7. Let's go inside

43K 1.9K 110
                                    

Maaf yaaa aku updatenya lama.
Awalnya aku sibuk eh pas ada waktu malah sakit.
Jadi baru bisa update sekarang.

Jujur aku kaget tiba tiba lumayan nambah rame yang baca.
Aku jadi takut kalau nanti update lama lama 😂

So! Selamat membaca.
Salam sehat untuk kalian semua 😘

*kalau masih rame mungkin besok atau lusa update part selanjutnya 🤫



————



"Duet?" Daya hampir menyemburkan teh camomilenya. Sedangkan Mas Rama dan Dewa hanya mengangguk angguk meyakinkan.

"Wait wait. Janjinya nggak gini, Mas." protes Daya. Duet artinya dia juga akan muncul ke publik, namanya sebagai Seira yang selama ini hanya muncul dalam kredit lagu lagunya akan berubah menjadi sang penyanyi.

Daya lalu menatap Dewa dengan heran. Masa iya dia rela debutnya malah dalam bentuk duet. Gila apa? Lagian nurut banget sih sama Mas Rama. Apa jangan jangan...

"Saya suka banget dengerin demo demonya Mba Seira. Bahkan most of them lebih cocok kalau mbak sendiri yang nyanyiin." sela Dewa diakhiri dengan senyum lebar.

Dahi Daya mengernyit. Demo demo? artinya pria itu sudah mendengarkan banyak demo milik Daya? Seharusnyakan hanya Rama sebagai produser dan pihak penyanyi yang akan membawakan lagunya yang berhak mendengarkan. Tuh kan jangan jangan Dewa sama Mas Rama...

Rama memajukan duduknya,"Gue nggak akan nyerah buat ngorbitin lo jadi penyanyi. Kalaupun lo nggak mau solo, seenggaknya bisa coba duet dulu. Syukur syukur nanti ketagihan terus minta jadi penyanyi beneran ke gue."

Daya mendekat pada Rama lalu berbisik,"Tapi Mas, masa iya lo tega bikinin project debutnya dia dalam bentuk duet. Sama gue pula."

Rama mengangkat bahu ringan."Dia yang mau, gue ya sambil menyelam minum air."

Tawaran Rama sukses bikin Daya pusing. Masalahnya Daya sudah seribu kali menolak tawaran itu, masa iya harus nambah satu kali lagi biar jadi seribu satu. Walaupun niat pria itu baik, tapi tetap saja rasanya Daya belum mau dan siap.

Bernyanyi dan menjadi penyanyi merupakan hal yang berbeda. Daya senang bernyanyi dalam studionya, tapi kalau untuk bernyanyi dihadapan banyak orang... Masih banyak keraguan dan ketidak percayaan diri disana.

Mimpinya untuk menjadi penyanyi sudah dikubur dari lama. Tepat saat sembilan tahun lalu, lagu debutnya diberikan pada penyanyi yang lebih cantik. Padahal proses rekaman sudah rangkum dan tanggal rilis sudah ditentukan, tapi dalam satu malam semua mimpinya dihancurkan.

Beruntung Daya bertemu Rama lagi yang juga merupakan salah satu produser rekaman di label tersebut. Saat Rama memulai perusahaan label rekamannya sendiri, Daya merupakan salah satu orang yang langsung Rama ajak untuk bergabung.

Walaupun terkadang Daya membohongi dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa apa yang ia lakukan saat ini sudah lebih dari cukup. Juga menipu dirinya tentang merasa puas akan bagaimana lagu lagu yang ia ciptakan menemukan penyanyi penyanyi hebat yang dapat menyampaikan pesan dari lagunya. Padahal ia tahu, ada bagian terkecil di dirinya yang selalu membayangkan bahwa ialah yang sedang menyanyikan lagu lagu itu

Atau, apa sebaiknya dicoba saja? Daya bisa menyanyikan bagian yang lebih sedikit dibanding Dewa. Setidaknya ia bisa mendengar suaranya sendiri, berdiri di atas panggung. Dan mungkin mimpinya sebagai penyanyi akan menguat kembali nanti. Tapi...

"Tenang, Day. Kamu masih bisa pertimbangkan kok. We have a lot of time." sela Rama yang bisa menangkap jelas keraguan Daya.

Daya mengangguk lemah sekaligus lega, mas Rama selalu bisa ia andalkan. Ia akan memikirkan tawaran ini lagi nanti, saat sepi sehingga ia bisa berpikir dengan jernih.

We Are Married AnywayWhere stories live. Discover now