07

266 92 69
                                    

Berhenti tepat di depan pintu apartemen temannya, pikirannya begitu penuh. Barangkali ia ragu akan pilihannya untuk berkunjung. Sebenarnya tangannya sedari tadi ingin cepat-cepat memencet bel pintu apartemen Taehyung, tetapi entah apa yang mengusai pikirannya saat ini. Ia malah begitu ragu untuk masuk, atau mungkin ia tidak siap melihat semua sisi ruang apartemen milik Taehyung yang menjadi saksi perselingkuhan istrinya. Shit! Jimin tentu tidak akan memperdulikan itu semua.

Ya-- Jimin ingin segera menemukan jawaban untuk masalahnya semalam. Tentu saja ia akan mengabaikan yang lain dan hanya menuju satu titik yang sudah menjadi tujuannya pagi ini. Bahkan ia sudah rela pergi sepagi ini, meninggalkan istrinya yang masih tertidur. Sayang jika ia tidak jadi menemui Taehyung. Ia menarik nafas lalu menghembuskan perlahan, kembali menegakkan dadanya-- hanya memperlihatkan seorang Baek Jimin yang sesungguhnya.

Ting... Tung....

Jimin melihat pintu yang mulai terbuka hingga menampilkan Taehyung yang masih berantakan, mungkin saja Taehyung baru membuka mata dari tidurnya. "Ouh masuklah." ucap Taehyung dengan suara beratnya.

Memilih duduk di sofa milik taehyung, Jimin menyandarkan tubuhnya di punggung sofa sembari menunggu Taehyung yang sedang membersihkan diri. Matanya mengapsen semua sisi ruang tamu, bibirnya tertarik keatas tanpa ia sadari. Ah, mungkin saja Jimin menahan tawa didalam sana, ia memang sudah tidak waras.

"Kau berlebihan Jim, seakan baru pertama kali saja mampir di tempatku." ucap Taehyung yang sedang membawa dua cangkir kopi dari dalam. Ia lalu menaruhkanya di meja dan ikut bergabung duduk dihadapan Jimin.

"Dimana kau biasanya bercinta dengan istriku?"

Taehyung meloloskan tawanya, pertanyaan Jimin benar-benar lucu dan begitu menekannya. "Tenang saja aku tidak pernah malakukannya diruang tamu." jawab enteng Taehyung.

"Dasar brengsek!" mengangkat secangkir kopi yang sudah disuguhkan untuknya, Jimin menyeruput cairan pahit yang masih panas itu, "Apa yang kau ketahui?" tanyanya pada Taehyung setelah merasakan rasa kopi yang melewati tenggorokannya.

"Seokjin hyung.... Bagaimana kabarnya?" tanya Taehyung, membuat Jimin bingung saja.

Jimin mengerutkan dahinya, "Sial, jangan mengalihkan pembicaraan!" ucapnya Jimin sedikit marah.

"Jawabannya hanya orang itu Jim, Seokjin lah yang sudah mengetahui semua ini. Aku yakin dia tau hubunganku dengan Hera." jelas serius Taehyung.

Jimin terkekeh, "Jangan berbicara omong kosong," memutar kepalanya hingga menimbulkan suara sendi yang seakan patah, Jimin rasanya lega. "Seokjin hyung tidak mengerti apapun." elaknya.

"Kau itu terlalu dibutakan akan kasih sayangnya Jim."

"Tidak, Seokjin hyung tidak akan mengirim foto itu. Untuk apa dia melakukan semua itu, jika dia mengetahui perselingkuhan Hera denganmu tentu saja ia akan langsung menemui dan menceritakan semuanya secara langsung kepadaku."

"Karena dia berencana untuk menghancurkan kepercayaanmu. Dengan mengirim foto itu, Seokjin berfikir untuk membuatmu marah dan berakhir memusuhiku. Aku rasa dia belum mengetahui rencana kita  seutuhnya," Taehyung menjeda ucapannya. Kembali menatap serius mata Jimin, "Apa hubungan Seokjin dengan Hera dekat?"

Jimin menggelengkan kepalanya yang sedikit merasa pusing, "Tidak, bahkan mereka terlihat begitu canggung selama ini." Jimin menarik satu alisnya, "Tae siapa yang ku perkejakan di sini, hm?"

"Tentu saja aku..."

"Lalu kau malah menanyakan Hera padaku. Bukankah seharusnya kau lebih tau tentangnya dari pada aku?"

Destruction of Life [M]Where stories live. Discover now