Mas Suami

2.5K 155 27
                                    

Assalamu'alikum wr. wb.

I'm coming guys 😍

Alhamdulillah Allah Swt. masih memberi kesempatan otak dan jari ini untuk berfungsi.

Maaf ya, lagi-lagi aku lama sekali buat up cerita. Apapun alasanku, semoga kalian bisa memaklumi dan tetap semangat support saya. 😥

Ingat!!!
1. Tap bintang sebelum scroll cerita
2. Koreksi typo, dan
3. Komen

***

Hasai sudah pertahanan hati
Luruh lebur bersama petikan jemari
Lepaslah segala badi pada diri
Hadirkanlah dengan rupa bestari

-AR-


Suasana hati Uliya sedang bahagia-bahagianya. Bagaimana tidak? Uliya rasa hal seperti inilah yang selama ini ia nanti-nantikan

Selesai isya tadi, tiba-tiba ada video call dari sang suami. Kebetulan, malam ini Uliya free sampai esok.

Jadilah sekarang Uliya di depan posko KKN. Karena di dalam sedang ramai. Dan Uliya rasa, suasana malam cerah yang dihiasi banyak gemerlap cahaya bintang ini akan lebih lengkap nikmatnya bersamaan ia memandang keindahan yang disuguhkan di langit dan di depan layar gawai.

"Gimana hari ini? Menyenangkan atau melelahkan?" tanya dr. Akbar, wajahnya tampak segar usai menunaikan salat isya.

"Alhamdulillah dua-duanya. Tapi tadi istirahat sebentar, jadi udah nggak capek lagi. Allah emang baik banget ya, Mas? Ngasih kita istirahat di saat kita sedang merasa lelah. Mas tahu? itu sebenernya salah satu nikmat Allah yang selama ini banyak manusia abaikan." Jangan lupakan, jika Uliya sudah merasa nyaman dengan seseorang, ia segan berbicara panjang lebar, meluapkan perasaannya.

Sementara di layar gawai, dr. Akbar masih diam, tersenyum manis memandangi wajah ceria sang istri.

"Benar kata kamu, nikmat Allah itu nyata, tapi kadang kita mengabaikannya. Dan sekarang, aku  sedang menikmati nikmat yang telah Allah suguhkan di hadapanku ini. Di layar hp." Senyum simpul dr. Akbar membuat Uliya tidak mampu menahan rasa gugupnya, ia mengalihkan pandangannya ke samping telepon.

"Jangan salah tingkah gitu, kamu nyiksa aku." Ucap dr. Akbar

"Kok nyiksa? Emang kenapa?"

"Aku gemes liat kamu kaya tadi, tapi nggak bisa cubit pipi kamu. Dan itu menyiksa."

Apa katanya barusan? Uliya rasa suaminya sedang linglung. Raut wajahnya yang polos, tapi matanya menatap serius. Lucu sekali.

Uliya kira, suaminya yang memiliki kepribadian cool tidak akan menyatakan demikian. Bukankah orang cool itu memuja rasa gengsi?

"Mas tau nggak? Mas sekarang kaya orang lagi bucin." Uliya terkekeh sendiri.

"Ngga masalah kalo bucinnya sama kamu, istri sendiri."

Duarrr
Uliya benar-benar tidak bisa menahan senyum malu-malunya.

"Apalah daya gue yang ldr beda perasaan huhu" Reza tiba-tiba muncul di belakang Uliya.

"Kamu lagi sama Reza?" tanya dr. Akbar, wajahnya di layar telepon kini berubah menjadi masam.

"Iya, Uliya lagi sama gue, malam mingguan." Sahut Reza, dan itu berhasil membuat dr. Akbar mendengus kesal.

    KEMBALI (REVISI)Where stories live. Discover now