Ch. 167 - Sekelompok Rank A Party

177 56 0
                                    


Ketua itu kembali duduk di kursinya sambil memijat matanya, kali ini bukan karena sakit kepala. Pikirannya mulai menjadi lebih jernih dan dia bisa mengolah informasi yang diterimanya, terutama satu informasi terakhir yang baru saja masuk.

"Pertarungan yang terundur semalam itu akhirnya selesai, dan dua junior jenius kita baru saja meninggalkan kota Herbafront...?"

"Ya, sepertinya mereka sedang berlari ke arah kota terdekat dari sana"

Pertama-tama, sebelumnya mereka masih belum yakin apakah dua pemuda yang bertarung dengan menggunakan tombak adalah seseorang yang mereka kenal. Tetapi setelah mendengar cerita tentang petir yang keluar dari ujung tombak pemuda berambut pirang itu dan pemuda berambut hitam yang bisa mengimbangi kecepatan pembersihan Beastnya, mereka menyadari dua pemuda itu tidak lain adalah dua juara turnamen junior akademi mereka.

'Pangeran Petir' Roland Azure dan 'Pemuda Misterius' Leinn Springleaf.

"Baiklah"

Ketua itu meletakkan telapak tangannya di atas meja di depannya dan mulai mengetuknya beberapa kali mengikuti sebuah irama pelan. Beberapa kemungkinan mulai berputar di kepalanya dan akhirnya, hanya tersisa satu yang paling masuk akal.

"Mereka semua... adalah satu kelompok?"

"...ah"

Perkataan ketua di depannya itu membuatnya tersadar akan kemungkinan itu, mengingat hubungan antara beberapa individu diantara mereka itu.

Ketua itu sendiri sudah mulai berpikir lagi setelah menyadari itu, karena dari kemampuan yang kelompok baru itu tunjukkan, banyak kemungkinan yang sebelumnya tidak ada menjadi mulai bermunculan.

"Baiklah"

Sekarang jalan baru mulai terbuka satu per satu, di tengah situasi buntu mereka saat ini.

...

Sekelompok orang dapat terlihat sedang berdiri di tengah padang rumput sambil membawa berbagai jenis senjata yang memancarkan tekanan kuat, di posisi yang cukup jauh dari dinding kota yang sedang mereka punggungi. Mereka terlihat berusaha tidak menurunkan kewaspadaan mereka yang telah memuncak saat ini, seperti tidak ingin melewatkan sedikitpun-

"Ini benar-benar membosankan"

Suara dengan nada bosan keluar dari mulut seorang pemuda berambut hijau tua diantara mereka, yang terlihat sama sekali tidak memedulikan suasana tegang yang sedang ada di sekitarnya.

Beberapa orang lain terlihat menoleh sesaat dengan ekspresi lelah dan hanya disambut dengan pemandangan seorang pemuda yang sedang bermain lempar-tangkap sendiri dengan 6 pisau panjang miliknya, terlihat sedang berusaha menghibur dirinya sendiri.

Itu adalah pemandangan yang cukup hebat dan orang-orang mungkin akan cukup kagum ketika melihatnya saat ini, jika bukan karena seekor gajah yang sedang menatap mereka dari kejauhan.

"Hentikanlah itu!"

Seorang gadis berambut biru panjang yang sedang membawa sebuah buku tebal besar sudah berdiri di belakang pemuda itu dan mulai memarahinya, gerakannya yang sangat mulus itu seperti menandakan ini bukanlah pertama kalinya dia melakukan itu.

"Ampun, dewi!"

Pemuda itu langsung menangkap pisaunya dengan cepat dan menyarungkan kembali semuanya di pinggang dan pahanya dalam beberapa gerakan mulus.

"Siapanya dewi?! Sudah kubilang berulang kali untuk tidak memanggilku seperti itu!"

Orang-orang yang sebelumnya terlihat lelah menjadi memasang ekspresi lebih canggung ketika melihat pertukaran itu, seperti sedang melihat sesuatu yang seharusnya tidak mereka lihat.

Returning Humanity : Menyangkal Takdir KehancuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang