16-HUJAN

4.6K 741 75
                                    

Don't copast
Don't siders
Vomment juseyo

Saran sih sambil dengerin lagu yang healing-healing gitu.

( ︶︿︶)=b







JENO, Haechan dan Eric kini sedang perjalanan menuju polres. Diantar ayah Haechan menggunakan mobil, kebetulan ayahnya itu mendapat kerja sift malam hari ini.

Bukan perkara gampang meminta izin dari rumah sakit agar Jeno bisa pergi sebentar. Apalagi Jeno sedang masa penyembuhan. Berjalan biasa saja belum boleh, harus menggunakan kursi roda. Apa lagi berpergian jauh.

Jeno dan Haechan harus merayu Seulgi dengan berbagai cara. Membuat puluhan janji agar dokter cantik itu mau mengizinkan mereka. Dan berhasil, untuk jaga-jaga Seulgi menyuruh suaminya untuk mengantar mereka.

Perkara Eric bisa ikut karena remaja itu terus memaksa, merengek pada Jeno untuk ikut dengan kakaknya. Tak peduli dengan ejekan Haechan dan tantenya. Padahal Jeno sudah melarang Eric ikut berulang kali. Tapi, Eric tetaplah Eric. Adik kecil keras kepalanya.

"Nanti, Ayah gak usah ikut masuk."

"Loh, kenapa? Ayah 'kan disuruh mamamu jagain kalian bertiga. Otomatis ikut masuk dong gimana sih, Chan?" Ayah Haechan melirik putranya dari kursi kemudi. Sambil menyetir menuju polres Bandung.

"Pokoknya Ayah gak usah ikutan. Ini urusan anak muda."

"Urusan anak muda ya... ngeri, anak muda jaman sekarang urusannya udah sama polisi."
"Ayah aja dulu paling mentok urusannya sama supervisor."

Ketiga remaja SMA di mobil itu meringis mendengar sindiran Ayah Haechan. Tidak berani menyanggah karena memang faktanya seperti itu.

Tak berapa lama mereka sampai di pelataran polres. Haechan dan Eric turun dari mobil terlebih dahulu. Lalu membantu Jeno berpindah duduk ke kursi roda. Mereka menatap gedung hitam di depan mereka yang lumayan ramai.

"Beneran Yah gak usah ikut masuk. Ini urusan kita, Ayah gak usah ikut campur." mohon Haechan lagi. Dan lagi tak digubris pria dewasa yang sibuk bercermin di spion mobilnya.

"Iya, Om. Ini urusan Jeno, biar Jeno yang selesaiin sendiri."

"Iya, Om. Hargai privasi kita dong!" Eric menyauti ucapan kakaknya.

"Cih! Bahasanya pakai privasi-privasi," Ayah Haechan mengusak rambut Eric hingga keponakannya itu protes.

"kalian itu lebay, tau? Ayah 'kan tugasnya cuma nganter kalian. Iya, Ayah percaya kalian bisa menyelesaikan masalah kalian sendiri. Nanti, kalau minta jemput telpon aja Ayah mau ngisi perut dulu."

Ketiga remaja itu bernapas lega. Setelah Ayah Haechan pergi, mereka bertiga lanjut berjalan memasuki kantor polres. Dengan Eric mendorong kursi roda Jeno. Mereka menuju ruang semacam tempat resepsionis. Entah lah, author belum pernah ke kantor polisi.

"Kunjungan atas nama siapa?"

"Galih Chandra Fahlevi, Jeffalino Atmajaya, Erica Seva Atmajaya."

"Alamat rumahnya?"

"Perum. Blablabla Jln. Blablabla tapi sekarang kita lagi ngungsi di rumah sakit, Bu." jawab Haechan.

"Hmm... kalian mau menjenguk siapa?" tanya polwan tersebut.

Menerka-nerka mungkinkah ketiga remaja ini mau menjenguk orang tua mereka yang di penjara atau mendatangi para remaja berandal di dalam sel sana.

[✔] HUJAN || Jeno x EricWhere stories live. Discover now