5-HUJAN

4.9K 775 79
                                    

Don't copast
Don't siders
Vomment juseyo





[ MEMOAR; ERIC ]

ERIC mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya ke lantai seiring detak jarum jam. Guru les bahasa Inggris yang sedang membacakan teks tidak begitu diperhatikan. Fokus menghitung mundur kapan jam les bahasa Inggrisnya berakhir.

Karena hari ini ada sesuatu yang menantinya setelah pulang sekolah. Sesuatu yang sangat Eric tunggu di hari ulang tahunnya. Hari ini Eric sedang ulang tahun. Makanya dia ingin cepat-cepat pulang. Tapi sepertinya Mr. Bob seakan menahan Eric lebih lama. Karena sekarang lewat 10 menit dari jadwal.

"Baiklah untuk les sore hari ini cukup, Saya harap materi dari saya bisa bermanfaat. Silahkan berkemas-kemas."

Semua murid X MIPA 2 langsung mengemasi buku dan kamusnya. Tak terkecuali Eric yang memang dari awal hanya mengeluarkan buku tulis kosong yang menjadi bantal kepalanya. Karena tanpa les pun, Eric tetap mendapat nilai tertinggi di nilai bahasa Inggrisnya.

Setelah cukup tenang, mereka berdo'a.

"Berdo'a cukup, silahkan pulang hati-hati di jalan. Gunakan jas hujan atau payung ya anak-anak."

"Okay, Sir. Thank you!!"

Hujan.

Kenapa hujan turun ketika dirinya sedang buru-buru untuk pulang. Eric berdecak, menendang kerikil masuk ke dalam selokan. Niat pulang cepat berakhir dengan berteduh di pos satpam.

Hujan turun sangat deras saat ini. Eric sedang menunggu papa untuk menjemput karena heol belum cukup umur untuk mengendarai motor. Sedikit kesal juga melihat teman-temannya melambaikan tangan dan pulang menaiki motor mereka sendiri.

Tapi, yang membuat kesal adalah papanya selalu telat. Padahal jam pulang tadi juga sedikit molor dari biasanya.

Eric kan tidak sabar ingin segera pulang dan melihat hadiah apa yang akan diberikan keluarganya di hari ulang tahunnya. Terutama dari Jeno. Eric menyesal mengambil les tambahan, jadi tidak bisa pulang bersama Jeno.

"Kira-kira kak Jeno ngasih gue kado apa ya??"

Eric tersenyum membayangkan hadiah apa yang kali ini di berikan Jeno nanti. Dari pada Mama dan Papa, Eric lebih tertarik dengan hadiah Jeno. Kakaknya itu selalu memberikan hadiah aneh dan menarik untuknya.

Di saat Papa dan Mama membelikannya jam tangan atau perangkat game yang canggih, justru Jeno hanya memberinya sebuah payung. Mentang-mentang Eric lahir saat musim hujan.

Hampir setengah jam Eric menunggu, kapan papanya datang. Hujan yang tadinya deras, sekarang menjadi rintik-rintik.

Apa Eric lebih baik pulang sendiri dari pada menunggu Papa?

Tapi, nanti bisa kehujanan dari halte ke rumah. Dan Mama pasti marah-marah kalau tau.

Setelah menimang cukup lama, Eric memutuskan untuk nekat pulang. Menerjang ribuan tetesan air menuju halte terdekat. Untungnya tidak lama ada sebuah bus yang satu jurusan dengan komplek perumahannya.

[✔] HUJAN || Jeno x EricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang