Geng Bule

152 7 0
                                    

Bhira menghentikan langkahnya dan berdiri di sisian tembok untuk menghindar dari penglihatan cewe yang tadi salah alamat ke kamar kost nya dan penghuni kost nomor 9. Entah kenapa Bhira tidak suka cara Ferdi melihat cewe itu dari atas sampai bawah seperti tadi. Sedikit lega saat mendengar perbincangan mereka karena sepertinya cewe itu tidak kenal dengan Ferdi. Selang beberapa menit, Bhira menyusul cewe itu yang sudah terlebih dahulu keluar dari area Kost Biru.

"Jauhin Ferdi, dia lebih brengsek dari gue" sebenarnya ragu, tapi tak ada salahnya memberi peringatan kepada cewe yang menurut feeling dia adalah cewe baik baik meskipun namanya saja tidak dia ketahui. Bahkan Bhira terus memperhatikan cewe itu lewat kaca spion motornya saat memasuki apartment.

"Menarik, sepertinya hidup gue akan lebih berwarna klo bisa kenal dia" gumamnya sebelum kembali menjalankan motornya.

Alya segera melepas cardigannya dan seperti biasa langsung mengambil segelas air putih dan menghabiskannya tandas tanpa sisa. Alya kemudian duduk di sebelah Vera yang sedang sibuk mengupas mangga di meja makan.

"Lo gila ya, beneran masukin gue ke kandang buaya!" Protes Alya sembari menggerakkan kedua tangannya mengipasi mukanya yang masih merah karena kepanasan sepanjang perjalanan pulang tadi.

Vera mengambil Hpnya yang tergeletak di meja kemudian menunjukkan pesan di layar Hp persis di depan muka Alya, "chat dari Ferdi" ucapnya genit, "temen temennya nanyain lo tu, gue share nomor lo ya"

"Awas aja klo lo kasih, ogah gue sama buaya yang beraninya keroyokan model mereka, Ferdi juga tu, sama aja buaya!"

"Yang penting ada yang traktir starbucks"

"Eh! lo apartment segede gini aja mampu bayar, masa kopi doang minta dibayarin"

"Jomblo mah ga bakal paham lo"
"Gue habis ini keluar bentar ya, mau lunch sama Ferdi"

"Lhaaa lo ngapain nyuruh gue ke kandang buaya tadi, klo bisa ketemu langsung"

"Justru berkat lo kesana tadi gue balikan lagi sama dia, makasih ya cantik, buat tanda terima kasih ntar sore gue anter pulang, baik baik di apart gue ya" Vera menyodorkan sisa mangga di piringnya kepada Alya dan langsung nyelonong keluar kamar dengan kostum seadanya, celana pendek dan kaos oblong tipis yang menurut Alya lebih cocok buat kostum tidur.

"Serah lo lah, makan tu buaya!"

Masih di sini, sendiri lagi, setiap sendiri seperti ini sisi rapuh Alya kembali terlihat di wajahnya. Beberapa kali scroll layar Hp, tapi sama sekali tak ada telfon maupun chat dari Papanya. Berharap sedikit boleh kan, pengen rasanya ditanya 'nginep di mana' oleh Papanya. Tapi sepertinya Papanya memang sudah tak peduli lagi dengannya.

"Gue anter ke dalem Al, kita belum tau bokap lo kaya gimana sekarang" sesuai janjinya, Vera mengantarkan Alya pulang ke rumahnya sore ini.

"Thanks ya Ver"

Dibalik sifat jelek Vera yang bisa dibilang player klo urusan pacar, dia memang sahabat terbaik buat Alya. Tempat sharing paling aman dan bisa dipercaya. Hanya Vera yang tahu semua yang dialami Alya dari mulai Papa Mamanya mau pisahan.

Anwar tengah duduk di ruang tamu saat Alya dan Vera memasuki rumah yang lumayan besar ini.
"Masih inget rumah ternyata, mau jadi apa kamu anak cewe suka keluyuran gak jelas kaya gini" sambutan tak terduga. Sepertinya Anwar lupa siapa yang ngusir Alya pergi dari rumahnya atau memang isi kepalanya masih penuh dengan selisih angka yang belum ketemu di laporannya hingga Anwar bersikap demikian.

"Sorry Om, kemarin saya yang ngajak Alya" bela Vera asal.

"Bawa pergi lagi aja, Om gak peduli"

AlibiWhere stories live. Discover now