Ch. 11 - Api Putih

446 132 0
                                    


Leinn hanya perlu menoleh ke sekitarnya sekali untuk menemukan beberapa Giant Tarantula yang sudah hampir mencapai tempat mereka berdiri saat ini dari berbagai arah.

Alasan mereka datang, untuk membantu pertarungan induk mereka, tidak lah penting. Mereka tetap akan menyerang siapapun yang mereka anggap sebagai musuh tanpa ampun, yang akan membahayakan tiga orang sekarat di dekatnya.

"Ini belum aman"

Leinn juga akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melihat wajah pengawas yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi dua calon murid itu.

Rambut pendek berwarna coklat dengan bentuk duri dan tatapan mata yang tajam, dengan wajahnya menghasilkan pemuda yang terlihat garang. Seluruh tubuhnya juga telah dipenuhi luka dengan berbagai ukuran, bersama wajahnya yang sudah tertutupi oleh darahnya sendiri.

Di depannya terbaring apa yang terlihat seperti sebuah boneka tanah liat setinggi 30 sentimeter, dengan kain hijau yang menutupi sebagian besar tubuhnya. Lalu di belakangnya, adalah dua pemuda yang terbaring tidak sadarkan diri dengan ekspresi kesakitan di wajah mereka.

"Kita masih harus lari dari sini" lanjutnya dengan nada biasa.

Leinn melihat ke arah pertarungan di kejauhan, dimana Wolf Beast itu meluncurkan beberapa serangan beruntun, dan Broodmother yang mulai melarikan diri sambil menggunakan anak-anaknya sebagai tameng.

Menyadari ini adalah kesempatan yang sempurna, Leinn kembali menatap wajah pengawas di depannya.

"Apa kau bisa berlari?"

"M-maaf..."

Pengawas itu menyadari bahwa jangankan berlari, dia sudah tidak bisa menyalurkan tenaga ke kakinya untuk sekedar berdiri. Dia masih mencoba beberapa kali sebelum akhirnya dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan lemah.

Dan Leinn yang melihat itu, terlihat mulai berpikir sejenak.

"Bawalah mereka berdua, aku bisa bertahan disini sendiri sampai bantuan datang" ucap pengawas itu sambil tersenyum lemah.

Bham

Leinn tiba-tiba membiarkan tas besarnya jatuh ke tanah, kemudian meraih dan menarik keluar dua tali panjang dari dalamnya. Dia memeriksa kekuataan tali itu beberapa kali lalu menganggukkan kepalanya.

"A-apa yang sedang kau lakukan?"

Leinn tidak memberikan jawaban dan hanya memikul kembali tas besarnya. Dia kemudian mengambil langkah cepat ke dua pemuda yang terbaring lalu mengikat mereka menjadi satu dengan sangat cepat, dengan posisi memunggungi satu sama lain.

Dia kemudian meraih boneka tanah liat di dekatnya dan mulai mengikatkan tali yang tersisa di sekitar tubuhnya, menjadikannya seperti sebuah kalung.

"H-hey!" pengawas itu masih tidak mengerti apa yang sedang pemuda di depannya lakukan, tetapi keadaan tubuhnya tidak membiarkannya untuk menghentikannya.

Sebelum sang pengawas bisa berkata apa-apa lagi, Leinn sudah mengenakan boneka tanah liat itu di lehernya, memikul dua pemuda yang sudah terikat bersama di pundak kanannya, kemudian mengangkat dirinya di pundak kirinya.

"Jangan sampai lidahmu tergigit" ucap Leinn singkat.

"A-Apa maksudmu-Ua?!"

Pengawas itu mengeluarkan jeritan kuat setelah melihat tanah di bawahnya berubah menjadi buram, diikuti dengan penyadaran bahwa pemuda yang sedang memikulnya itu telah mulai berlari.

Taptaptaptap...

Kecepatan larian Leinn juga sama sekali tidak terhalau oleh beban tambahan yang dibawanya, menunjukkan kekuatan fisiknya yang luar biasa. Dia juga menggunakan pohon sebagai tumpuan yang membuatnya bisa bergerak di udara dengan cukup bebas, yang membiarkannya menghindari beberapa Giant Tarantula yang muncul untuk menghadang jalannya.

Returning Humanity : Menyangkal Takdir KehancuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang