Teman Bersanding di Pelaminan

2.5K 126 1
                                    

Uliya dan Reza memasuki pekarangan rumah yang tidak begitu luas, dibagi menjadi dua sisi, kanan dan kiri, sedangkan di tengah yaitu jalan berbatako. Pekarangan rumah itu banyak ditanami bunga, ada dua pohon mangga di tengah taman sebelah kiri, dan ada kolam ikan di taman sebelah kanan.

"Yuk masuk" ajak Reza ketika mereka sudah di depan pintu rumah

"Udah maghrib Za, nggak enak"Uliya ingin menolak ajakan Reza untuk main ke rumahnya.

"Ya maka dari itu, sekalian salat di sini aja"

"Nggak enak sama keluarga lo, masa lo pulang maghrib-maghrib bawa perempuan" Uliya masih enggan
melangkahkan kakinya ke dalam.

"Lebih nggak enak lagi kalo keluarga aku liat kita masih ribut begini"

Uliya diam, benar kata Reza. Lagian, niat dia ke sini juga sekalian bersilaturahmi dengan keluarga Reza.

"Ya udah, yuk"

Reza tersenyum"Nah gitu dong, yuk. Kata sapaannya diganti aku-kamu ya, jangan lo-gue. Aku nggak biasa menggunakan kata sapaan lo-gue kalo di rumah"

Uliya mengangguk paham.

Mereka membuka pintu, ternyata benar dugaan Reza, pintunya tidak dikunci. "Assalamu'alaikum Bunda" Salam Reza memanggil bundanya.

"Wa'alaikumussalam" Bunda Reza berjalan dari ruang tengah menuju ruang tamu, dimana Reza dan Uliya berdiri.

"Akhirnya ingat pulang juga kamu yah"

"Hehe bunda kan memang tempat aku pulang"Reza terkekeh, menjujurkan tangannya untuk menyalimi bundanya.

"Bawa anak gadis lagi, siapa hayo?" Bunda Reza melirik Uliya

Tentu saja Uliya gugup dan takut karena Uliya datang bertamu saat maghrib seperti ini.

Bunda Reza tiba-tiba tertawa melihat ekspresi Uliya yang gugup terus menunduk" Jangan takut gitu Nak, Bunda tau kamu perempuan yang baik"

Uliya menengadah, menatap Bunda Reza dan tersenyun canggung, Uliya mendekat dan menjulurkan tangannya untuk menyalimi Bunda Reza "Maaf Bu, saya datang saat maghrib-maghrib begini"

"Nggak papa, sekalian main ke sini, kamu habis ke Bu Nina kan? Reza bilang sore ini mau ke rumah setelah ke rumah Bu Nina."

"Iya Bu, saya merepotkan Reza untuk meminta antar ke rumah Bu Nina" Raut wajah Uliya kembali menampakkan rasa tidak enaknya.

"Nggak papa ih, yuk ke dalam. Kalian belum salat kan?" tanya Bunda Reza segera diangguki Reza dan Uliya.

***
Uliya sudah siap dengan perlengkapan salatnya. Uliya berdiri di depan pintu, dia bingung harus keluar dari kamar ini atau tidak. Pasalnya, bunda Reza bilang mereka akan salat berjama'ah namun Uliya tidak tahu dimana musala rumah ini.

Tok tok tok

Uliya membuka pintu, di ambang pintu ada laki-laki mengenakan baju koko putih dan sarung abu-abu.

"Heh, kok bengong?" Ucap Reza sambil melambaikan tangannya di depan wajah Uliya.

Astaghfirullah, maksiat mata Uliya!

Uliya tidak pernah melihat Reza berpenampilan rapih, apalagi mengenakan baju koko dan sarung seperti ini. Jadi ada rasa kagum pertama kali lihat Reza berpenampilan seperti itu. Bukan kagum karena suka, lebih tepatnya kagum dan terkejut saja.

"Yuk salat, aku imam kamu"ajak Reza

"Hah?" Uliya menganga karena ucapan Reza.

"Eh, maksudnya aku jadi imam, Bunda dan kamu jadi ma'mum."

    KEMBALI (REVISI)Место, где живут истории. Откройте их для себя