Pembatalan Pernikahan?

3.2K 146 14
                                    

Assalamu'alaikum Guys
Maaf sekali, aku udah bikin kalian nunggu lama:(

Siapa yang masih setia nunggu? Jawab!!!!

Perhatian!
Sebentar lagi kayanya cerita ini bakal selesai.

Kira-kira kalian mau sad ending atau happy ending Guys?

Jika aku dan kamu bersatu
Itu bukanlah kehendaku
Jika aku dan kamu terpisah
Pun itu bukan karena aku pasrah
Ketahuilah, skenario telah diatur oleh-Nya

-AR-

***

Sudah sepekan sejak kedatangan dr. Akbar bersama keluarganya, Uliya masih nyaman dengan kesendiriannya. Namun kenyamanannya terusik kembali ketika pagi tadi sang Ibu menagih jawaban istikharahnya.

Sebenarnya tanpa meminta jawabanpun, orang tua Uliya sudah tahu apa jawaban dari istikharah Uliya. Karena mereka pun melakukan istikharah juga.

Betapa tidak percayanya mereka ketika didatangi mimpi tersebut. Awalnya tidak yakin, namun melihat mimpi itu datang beberapa kali, membuat mereka yakin jika mimpi inilah jawaban Allah Swt.

"Ibu udah tau jawaban istikharah kamu, karena Ibu juga memimpikannya" tutur Ibu di ambang pintu kamar Uliya.

Beliau melangkah masuk, mendekati Uliya yang sedang melipat mukenanya usai salat duha.

"Ibu yakin kamu juga udah tau jawabannya kan? Apa yang buat kamu ragu Nak?" Sekarang Ibu Uliya duduk di kasur, ekor matanya mengikuti gerak-gerik anaknya.

Sedangkan Uliya yang terus diamati sang Ibu, masih bungkam.

"Ragu itu sifatnya setan" tutur lagi Ibu Uliya.

Uliya yang tadi berdiri membelakangi Ibunya, kemudian berbalik "Aku bukan ragu Bu, tapi Aku belum siap"

"Siap itu dibangun dengan keyakinan, keyakinan itu dibangun dengan pikiran yang positif. Jadi, jangan berpikir yang nggak baik, coba deh kamu berpikir yang positif-positif, contohnya nikah itu sunah Rasul, setiap hal apapun meski itu kecil, bernilai pahala. Kamu nggak mau?"

"Ya siapa sih yang nggak mau dapet pahala Bu, tapi nggak semudah itu Bu. Kata Ibu juga dulu menikah itu ibarat melihat lautan, indah, air yang meluap biru jernih, tapi kita nggak tau di dalam lautan itu terdapat apa aja, barangkali di dalamnya ada ikan buas." Tutur Uliya bijak

Tidak ada balasan argumen dari Ibu Uliya, beliau tersenyum kagum melihat putrinya yang bersikap dewasa didengar dari penuturannya barusan "Kamu pasti bisa berenang di laut lepas dan kamu pasti tahu bagaimana menghadapi ikan buas di dalam sana"

***

Ucapan tahmid memenuhi gedung. Tersenyum merekah seusai qabul disahkan sang penghulu. Seisi ruangan beralih pandang ke arah tangga, menyambut kedatangan sang pengantin wanita.

Uliya tidak pernah menyangka jika akan bersanding di pelaminan dengan masa lalunya. Hubungan yang ombang-ambing tidak jelas arahnya, justru kini malah tergambar jelas di hadapan. Kini, Uliya adalah istri dr. Akbar.

Pandangan Uliya kosong, raut wajahnya sendu. Tidak tampak raut wajah sumringah seperti wanita lain ketika akan disandingkan dengan tambatan hatinya.

"Cie diliatin suami terus" bisik Nuzulitha tepat di telinga Uliya

Sebisa mengenyahkan hal-hal yang ada dipikirannya, ia tidak ingin orang lain melihat ada sebuah kegelisahan.

Hingga di anak tangga terakhir, Uliya menengadah. Tepat di hadapannya dr. Akbar ternyata telah mengulurkan tangannya, menatap Uliya, entah makna apa yang ada pada kedua bola matanya.

    KEMBALI (REVISI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin