08

243 75 115
                                    

"Maaf, aku tidak sengaja....."

Taehyung masih menunduk, seseorang telah menabrak sisi bahunya hingga membuatnya melepaskan beberapa kantong plastik yang tadinya ia genggam. Rasanya ia ingin marah tetapi kesalahan juga berada pada dirinya, ia akui saat berjalan juga terlalu sibuk akan ponselnya hingga tidak begitu fokus dengan jalanan didepannya. Ia buru-buru membereskan semua barangnya yang terjatuh, ia juga melihat tangan orang asing sedang membantunya.

"Terimakasih," ucap Taehyung kepada sesorang yang telah membantunya itu. Ia kemudian kembali berjalan menuju mobilnya.

Diperjalanan menuju mobilnya, Taehyung terus berfikir tentang kejadian tadi. Ah, lebih tepatnya sedang memikirkan wanita tadi. Taehyung merasa wanita itu begitu cemas dan seperti ketakutan-- untuk apa Taehyung memikirkannya toh itu juga orang asing, ia tidak perlu mencemaskannya.

"Kenapa lama sekali?" kesal Hera yang sedari tadi menunggu di mobil Taehyung.

Taehyung hanya diam tidak menjawabnya sama sekali, setelah ia menaruh semua kantong plastiknya, ia lalu memposisikan dirinya untuk mengemudi, menghidupkan mesin mobilnya. Cepat-cepat ia melajukan mobilnya untuk sampai di apartementnya.

"Tae bicaralah!" kesal Hera semakin terlihat, rasanya ia melihat keanehan pada diri Taehyung yang menjadi pendiam seperti ini.

"Tidak ada yang harus aku bicarakan." jawabnya singkat dengan pendangan yang masih pokus menyetir.

Selama kurang lebih setengah jam mereka berada di perjalanan. Setelah sampai, Taehyung dan Hera langsung memasuki apartement dengan barang belanjangan yang banyak di tangan mereka. Hera langsung menaruh semua belanjaannya di kulkas milik Taehyung. Mereka tadi pergi untuk membeli persediaan makan taehyung, lebih tepatnya Taehyung sendiri yang membelinya sebab Hera hanya menunggunya di mobil.

Setelah selesai membereskan semuanya, Hera kemudian menghampiri Taehyung yang sedang berdiri di balkon kamarnya. Ia tersenyum melihat punggung Taehyung, langkahnya begitu dekat dengan tubuh Taehyung-- kedua tangannya melingkar apik di perut Taehyung, ia semakin mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya di punggung Taehyung sembari memejamkan matanya. Mengabaikan kesalahan yang seharusnya tidak mereka lakukan, lagi-lagi seperti itu memang memuakkan. Barangkali Hera juga sudah mulai jatuh dengan suaminya sendiri tetapi kenyataannya hati Taehyung lebih memenuhi perasaannya. Biarkan ia terlihat seperti wanita murahan yang serakah, selagi membuatnya nyaman maka ia akan melanjutkannya terus.

"Selamat hari jadi kita." Hera melonggarkan pelukannya hingga membuat Taehyung memutarkan tubuhnya untuk menghadapi dirinya. "Tepat satu tahun kita melakukan hubungan ini," ucap Hera dengan wajah yang terlihat begitu bahagia.

Taehyung tersenyum memandang wajah Hera, kedua tangannya mulai melingkar juga di pinggang Hera. "Dan juga hari ulangtahun untuk suamimu," Satu kecupan dari bibir Taehyung mendarat tepat di kening Hera, sengaja Taehyung membiarkan bibirnya lebih lama di kening Hera sembari memejamkan matanya.

"Ingin merayakannya?" tanya Hera.

"Tentu, tetapi tidak sekarang.." tolak Taehyung. Ia masih memajang senyuman di wajahnya, mungkin saja hatinya begitu senang saat ini.

"Kenapa?"

"Hari ini ulangtahun Jimin jadi layani dia dulu."

Hera terkekeh mendengar Penjelasan Taehyung, "Biasanya saja kau tidak memperdulikan itu, tumben mengalah dari Jimin."

"Aku tidak akan menjadi Teman yang jahat. Kau tahu bukan Jimin itu orangnya sangat baik, sayang jika aku melukainya dengan memberi bekas cintaku di tubuhmu di hari bahagianya."

Destruction of Life [M]Onde histórias criam vida. Descubra agora