Ch. 165 - Laporan Situasi Gelombang Kedua

183 53 0
                                    


"Hah..."

Pemuda berseragam itu menjatuhkan dirinya ke kursi di belakangnya sambil menghela nafas lelah, dengan rasa sakit kepalanya yang terus bertambah parah beberapa hari terakhir.

Dia mulai memijat matanya selama beberapa saat sebelum memerhatikan pemuda yang sedang meletakkan bidak-bidak di tangannya kembali ke atas peta di posisi mereka sebelumnya.

Peta itu akhirnya kembali terisi oleh bidak rumah kecil yang menggambarkan desa, bidak rumah dengan dinding melingkar di sekitarnya yang menggambarkan kota, dan satu bidak kelompok rumah-rumah yang dikelilingi lingkaran besar yang menggambarkan Kota Aldebaran.

Di dekat bidak kota Aldebaran itu dapat terlihat bidak kepala monster besar dengan huruf A yang jelas di tengahnya, yang bersebelahan dengan sebuah bidak Hunter dengan huruf A di tengahnya dan angka '4' di atasnya.

Tidak jauh dari gambar itu adalah bidak kepala monster yang lebih kecil dengan huruf B di tengahnya, yang mengeluarkan deretan angka '5.000' di atasnya. Sepuluh bidak pion dengan huruf B di tengahnya dapat terlihat mengelilingi bidak Rank B Beast itu, dengan angka '10' di atas masing-masing bidak itu.

Satu bidak Hunter dengan huruf A dapat terlihat berdiri sendiri di antara dua kelompok itu, seperti memisahkan mereka berdua.

"Bagaimana..."

Inilah situasi Misi Skala Besar saat ini, dengan pihak manusia memiliki 100 Rank B Party dan 5 Rank A Party. Sedangkan pihak Beast memiliki 5.000 Rank B Beast dan 1 Rank A Beast.

Perbedaan jumlah Rank B yang sangat tinggi itu seharusnya tidak ada artinya setelah melihat jumlah Rank A Hunter yang ada di pihak mereka. Ini karena dengan begitu banyak Rank B Hunter bersama Contracted Beast mereka yang memberi bantuan dari belakang, lima Rank A Party seharusnya bisa membersihkan 5.000 Rank B Beast dalam kurang dari 1 jam.

Tetapi kenyataannya adalah situasi mereka saat ini telah berakhir dengan jalan buntu, karena 1 Rank A Beast yang ada di pihak lawan itu adalah seekor Disaster Beast.

Tangan pemuda yang sedang duduk itu menyentuh bidak Beast besar itu sambil mengingat apa yang dia lihat beberapa hari sebelumnya, ketika Disaster Beast itu tiba-tiba muncul dan hampir mencapai dinding kota Aldebaran.

"...bagaimana...."

Rank A+ Disaster Beast Elemen Tanah dan Air dari ras Hill Elephant, Altus Belua. Selain tingginya yang sampai melewati 90 meter, Beast ini juga sudah mencapai tingkat kekuatan Rank A Puncak yang merupakan batas terakhir yang bisa dicapai Beast maupun Hunter manapun. Batas yang hampir tidak mungkin bisa dilewati Beast liar tanpa menghabiskan seumur hidupnya mengumpulkan tenaga dengan segala cara.

Dan makhluk seperti itu sekarang sedang berdiri kurang dari 10 kilometer dari dinding kota Aldebaran, dengan 4 Rank A Party yang memisahkan dan tidak melepaskan perhatian mereka darinya.

Disaster Beast itu telah memilih untuk menunggu kesempatan berikutnya, karena salah satu dari empat Rank A Party itu ternyata bisa memberikan serangan yang bisa melukainya jika dia berani memusatkan perhatiannya untuk menyerang kota di belakang mereka saja.

Ini juga menyebabkan 5.000 Rank B Beast yang sebelumnya berniat menyerang kota itu langsung berhenti bergerak, memilih untuk menunggu bersamanya.

Beberapa hal yang terjadi itu akhirnya mereka sampai di situasi ini, dimana mereka hanya bisa menunggu juga.

"...bagaimana..."

Tangan pemuda itu mulai bergerak ke arah 8 bidak Beast yang ada cukup jauh dari tempat bidak mereka berada saat ini, dengan anak panah yang menunjukkan gerakan mereka dari tempat mereka saat ini ke arah 8 bidak kota di kejauhan.

Masing-masing dari 8 bidak itu memiliki angka yang dari 500 sampai 2.000 dengan satu bidak yang paling depan memiliki angka '5.000' di atasnya. Ini adalah Beast gelombang kedua yang terlambat mereka hentikan, yang terdiri dari banyak Rank C Beast dan sebagian kecil Rank B Beast.

