atau semacamnya, orang brengsek mana yang berani-beraninya melakukan ini pada yang mulia pangeran Uzumaki ini,

"Kau sudah bangun, bocah?" Naruto mengangkat kepalanya, dilihatnya seorang kakek tua dengan sebelah mata diperban dan tangan kanannya yang dibopong,

"Kau..." Geram Naruto, dia langsung ingin berlari ke arah Danzo, tapi,...kedua tangan dan kakinya dirantai,

"HAHAHAHA, Ternyata kau hanyalah bocah lemah biasa, sekarang kau tidak bisa apa-apa, anak muda" tawa Danzo mengema di ruangan gelap itu,

"Cih, tunggu saja sampai tangan dan kakiku terlepas, kita lihat siapa yang akan tertawa nantinya" Naruto menyeringai kejam,

"Anak sepertimu,..." Danzo dan Naruto saling menatap tajam,

"Kita tunggu, apakah bisa orang-orang mu menemukanmu dalam keadaan hidup selama 5 jam kedepan, jika tidak kau akan mati dalam waktu itu" Danzo berbalik pergi, tatapan Naruto masih menyiratkan kebencian,

"Kita lihat saja nanti..." Seringai kejam itu muncul di bibir Naruto, rasanya Naruto yang sering tersenyum girang itu lenyap saat masuk kedalam tempat ini.

~ו••×~

Sasuke diam, lagi-lagi dia tidak bisa melindungi Naruto, rasanya sangat kesal melihat itu terjadi, andai dia bisa sedikit cepat mengerjakan hukuman dari kakek busuknya itu,

"Sial!" Sasuke memukul tembok disampingnya, tanpa dia sadari ternyata ada Itachi disamping tembok itu, tentu saja Itachi langsung gemetar ketakutan, dia tidak tahu kalau adiknya yang waktu kecil manis dan imut, sekarang berubah menjadi balok es berjalan dan sifatnya jadi kasar,

"Sa...suke"

"Ternyata kau ada disana, aku tidak tahu" Sasuke langsung pergi begitu saja, membiarkan Itachi yang masih syok berat itu,

"Sabar,...kau harus sabar Itachi" Shisui menepuk-nepuk bahu Itachi untuk menenangkannya,

"Lagian,..kenapa kau tidak ikut mencari Naruto, juga?"

"Aku mau, tapi para Akatsuki itu menatap tajam padaku, jadinya aku tidak berani, ini urusan antar para penjahat, jadi polisi tidak bisa ikut campur" Shisui tersenyum,

"Akan ku gunakan popularitas ku untuk membantu mencari Naruto"

"JANGAN!" teriak Itachi dan Shisui, apa Obito ini bodoh? Bisa-bisa para penjahat yang menangkap Naruto memindah lokasi mereka, kalau tidak, bisa saja mereka langsung membunuh Naruto dan membuangnya ke hutan, menjadi makanan binatang buas dan lain sebagainya,

"Iya-iya, lagian aku juga tahu akibatnya, kok!"

.
.
.
.
.
.
꧁༺[j̲̲̅̅α̲̲̅̅и̲̲̅̅g̲̲̅̅α̲̲̅̅и̲̲̅̅ ̲̲̅̅l̲̲̅̅υ̲̲̅̅ρ̲̲̅̅α̲̲̅̅ ̲̲̅̅т̲̲̅̅є̲̲̅̅k̲̲̅̅α̲̲̅̅и̲̲̅̅ ̲̅]༻꧂

🌟🌟

Selamat Membaca 😜😁

WOUND✓Where stories live. Discover now