Ch. 101 - Penjelasan Kelas dan Pertemuan Kedua

277 77 0
                                    


Pembicaraan antara murid dapat terdengar di sekitar ruangan besar yang sudah terisi oleh lebih dari seratus orang yang sudah duduk di deretan meja dan kursi yang menghadap ke tiga papan tulis hitam besar.

Mereka terlihat sedang melakukan diskusi tentang apa yang mereka temukan selama tujuh hari terakhir dari berbagai fasilitas akademi yang mereka kunjungi atau misi yang telah mereka selesaikan, sambil menunggu datangnya guru yang memanggil mereka semua kesini.

Ruangan yang seharusnya bisa menampung beberapa ratus murid sekaligus itu juga sedang terasa sedikit sempit saat ini, karena sebagian besar dari seratus lebih murid itu hanya duduk di satu sisi belakang dari semua kursi itu.

"Kapan... mulai..."

Alasannya adalah pemuda yang sedang mengeluarkan suara lemas sambil membaringkan kepalanya di atas meja panjang di depannya itu.

"...berhentilah merengek"

Suara dengan nada datar keluar dari pemuda yang duduk di depan pemuda lemas itu, yang sedang menoleh ke belakangnya.

"Sudah berapa jam....?"

"Ini belum ada sepuluh menit..."

Jawaban dari pertanyaannya itu datang dari gadis yang duduk di sampingnya, yang sedang menunjukkan ekspresi lelah.

"..."

Dan di depannya adalah seorang gadis yang hanya melihat ke depan, terlihat berusaha tidak menoleh ke sampingnya.

Ini adalah empat anggota yang paling terkenal di akademi saat ini, yang terlihat tidak memedulikan semua tempat duduk kosong di sekitar mereka.

"Bangunkan aku sa....at...zzz"

Leinn, pemuda berambut hitam yang sudah memejamkan matanya dan tertidur.

"Ya sudah..."

Aura, gadis berambut merah muda yang sudah berhenti memikirkan hal-hal aneh yang Leinn lakukan dan belajar menerimanya apa adanya.

"Hm..."

Roland, pemuda berambut pirang yang kembali menghadap ke depan sambil menunjukkan senyuman lembut yang tidak hilang sejak beberapa hari yang lalu.

"Ugh..."

Adeline, gadis berambut biru yang tidak sengaja menoleh dan melihat senyuman di wajah Roland itu lalu mulai menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan cepat.

Empat orang dengan pikiran mereka masing-masing kembali menunggu datangnya Profesor Isaac yang memanggil semua murid baru kesini.

Aura yang tidak memiliki apapun untuk dilakukan saat ini mulai mengingat hal-hal yang terjadi selama empat hari terakhir, tepatnya setelah dia dan Rufus berhasil menangkap Leinn.

"Hah..."

Helaan nafas lelah keluar setelah dia mengingat Leinn yang berhasil melarikan diri di malam itu juga dengan bantuan Clear, lalu menghilang begitu saja ke dalam kegelapan malam kota itu.

...lalu muncul kembali dengan wajah polos di siang hari berikutnya dan berencana membawa mereka untuk berkeliling di kota yang sudah selesai diperbaiki dan sedang mengadakan festival besar.

Menggunakan empat topeng yang dibawa oleh Leinn itu, mereka berempat akhirnya bisa menikmati berbagai jenis kedai baru dalam festival itu tanpa dikenali oleh penduduk kota yang melihat mereka.

Sebenarnya Aura masih sedikit gelisah karena waktunya yang bisa dipakai untuk mencari cara menyembuhkan mereka berdua itu terpakai untuk bersenang-senang seperti itu...

Returning Humanity : Menyangkal Takdir KehancuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang