Ch. 107 - Kejutan

245 70 1
                                    


Kelas Sihir pagi berjalan tanpa ada masalah yang besar.

Selain guru yang mengajar menjadi sangat gugup ketika melihat Aura dan Adeline duduk di meja paling depan, dengan Aura yang terus menatapnya dengan serius dan Adeline yang terlihat setengah tidur saat mendengarkannya.

Ini pertama kalinya dua hal yang bertolak belakang itu membuatnya merasakan perasaan gugup yang sama. Aura membuatnya takut untuk melakukan kesalahan dalam menjelaskan, dan Adeline membuatnya berpikir dia telah melakukan kesalahan itu.

Aura mendengarkan penjelasannya dengan serius karena inilah pertama kali dia mendengar teori sihir milik orang lain, dan itu memicu rasa penasarannya.

Sedangkan Adeline...

"Hoam..."

Dia terlihat seperti setengah tertidur bukan karena dia merasa bosan, melainkan karena dirinya memang sudah sangat mengantuk bahkan sebelum kelas dimulai. Bahkan setelah kelas selesaipun dia masih terlihat setengah sadar, hanya mengikuti kemana Aura berjalan.

Jadi mereka berdua terus berjalan dan melihat keadaan Adeline itu, Aura akhirnya mengisi waktu luangnya dengan mengingat kelas sebelumnya itu.

Kelas itu dimulai dengan guru yang langsung menyadari keberadaan mereka berdua di meja paling depan, lalu memberikan dua lembar kertas dengan gugup. Dia kemudian terdiam sesaat, lalu memberikan dua pasang kertas lagi yang ditariknya dari tas yang dibawanya.

Kertas pertama berisi judul buku-buku Teori Sihir dasar yang sudah pernah Aura baca bertahun-tahun yang lalu.

Dua kertas berikutnya adalah tentang Teori Sihir Menengah dan Teori Sihir Tinggi, yang juga sudah Aura baca selama masa itu.

"Hm..."

Aura akhirnya tidak memberitahukan itu pada guru yang sudah sangat gugup pada saat itu, dan memilih untuk menyimpan enam lembar kertas itu, melihat Adeline sudah seperti tidak menyadari sekitarnya.

Berikutnya adalah pembuka singkat tentang apa yang mereka pelajari sehari yang lalu, sebelum ke bagian yang akan dibahas dari salah satu buku Teori Sihir dasar di kertas sebelumnya.

Guru itu mulai menjelaskan singkat tentang empat elemen dasar yang membentuk dunia, yaitu api, angin, air, dan tanah.

Dilanjutkan dengan menyinggung beberapa Elemen Berbeda dan Elemen Langka, yang akan dibahas di masa depan.

Berikutnya adalah dimulainya pembahasan isi dari salah satu Buku Teori Sihir dasar yang membahas tentang cara membuat lingkaran sihir yang baik dan efisien.

Akhirnya kelas itu selesai setelah guru itu menyinggung topik yang lebih maju tentang teori ini yang akan dibahas di masa depan juga, yaitu Teori Sihir Berlapis dan Teori Sihir Berlipat.

Aura bisa merasakan pandangan dari banyak orang di belakangnya ketika guru itu berjalan pergi setelah meninggalkan kalimat perpisahan itu.

Mereka berdua langsung berjalan keluar dari sana dan menuju ke tempat yang sudah mereka rencanakan di pagi hari. Aura sesekali menoleh dan menemukan Adeline yang terlihat sangat kesulitan untuk mempertahankan mata terbuka.

"...Hm?"

Aura akhirnya melihat tempat tujuan mereka dan menemukan lapangan latihan terbuka yang seharusnya cukup ramai di waktu seperti ini ternyata sedang kosong, menyisakan dua pemuda yang terbaring kehabisan nafas di tengah tempat itu.

Adeline juga seperti tersadar ketika menyadari identitas salah satu pemuda itu, yang membuat semua rasa kantuknya lenyap begitu saja.

Mereka berdua juga menyadari pemuda berambut hitam di lantai itu sedang menoleh ke arah mereka, berhasil menyadari kedatangan mereka dari kejauhan.

"Yo!"

Leinn menyapa mereka dengan melambaikan tangannya, yang terlihat sedang bergetar hebat.

Roland di sampingnya juga menoleh dan langsung menunjukkan senyuman lebar ketika melihat Adeline di samping Aura itu.

Tetapi mereka tidak bergerak dari lantai itu.

...

"Hahaha...!"

Tawa lepas keluar dari Leinn yang baru keluar dari asrama mereka sambil diikuti oleh gorila putih kecil, dengan kaos hitamnya sebelumnya yang sudah berubah menjadi seragam akademi itu.

Menunggu di taman di dekat sana adalah tiga orang yang mengenakan seragam yang sama, bersama berbagai jenis Beast di sekitar mereka.

Roland, Adeline dan Aura, bersama Rufus, Clear, Elsa dan Twig. Ditambahkan dengan Leinn dan Basalt, kelompok ini sudah hampir sama dengan di waktu turnamen sebelumnya. Mereka berempat menemukan semua Beast itu selama perjalanan mereka untuk kembali ke asrama.

Twig terlihat sedang bermain bersama Clear di taman itu, terlihat menghabiskan waktu mereka bersama.

Rufus terlihat tidur di bawah salah satu pohon tidak jauh dari mereka, menikmati perasaan dingin dari Elsa yang berbaring di punggungnya.

Dan Leinn bertemu dengan Basalt yang sedang bersiap untuk mengunjungi Gym lagi dari kamarnya, tetapi berubah pikiran dan memilih untuk mengikutinya ke kelas berikutnya.

"Tunggu apa lagi? Ayo!"

Leinn mengucapkan itu dengan penuh semangat, seolah-olah dirinya bukanlah yang paling lama diantara mereka berempat dalam bersiap-siap.

Akhirnya mereka hanya bisa menggelengan kepala dan mengikuti langkahnya menuju kelas berikutnya.

Kelompok empat orang dan lima Beast seperti mereka ternyata sangat mengambil perhatian, padahal Basalt, Rufus dan Twig sudah mengecilkan tubuh mereka dengan Compress Gear.

Tetapi mereka terlihat tidak peduli dan terus berjalan, sampai Clear yang sedang hinggap di atas kepala Basalt tiba-tiba mengeluarkan tentakelnya dan mulai melambaikannya pada orang-orang itu.

"Kyuu!"

Lalu diikuti oleh Twig yang melihat itu kemudian menggunakan kepalanya untuk melambai pada mereka.

"Sssht...!"

Kemudian Elsa, yang lalu mendarat di atas Clear dan mulai melambaikan tangan kecilnya.

"...?"

Lalu Basalt yang melambaikan tangannya, secara biasa.

"Hoh"

Roland, Aura dan Azure hanya tersenyum kecil melihat itu, sampai ketika mereka melihat Leinn yang mulai melakukan hal yang sama dengan kedua tangannya.

"Heeey...! Hey!"

Sebagian besar penonton langsung memalingkan wajah dari kelompok itu untuk tidak bertemu pandangan dengannya, tetapi beberapa yang lain memberanikan diri dan mulai melambaiikan tangan mereka, yang kemudian mendapat balasan dari satu manusia dan empat Beast itu.

Tiga manusia dan satu Beast yang lain mulai mengambil jarak dari kelompok itu, berpura-pura seperti tidak mengenali pemuda berambut hitam itu.

Ini berlangsung sampai akhirnya mereka sampai di tempat kelas berikutnya, yang merupakan tempat yang baru saja mereka tinggalkan kurang dari dua jam yang lalu.

Lapangan latihan terbuka, yang merupakan tempat Kelas Bertarung mereka akan diadakan sebentar lagi. Dan tentu saja, lebih dari seratus murid dapat terlihat sudah berkumpul disini yang terlihat sedang menunggu kedatangan guru mereka.

Kalau melihat jadwal dua hari terakhir, Kelas ini adalah yang pertama akan melakukan pelajaran praktik secara langsung. Ini membuat sejumlah murid, junior maupun senior berkumpul disini.

Kelompok Leinn akhirnya mulai berjalan ke satu sisi dan mulai menunggu juga, dan kedatangan mereka sepertinya memicu banyak percakapan antara semua orang di sekitar mereka.

Leinn mulai menyapu pandangannya ke semua orang itu, lalu terlihat seperti mengingat sesuatu. Dia membalikkan badannya dan menghadap dua gadis yang sedang membicarakan beberapa Buku Teori Sihir yang akan mereka pinjam dari Perpustakaan.

"Oh ya, kalian akan bertemu dengan Hinata di kelas ini nanti"

Returning Humanity : Menyangkal Takdir KehancuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang