Chapter 5

2.5K 241 15
                                    

Seperti biasa, Naruto akan pergi ke sekolah dan diantar oleh Nagato atau Yahiko, tapi kali ini,

"Aku yang akan mengantarnya" seorang tuan muda Uchiha itu tiba-tiba muncul dan ingin mengantar Naruto ke sekolah,

"Suke-niisan!" Naruto yang baru datang sambil menggendong tas sekolahnya, dia menatap Sasuke dengan mata berbinar-binar,

"Ohayo Naru? Mau berangkat sekolah denganku?" Sasuke tersenyum lembut dan mengusap rambut Naruto,

"Waaah, benarkah?" Sasuke mengangguk, Naruto lalu menatap trio pemimpin Akatsuki dengan puppy eyes nya,

"Pergi sana, tapi kau Uchiha! Jika sampai terjadi sesuatu dengan Naruto, kupastikan seluruh keluargamu musnah!" Naruto hanya tersenyum lebar dan Sasuke yang mengangguk faham,

"Aku pergi dulu, ya" Sasuke lalu mengantarkan Naruto ke sekolahnya,

Dalam perjalanan,

"Apa kau ingat denganku?" Tanya Sasuke yang fokus menyetir,

"Kau kau Suke-niisan" jawab Naruto,

"Bukan, kau tahu diriku yang lain kan? Uchiha....Naruto" Sasuke melihat keterkejutan Naruto saat dia memanggilnya dengan nama Uchiha,

"Apa maksudnya? Aku ini Uzumaki Naruto, bukan Uchiha!" Naruto mengerutkan keningnya,

"Begitu, ya? Kau tidak ingat ternyata" Sasuke tersenyum tipis, ada kesedihan di sorot matanya,

"Tapi,...aku sering memimpikan hal aneh, tentang monster, cakra, kebencian, dendam, dan lainnya, juga seseorang yang mati,...tapi aku tidak bisa melihat wajahnya, dia juga memanggilku dengan lembut" Sasuke menoleh menatap Naruto, memastikan kalau yang dikatakan anak itu adalah benar dan bukan suatu kebohongan,

Sebenarnya Sasuke sempat berpikir, Naruto yang membuat jurus itu, dia yang mengaktifkannya, Sasuke ingat semua kejadian di kehidupan sebelumnya, tapi kenapa Naruto tidak? Apa sedang proses atau memang ingatan Naruto sengaja dihilangkan agar dia tidak punya penyesalan,

"Tenang saja, apapun yang terjadi aku dipihakmu, selalu" Sasuke tersenyum lebar dan mengacak pirang Naruto,

"Hehehe, jika aku beri tahu aku adalah seorang yang sedikit,...tidak biasa...bagaimana?"

"Tidak apa, itu memang Naruto yabg kukenal" Sasuke menghentikan mobilnya,

"Sudah sampai, aku akan menjemputmu nanti dan aku akan mengajakmu jalan-jalan"

"Ya, arigato" Naruto keluar dari mobil dan berlari kecil menuju ke sekolahnya,

"Aku akan melindungimu, Naruto!" Sasuke menatap serius Naruto dan melajukan mobilnya, dia menuju ke sekolahnya sekarang.

Menma menatap Naruto yang diantar oleh seorang yang tidak diketahuinya, biasanya dia akan diantar oleh adik ibunya, yaitu Nagato atau temannya Yahiko,

"Siapa dia!?" Geram Menma, Naruto semakin hari semakin banyak yang memperhatikannya, dia menarik semua orang mendekat padanya melalui aura yang dipancarkannya,

"Ada apa Menma-kun?" Tanya seorang teman Menma,

"Tidak, bukan apa-apa, kok" Menma menatap temannya itu dan tersenyum, seakan dia memang tidak memiliki masalah,

"Oh, sensei akan segera datang, ayo kita ke kelas sekarang" Menma mengangguk dan mengikuti temannya itu.

Di kediaman para Uchiha, terlihat tuan muda pertama, yaitu Uchiha Obito sedang beradu tatap dengan tuan besar, Uchiha Madara,

"Uchiha Obito!"

"Ya?" Obito sedikit tersenyum membalas panggilan Madara,

"Apa kau tau kenapa aku menyuruhmu menghadap padaku?"

"Tentu saja, pasti yang mulia tahu kalau hamba membuat kesalahan" Obito mulai dengan drama nya,

"Jangan mulai lagi Obito!" Obito langsung begidik ngeri, kakek Madara memang tidak bisa dilawan sembarangan,

"Ya, maafkan aku, memangnya aku tidak boleh melakukan apa yang kusukai? Bukannya semua Uchiha punya hak untuk memilih apa yang ingin dilakukan, kenapa aku tidak!?" Obito menatap langsung mata tajam Madara,

"Itu memang benar, tapi...." Madara menatap ke arah tv yang menyala,

".....apa seorang Uchiha harus menjadi idol seperti itu, kau bisa menjadi pembisnis, pengusaha, manajer, atau mungkin direktur, jika bisa kau menjadi seorang CEO!" Madara benar-benar harus menyiapkan kesabaran extra kalau menghadapi tuan muda pertama Uchiha ini,

"Bukannya masih ada Shisui atau Itachi, Sasuke bahkan juga memiliki potensi yang baik" Obito menyilangkan kakinya, sikap sopan ala Uchiha miliknya sudah hilang,

"Kau ini benar-benar...." Madara sudah greget sendiri,

"Shisui sangat berbakat di kepolisian, Itachi dia memang sudah mulai mengambil alih kantor cabang, kalau Sasuke...."

BRAAAKK!!

"Jangan bawa-bawa namaku!" Sasuke datang dengan menendang pintu dan memotong omongan Madara,

"Oy, Sasuke! Kau tidak sekolah?" Teriak Obito,

"Aku sedang malas, bangunkan aku pukul 12, aku mau menjemput Naru"

"Kau bilang Naru? Aku juga ikut! Aku sangat merindukan pipi tembamnya!" Obito menatap Sasuke penuh semangat,

"Hn" Sasuke langsung melangkahkan kakinya ke kamar, sedang Obito meraih jaketnya dan berlari ke kamarnya yang ada di lantai atas,

Madara hanya diam menatap kelakuan cucu sulung dan bungsunya, apa mereka tidak menghargainya? Itu sebuah penghinaan terbesar Madara, tidak dihargai cucu sendiri.

.
.
.
.
.
.
.
꧁༺[j̲̲̅̅α̲̲̅̅и̲̲̅̅g̲̲̅̅α̲̲̅̅и̲̲̅̅ ̲̲̅̅l̲̲̅̅υ̲̲̅̅ρ̲̲̅̅α̲̲̅̅ ̲̲̅̅т̲̲̅̅є̲̲̅̅k̲̲̅̅α̲̲̅̅и̲̲̅̅ ̲̅]༻꧂

🌟🌟

Selamat membaca, semoga pembaca suka, author banyak tugas, beneran, guru author cerewet banget, kesel jadinya,(curhat)

Okey abaikan,

Happy Reading 😊
Moga suka ya😁😜

WOUND✓Where stories live. Discover now