Inilah yang menjadi beban pikiran pemuda yang merupakan ketua Party Rank A yang bertugas untuk menjaga agar 5.000 Beast itu tidak menyebar dan menyerang kota lain atau membantu Disaster Beast itu. Dia baru saja menerima pesan bahwa 8 kelompok Beast itu memang bergerak ke arah 8 kota yang baru saja menerima gelombang pertama beberapa waktu yang lalu.

Orang biasa pun bisa melihat bahwa hal ini tidak akan berakhir dengan baik.

"..."

Ketua itu akhirnya menyadari bahwa kelompok Beast itu mengincar 8 kota itu untuk mendapatkan makanan, karena beberapa minggu terakhir mereka terus kalah dan hanya bisa memakan tubuh Beast lain yang terbunuh dalam perjalanan mereka.

Itu menandakan situasi buntu saat ini juga tidak akan bertahan lama.

Rank A Disaster Beast yang sudah tidak memerlukan makanan untuk bertahan hidup adalah satu hal, tetapi Rank B Beast hanya akan bisa menahan lapar sedikit lebih lama di tempat yang tidak kaya dengan Mana seperti padang rumput ini dibandingkan Rank C Beast lain. Ini berarti mereka pada akhirnya akan harus melawan 5.000 Rank B Beast yang menjadi lebih ganas karena rasa lapar mereka.

Situasi yang menjadi semakin berbahaya setiap menit yang berlalu, sedangkan bantuan dari kota Blazing Sun masih belum selesai terbentuk.

"Ketua..."

Pemuda yang baru selesai meletakkan bidak terakhirnya itu melihat Ketua di depannya, lalu menoleh ke arah Linker Biru di atas meja itu juga. Dia juga sudah tahu dari reaksi yang ditunjukkan ketuanya itu, situasi saat ini telah menjadi lebih buruk.

Tetapi dia tidak menyangka Linker yang baru saja menerima pesan beberapa saat yang lalu itu, secara tiba-tiba...

Ding!

Menyala lagi.

"...hm?"

Ketua itu membuka matanya setelah mendengar suara itu dan menoleh ke arah Linker miliknya dan menunjukkan ekspresi bingung, karena jeda antara pesan yang terlalu pendek itu bukanlah hal yang biasa.

"Apa lagi..."

Dia mengambil Linker itu dari atas meja, kemudian membuka dan mulai membaca pesan yang baru saja dia terima.

"...ketua?"

Pemuda di sampingnya bisa melihat ekspresi kesal di wajah ketuanya itu perlahan-lahan mulai berubah menjadi ekspresi bingung, lalu tidak percaya, dan akhirnya menjadi serius.

Ketua itu tidak mengatakan apa-apa selama beberapa saat dan hanya meletakkan kembali Linker miliknya ke atas meja, lalu memejamkan matanya saja.

Beberapa detik berlalu dan akhirnya ketua itu membuka matanya dan menatap pemuda di sampingnya.

"Kumpulkan yang lain"

...

Dinding kota Herbafront, yang terlihat sedang ramai dengan orang-orang yang mengangkat dan membersihkan tubuh-tubuh Beast yang berserakan dimana-mana.

"Hm?"

Di salah satu sisi dinding yang sudah dibersihkan itu adalah Leinn, yang telah berbicara dengan Barnum selama beberapa saat sebelum dia menoleh ke satu arah lain secara tiba-tiba.

"Ada apa...?"

Barnum yang melihat ke arah yang sama tidak bisa menemukan apapun yang ganjil pada pemandangan yang sedang dia lihat, tetapi dia mengetahui ada yang salah setelah melihat ekspresi serius milik pemuda di depannya itu.

Ini mengingatkannya dengan apa yang terjadi di malam sebelumnya-

"...ah!"

Leinn hanya mempertahankan itu selama beberapa detik sebelum menunjukkan ekspresi seperti dia telah menyadari sesuatu. Sebuah senyuman muncul di wajahnya dan dia mulai melambaikan tangannya dengan cukup bersemangat.

Sebelum Barnum bisa lanjut bertanya, Leinn sudah kembali menatapnya sambil menunjuk ke arah yang baru saja dia lambaikan tangannya.

"Haha, dia menunjukkan ekspresi yang menarik"

"..."

Barnum melihat sekali lagi ke arah sana dan tentu saja, dia tidak bisa menemukan seorang pun yang sedang Leinn maksud itu.

"Oke...?"

Returning Humanity : Menyangkal Takdir KehancuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang