25-HUJAN

2.6K 476 51
                                    

don't copast
don't siders
voment juseyo











MALAM sebelum keberangkatan,
Jeno terus mengekori adiknya ke mana saja. Sampai Suho bingung sendiri lihatnya.

Eric pergi makan, Jeno ikut.

Eric ke warung depan, Jeno ikut.

Eric mau buang air besar, Jeno ikut. Walaupun akhirnya ia basah kuyup karena diguyur air keran.

Meskipun begitu Jeno tidak jera. Selesai berganti baju ia langsung kembali ke kamar Eric. Ikut duduk di balkon menemani sang adik yang berteriak tak jelas karena sebuah game.

Tiba-tiba Jeno teringat ketika mereka masih SMP. Setiap hari kucing-kucingan, rebutan kotak bekal, balapan sepeda ke sekolah.

Mereka jarang sekali ribut besar yang sampai harus saling diam seperti sekarang. Hanya sekali, saat Eric tak sengaja memutuskan senar gitarnya dan Jeno yang balas mematahkan stik drum Eric saat h-3 festival musik.

Gue kangen

"Gak ada yang mau diomongin ke gue gitu, Ric?"

"Emang gue harus ngomong apa?"

Jeno tidak suka dengan nada suara Eric yang begitu datar. Terkesan malas menanggapi pertanyaan Jeno.

"Safe flight, goodbye, hati-hati di jalan (?)"

"Bukannya gue udah bilang beberapa hari yang lalu, semoga lo lulus dengan predikat summa cumlaude iya 'kan."

Jeno menghela napas, bahkan Eric tak menatapnya sama sekali. Jeno mengambil botol obat dari sakunya, menumpahkan isinya ke telapak tangan.

Eric yang melihat Jeno akan menelan beberapa pil obat sekaligus tersebut langsung menyentak tangan Jeno hingga berhamburan ke lantai.

"Lo gila?!"

Jeno tak peduli dengan teriakan Eric. Mengambil beberapa pil lagi dan mengunyahnya di depan mata adiknya.

"Kenapa lo panik? Ini cuma vitamin." katanya, menunjukkan sisi pil bercetak huruf C.

Eric mengacak rambutnya kesal. Ia kena prank, prank yang menurut Eric tak lucu sama sekali.

"Kenapa sih seharian ini lo caper banget sama gue? Kalo mau minggat, minggat aja kali!"

"Eric, gue tau lo gak setuju gue pergi dan gue juga gak bisa batal ke sana seenaknya. Gue harap kita bisa akur dan habisin waktu yang tinggal beberapa jam ini."

"Dan setelah lo pergi gue bakal meratapi dan nyesel kenapa gak akur sama lo dari dulu, gitu?"

Eric berdecih, "Apa ini mau lo supaya gue nyesel seumur hidup karena selalu ngajak lo berantem——"

Eric terdiam. Ingat saat mereka pertama kali bertengkar hebat di ruang keluarga. "gue gak mau. Silakan pergi, gak usah repot-repot ngasih gue kenangan. Karena gue gak mau nyesel setelahnya."

Jeno berdiri dari tempat duduknya. Pola pikirnya dengan Eric memang tak pernah sama. Seharusnya ia tau usahanya untuk membujuk Eric itu percuma.

[✔] HUJAN || Jeno x EricOù les histoires vivent. Découvrez maintenant