Rumah Tangga Impian

2.2K 172 34
                                    


Assalamu'alaikum Guys

Maaf banget, banget, banget karena udah bikin kalian bosan menunggu up date ku:'(

Tapi kalian masih setia baca ini kan? Tolong jawab guys:'( semoga kalian masih setia nunggu cerita ini yaaa.

Ingat!
1. Klik bintang sebelum baca cerita
2. Koreksi typo, dan
3. Komen


***

"Karena Aku adalah satu dari dua penyanggah. Maka jadilah penyanggah satunya, bersamaku mengokohkan bangunan kita."

POV Uliya

Setelah peristiwa pengakuan Kak Akbar tadi pagi, hatiku sedikit mencuat. Perutku seolah dipenuhi kupu-kupu terbang.

Ucapannya membuat aku kembali menuai harapan. Ah, semudah itu aku luluh olehnya?

Katakan jika aku wanita terbodoh di dunia. Bagaimana tidak? padahal suamiku selalu memberiku air tuba, namun aku selalu memberinya air susu.

Tidak, aku bukan wanita bodoh. Aku melakukan ini semua bukan hanya karena cinta. Memang aku mencintainya, namun dibalik rasa cinta itu juga ada tanggung jawab, karena statusku adalah seorang istri. Aku ingin mempertahankan bangunan kita.

Memang benar, rumah tangga dibangun oleh dua orang. Maka dari itu, aku akan mulai mengokohkan bangunan kita. Karena aku percaya, setiap hati manusia, Allah lah yang berkuasa. Aku yakin, Allah yang akan mengendalikan hatinya agar berbelok membantuku untuk mengokohkan bangunan kita.

"Kenapa senyum-senyum? Kamu tambah lucu kalo ngelamun sambil senyum gitu."

Pernyataannya membuyarkan lamunanku. Dan apa tadi? Dia memujiku?

"Pipi kamu merah, jadi pengin nyubit."

Baru saja tangannya melayang ke arah pipiku, suara Reza menginterupsi kami.

"Kenapa sih gue selalu ada di lingkungan yang bikin gerah hati."

Aku melirik Reza, tersenyum maaf kepadanya. Namun tiba-tiba, laki-laki di sampingku bergerak cepat menempelkan bibirnya di pipiku.

Aku terkejut, melototinya. Bukan marah, tepatnya memperingati karena Mas Akbar tidak melihat situasi saat bertindak demikian.

"Mas, malu ih!" Ucapku sembari memukul pelan lengannya.

"Itu hukuman buat kamu." Katanya

"Emang saya salah apa?"

"Senyum sama laki-laki lain"

"Hh Reza itu adik kamu, Mas."

"Intinya saya nggak suka. Nanti dia gagal move on dari kamu."

"Reza udah move..."

"Saya nggak percaya, sebelum dia datang ke rumah kita bawa calon istrinya."

Baru saja ingin ku balas ucapannya, namun Mas Akbar kembali bersuara.

"Masuk, nanti kamu telat."

Aku hanya menghela napas, menengok ke arah Reza. "Za, maaf ya. Aku berangkat sama Mas Akbar. Assalamu'alaikum"

Reza mengangguk paham, menjawab salam dan memberiku senyuman.

Baru saja aku akan masuk mobil, Mas Akbar kembali menginterupsi.
"Tunggu! Sejak kapan panggilan kamu jadi aku-kamu an sama Reza?"

Aku melihatnya sejenak, ekspresinya lucu. Seperti orang cemburu, namun ditahan.

"Emang kenapa? Mas cemburu?" Tanyaku, memberanikan diri.

    KEMBALI (REVISI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin