Ch. 38 - Sebuah Nama

Start from the beginning
                                    

"Ya... selain kita berdua, di perkemahan itu sekarang hanya ada tiga orang yang mengetahui informasi itu"

Leinn menoleh ke arah Aura sesaat lalu kembali berbaring di rumput, memejamkan matanya.

Aura terdiam sejenak, lalu melanjutkan menyisir Rufus di pangkuannya. Sensasi lembut di tangannya berhasil menenangkan hatinya yang gelisah.

...

Waktu terus berlalu, semakin banyak orang keluar dari dalam hutan dan beberapa bahkan terlihat cukup terluka tanpa membawa Beast di belakang mereka. Orang-orang ini hanya menoleh sejenak ketika melihat dua tenda yang berdiri sendiri di tengah padang rumput sebelum melanjutkan langkah mereka ke perkemahan.

"Ya, seperti itu"

Ketika Leinn merasa bosan berbaring di rumput, dia mulai berlatih lagi. Kali ini dia melakukan beberapa gerakan serangan dengan tangan kosong.

Basalt yang melihat ini menjadi tertarik dengan teknik Leinn dan memintanya untuk mengajarinya.

Bham

"Lebih cepat! Itu hanya menggunakan kekuatan lenganmu saja!"

Pertama Leinn menolak permintaannya itu. Dia menjelaskan tekniknya itu mengutamakan pertahanan dan membalikkan serangan lawan dengan teknik detil, tidak cocok dengan Basalt yang memiliki otot besar dan tenaga yang lebih besar lagi.

Tetapi setelah melihatnya mengeluarkan ekspresi murung, akhirnya Leinn mengajari salah satu teknik serangan tangan kosongnya.

Bham!

"Sedikit lagi! Kali ini putar tubuhmu sepenuhnya!"

Setelah melihat Basalt mempelajari teknik itu dengan cepat, dia juga menjadi lebih bersemangat dan berkonsentrasi penuh mengajarinya.

Beberapa orang dari perkemahan juga memperhatikan Gorilla Beast setinggi 80 sentimeter itu berdiri di depan batu karang setinggi 10 meter dan memukulnya berulang kali dengan telapak tangannya, mengeluarkan suara ledakan yang semakin keras pukulan demi pukulan.

Boom

"Sempurna! Kali ini dengan tenaga seluruh tubuhmu, teriakkanlah!"

Batu yang dihasilkan oleh sihir elemen tanah Basalt itu sudah memiliki beberapa cap telapak tangan di sekitarnya. Tanah tempat dia berpijak juga terlihat beberapa jejak hentakan kakinya, dengan kedalaman yang berbeda.

Serangan ini adalah teknik murni yang tidak memakai Mana sedikitpun, menggunakan seluruh tubuhnya dan menembakkan gelombang serangan dari telapak tangan yang menyentuh sasarannya. Pukulan terakhir dari Basalt bahkan menggeser batu karang itu sejauh 10 sentimeter.

Satu tarikan nafas tajam, hentakan kaki kanan keras, energi dari kakinya itu mengalir ke tubuh yang berputar cepat dan melipatgandakan energi itu.

"Hoooh!"

Energi itu mengalir ke lengan penuh ototnya dan dia lepaskan.

"Boom!"

Karena posisi serangan yang berasal dari bawah itu, batu karang itu akhirnya terpental ke udara sejauh dua meter karena dorongan ke atasnya. Retakan besar menyebar dari lubang berbentuk telapak tangan itu dan menyelimuti seluruh tubuh karang setinggi 10 meter itu.

Leinn menganggukkan kepalanya dengan puas melihat ini.

"Bagus"

"Hoh?"

Boom!

Batu itu mendarat setelah melayang sejauh 5 meter, kemudian pecah berkeping-keping dan menyebarkan debut tebal ke sekitarnya.

Basalt hanya menatap telapak tangan kanannya, menyadari dirinya telah bertambah kuat. Kekuatan besarnya telah berhasil dia lipat-gandakan dengan teknik yang dia terima. Dia menghadap Leinn dan menundukkan kepalanya, menunjukkan rasa terima kasihnya.

"Hoh!"

"Tidak perlu kau pikirkan, kau menguasainya dengan kemampuanmu sendiri"

Leinn menyadari potensi Basalt yang bahkan dirinya sendiri belum sadari. Menguasai Telapak Pembalik Gunung kurang dari empat jam memerlukan kemampuan komprensif yang tidak kecil. Dia sudah bisa membayangkan arah perkembangan yang cocok untuk Basalt.

"Baiklah. Lain kali aku akan mengajarimu teknik lain"

"Hoh"

"Sekarang... tingkatkanlah pengertianmu tentang teknik itu"

"Hoh!"

Basalt mulai menggali dan membuat batu karang dengan ukuran yang sama dengan sebelumnya dan mulai berlatih lagi.

Leinn kembali ke tempat beristiratnya dan menemukan Aura sedang memerhatikan Basalt yang sedang berlatih, lalu duduk dan mulai berpikir sejenak.

"Hei" ucap Leinn pendek

"Eh?"

Aura menoleh setelah merasa dirinya dipanggil dan menemukan Leinn menatapnya.

"Apa kau ingin mencoba itu juga?"

"Huh? Uh, a-aku tidak mungkin bisa melakukan itu! Tubuhku juga sangat lemah dan kecil..."

Leinn menggelengkan kepalanya setelah mendengar jawaban itu.

"Teknik itu bukan teknik biasa, kau tidak perlu tubuh yang kuat untuk mempelajarinya"

Aura menatap Leinn yang mulai melihat langit jauh, terlihat mengenang sebuah ingatan lama.

"Ini adalah teknik untuk memungkinkan 'lemah mengalahkan kuat'"

Dia kembali menatap Aura, dengan sebuah senyuman lebar muncul di wajahnya.

"Aku mempelajarinya karena itu terdengar keren"

"Eh..."

Leinn tidak memaksanya dan kembali berbaring di rumput, sedangkan Aura menatapnya sejenak sebelum mengalihkan perhatiannya ke Basalt yang sedang berlatih.

Rufus terlihat memerhatikan Basalt dengan serius di samping Aura.

Suara keras dapat terdengar berulang-ulang di padang rumput itu, tidak membiarkan orang-orang di perkemahan mendapatkan ketenangan.

"Hoh!"

Boom!

Returning Humanity : Menyangkal Takdir KehancuranWhere stories live. Discover now