Mulai Ragu

86 5 0
                                    

Bu Rima menyandarkan tubuhnya sambil bersedekap saat mendengar penjelasan Alya tentang keluarga Bhira sepengetahuannya saja.

Keduanya sempat terdiam beberapa menit sampai akhirnya tangan Bu Rima dengan lembut menggenggam kedua tangan Alya yang masih bertautan di atas meja.

"Anggap aja ini latihan Al" ucapnya melembut.

Alya mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk di depan Bu Rima. Kedua matanya berkaca kaca.

"Setelah ini akan banyak pertanyaan pertanyaan seperti tadi atau mungkin lebih pedas bahkan dari orang orang yang kamu gak kenal. Satu yang harus kamu ingat, sejahat apapun kata orang di luaran sana, Bhira sayang sama kamu dan juga..." Bu Rima memegang pipi Alya penuh kelembutan, "keluarga Bhira termasuk saya, juga sayang sama kamu"

Alya kembali menundukkan kepalanya menyembunyikan air mata yang tak lagi bisa dibendungnya.

"Kali ini kamu boleh nangis, tapi lain kali kamu harus kuat, inget itu ya!"

"Emang Bhira siapa sih Bu? Kenapa Alya harus sampe latihan kaya gini" ucap Alya sedikit tertawa di sela tangisnya.

"Seperti yang kamu bilang, Bhira itu orang baik, jadi wajar kalau banyak orang yang mau sama dia"

Bu Rima berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan kanannya ke arah Alya, "ibu antar ke toilet, kamu gak mau kan ke kantin kaya gini, ntar dikira Ibu yang jahat sama kamu"

***

"Lora, what are you doing here?"

Kantin masih belum ramai karena hanya beberapa murid dari kelas Alya yang mendapatkan 'discount' 15 menit hingga mereka bisa berada di kantin lebih awal dibanding yang lain. Cewe cantik dengan pakaian bebas tanpa memakai seragam SMA Angkasa tiba tiba berjalan ke arah kantin tentu saja menjadi pusat perhatian dan Ema bisa melihat dengan jelas siapa cewe tersebut.

"Gue mau ketemu tante Rima tapi katanya lagi ngajar, jadi gue mending ke sini dulu" jawab cewe itu sambil duduk santai di kursi yang biasa Alya tempati.

Ema menggeleng tak percaya, Alya, Ema tahu pasti ini ada hubungannya dengan Alya dan Bhira.

"Elo mending ke kantor guru deh, jangan di sini kalau mau ketemu Bu Rima"

"Satu lagi, gue juga mau ketemu TEMEN di sini" jawabnya penuh penekanan.

Kedatangan Lora sepertinya cukup mengganggu hingga Lucas harus turun tangan, "keluar, ini kantin sekolah bukan cafe yang semua orang bebas keluar masuk!" Gertaknya.

"Gue udah repot repot ke UK, dan elo gak bisa dapetin Bhira Em, kasian!"

"Keluar sekarang atau elo bakal diseret security!" Peringat Lucas lagi.

Lora mengeluarkan form tamu dan melemparkan ke meja, "ini kan yang elo perlu? ketua OSIS" sinisnya seraya melirik badge ketua OSIS di lengan Lucas. "Gue udah ada ijin masuk ke sini!" Lanjutnya menolak permintaan Lucas.

"Eh tunggu, kalau elo ketua OSIS berarti elo Lucas dong? Cowo pelarian buat Ema!"

"Elo..!"

Ema meraih lengan Lucas sebelum emosinya memuncak, "yang terhormat Lora yang cantik, gue kasih pencerahan ya, dari awal sampai detik ini gue mau sama Lucas bukan karena lari dari siapapun, elo catet itu baik baik!"

AlibiWhere stories live. Discover now