Dilamar

4.3K 173 33
                                    

Assalamu'alaikum Guys
Aku up ni hehe
Biasakan tap bintang sebelum scroll cerita Ok! Komen juga ya guys, komen kalian itu sangat membangun dan komen kalian itu bikin aku semangat.

Guys, sebenernya kalian nyambung nggak si sama cerita ini?
Aku takut bikin kalian gagal fokus 🙁

Kemanapun kau pergi
Aku tidak akan menghalangi
Tapi, ada semogaku pada Sang Ilahi
Yaitu, aku sebagai tempatmu kembali
-AR-

***

Segerombolan wanita berkerudung berbondong-bondong berjalan memasuki toko kerudung "Najmi Hijab Store"

"Selamat datang di Najmi Hijab Store" Uliya menyambut ramah kedatangan gerombolan perempuan itu.

"Aku pengin krudung kaya yang dipake mbaknya" Salah satu perempuan menghampiri Uliya dengan senyum merekah diwajahnya

Betapa tidak disangkanya, perempuan itu adalah Annisa. Uliya pun segera keluar dari ruang kasir untuk memeluk Annisa.

"Annisa aja nih yang dipeluk?"

Pelukan Uliya dan Annisa terurai. Pandangan Uliya beralih pada dua perempuan sedang berjalan kearahnya.

"Litha, Asya?" Uliya dibuat makin terkejut hingga bola matanya membelilak.

"Gue berasa jadi artis kalo dipelototin gitu" Nuzulitha yang bermulut cablak menyalimi Uliya

Uliya menyambut Uluran tangan Nuzulitha dan memeluknya.

"Woi sesak napas nih Isyana Sarasvati" celetuk Litha, ketika hampir satu menit Uliya masih memeluknya sambil menggoyangkan badan mereka.

"ih lo tuh nggak ada sweet nya sama sahabat. Aaa Asya sini gue peluk" Uliya masih girang karena kedatangan tiga sahabatnya. Mendapat dua pelukan dari sahabatnya masih kurang dan tidak adil, jadi Annasya juga perlu dipeluk.

"Hmm kangen banget sama lo, Sya." ucap Amila di sela pelukannya.

"Sama kita nggak?" kompak Litha dan Nissa memasang wajah cemberutnya

Uliya mendengus tersenyum menanggapi Litha dan Nissa.
"Maksudnya kangen banget sama kalian, kangen cablaknya Litha, polosnya Annasya, bijaknya Annisa. Masyaa Allah udah berapa tahun kita nggak ketemu setelah lulus? dua tahun ya?"

Kuliah berbeda kota membuat mereka susah untuk kembali bertemu atau bahkan sekadar menyapa. Bukan karena sudah ada teman dan lingkungan baru. Alasan lainnya pasti ya karena tugas-tugas mereka.

Annisa dan Nuzulitha yang aktif di berbagai organisasi membuat mereka sulit meluangkan waktu untuk sekadar bercanda dan mengobrol di grup chat mereka ber-empat. Mereka tentu sibuk dengan tanggung jawab masing-masing. Sedangkan Annasya, mahasiswi kedokteran. Tentu Uliya paham betapa sibuknya Annasya mengikuti praktikum dan mengerjakan laporannya, karena Amila pun demikian.

Dengan situasi persahabatan yang sekarang, meski mereka tidak saling sapa karena kesibukan masing-masing, tidak membuat mereka melupakan persahabatan mereka begitu saja.

Dalam sebuah hubungan, perlu ada ruang dan pendahuluan. Begitulah istilahnya. Jika hubungan sedang ada masalah hingga membuatnya renggang, maka harus ada yang mendahului. Mendahului meminta maaf, mendahului memberi kabar, atau mendahului memberi terima kasih. Singkatnya, dalam menaungi sebuah hubungan, jangan ada keegoisan di dalamnya.

***

Kedatangan ketiga sahabat semasa SMA menghilangkan penat jiwa dan raga Uliya. Senyum dan tawanya kembali hadir mempercantik wajahnya.

    KEMBALI (REVISI)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن