14

175 35 89
                                    

"Aku rasa kau masih ragu mengatakan apapun," ucap Jimin berdiri menghadap Tehyung seraya mengantongi kedua tangannya di saku celana.

"Aku bertemu Yena..."

"Lalu?"

"Dia sudah menceritakan semuanya kepadaku..." jawab Taehyung

Jimin semakin serius menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Taehyung. Jantungnya berdegup cepat, aliran darahnya bahkan terasa seakan berjalan begitu gelisah. Ini artinya ia akan mengetahui pemilik nama yang sudah menjadi musuhnya selama ini.

"Katakan!!" tegas Jimin memohon.

"Seokjin...." ucap Taehyung, jujur saja ia merasa sangat gugup dan cemas seakan bercampur menjadi satu. Ia hanya takut Jika Jimin meragukannya.

Jimin menarik sudut bibirnya, merasakan tubuhnya seolah baru saja di pukul kayu yang begitu besar, merasakan kedua kakinya yang tiba-tiba lemas begitu sulit menompang tubuhnya. Ia perlahan maju mendekati Taehyung-- bangkit dalam keterdiamannya dengan marah dan frustasi yang menggumpal memenuhi dadanya.

Ya-- ia dengan penuh menolak kalimat Taehyung,

"Permainan apa yang kau buat?" tanya Jimin tepat di wajah Taehyung, kedua matanya menatap tajam Taehyung seperti elang yang sedang kelaparan.

"Dia kakakku, tidak akan ku biarkan siapapun melukai keluargaku. Apa kau tidak malu dengan menuduh Seokjin sebagai dalang dari semuanya ini?"

"Jim aku mengatakan yang sebenarnya, semuanya bisa terjadi Jim.... Ingat Seokjin itu bukan saudara kandungmu, kemungkinan besar ia mekakukan semua ini karena merasa posisinya jauh lebih baik darimu."

"Sudah cukup!! Dia kakakku, selama ini bahkan untuk membentakku saja Seokjin tidak pernah melakukan itu.... Hanya aku yang paham!!" netra elang tersebut melebar sempurna, menuruti sebuah hati yang sedang marah dan rasa tak terima.

"Karena dengan cara mengambil hatimu, itu akan membuatnya mudah melakukan rencananya."

"Mana mungkin, Seokjin tidak akan pernah melakukan itu semua. Aku melihatnya sendiri saat hari kematian ayah, Seokjin menangis seharian.... Itu membuktikan jika dia tidak melakukan semua itu!!" ucap Jimin dengan suara lantangnya.

"Siapa yang berbohong di sini, huh.... Kau atau yena. Cih!! semua orang memang brengsek dan suka membuat diriku hancur,"

Taehyung mengepalkan kedua tangannya, percuma semua amarah yang di tahannya tidak akan berujung apapun. "Harusanya aku tidak memberitahu semua ini, kau akan menyesal dengan pilihanmu itu. Ingat itu!!"

Jimin mengeluarkan smriknya, "SHIT!!" umpatnya, membuang wajahnya ke samping dengan menarik senyuman miring di sudut bibirnya.

"Kau mengenalku sudah lama bukan? Lalu apa aku pernah membohongimu?" Tanya Taehyung menahan gejolak panas di hatinya.

Jimin jelas temukan beberapa hal yang benar di sini, ia amati setiap kata yang keluar dari mulut Taehyung dan mencoba menerjemahkan mimik wajah Taehyung. Tidak terlihat setitik kebohongan apapun di kedua iris mata Taehyung, itu artinya Taehyung memang tidak sedang bergurau.

"Taehyung, mana mungkin seorang anak mampu membunuh ayahnya sendiri.... Aku mengenal baik Seokjin hyung, aku yakin Yena tidak mengatakan yang sebenarnya." Jimin lemas bersama setiap kalimat yang terucap, pada akhirnya ia tidak mampu juga meluapkan semua amarahnya di depan teman satu-satunya yang lebih mengerti akan dirinya.

Taehyung terkekeh singkat, "Yena tidak akan mampu melakukan kejahatan, asal kau tau jim... Dia tidak mengatakan langsung nama Seokjin, tetapi karena beberapa penggalan cerita darinya mengarah pada Seokjin. Itu kenapa aku berani mengatakan Seokjin lah yang sudah menyusun semua ini,

Destruction of Life [M]Where stories live. Discover now