prolog

1K 194 367
                                    

Memenuhi harapan yang berujung kehancuran. Hanya memberi tahu dunia bahwa dirinya masih hidup di atas dunia. Karena semua adalah arah kehidupan yang tidak pernah bisa di putar....



Trailer.

.

.

.

Apa yang membuatnya berfikir sejauh ini. Perasaan yang jauh gila, begitu bodoh dan kekanakan. Dihari yang menyedihkan bisakah ia memeluk erat lalu memberi kenyamanan. Sial, disisi lain jimin juga ingin mendorongnya hingga melihat terjatuh dihadapannya. Bukankah itu menarik Lee Hera? Sebab hidup tidak dapat di progam dan memberikan solusi konkrit. Terlihat sangat sulit dan begitu rancu.

Bukan jahat, aku hanya memaksa kau mengatakan semuanya lalu aku bisa kembali.

Selama dua tahun ini mereka saling mengenal dan selama ini juga Jimin harus menunggu sebuah kebenaran yang mati-matian Hera simpan. Ya- ini memurut jimin, karena kebenaran yang sesungguhnya ia sendiri gusar akan pilihannya menunjuk hera sebagai kantong masalah. Jika memang hera orangnya, harusnya ini menjadi mudah bukan bagi jimin karena ia sudah tau kotak mana yang selama ini menyimpan sebuah titik kecil yang sangat berharga untuk jimin sendiri. Astaga, selama itu mereka sudah mengenal dan tak mampu juga bagi jimin untuk mengeluarkan titik kecilnya? Itu semua karena jimin ingin tetap menggenggam, merasakan betapa halusnya tangan hera yang sudah menjadi candu untuknya. Jimin memang mudah lemah.

Kau sudah jatuh jim, melupakan rasa benci lalu menggantinya dengan kata cinta, ck!

Berkali- kali jimin ingin menjauh, tetapi harus berakhir lagi dengan memeluk hera disepanjang malam. Merasakan betapa nyamannya detakan jantung hera yang bisa ia dengar dari punggung. Merasakan betapa halusnya mengusap rambut hera disepanjang malam sebelum ia memejamkan matanya. Seandainya ia tidak semudah itu jatuh dan masih berjalan bersama tujuannya itu. Apakah ini permainan dari kehidupan? Menjadikan jimin sebagai bahan tertawaan dikeheningan malam bersama dinginnya udara yang memasuki celah poti-pori. Sebab setiap malam jimin akan berakhir seperti itu. Benar-benar memalukan.

Jimin mengangkat sedikit bibirnya membentuk senyuman melengkung yang begitu manis. Ah-- ia sangat tampan dengan kaos putih besar yang melekat di tubuhnya. Jidatnya terekspor sebab rambutnya yang di piyak kesamping kanan kiri. Kedua mata sipit miliknya membuat hera merasa gemas sendiri saat melihatnya. Mendapatkan pelukan dari tangan seseorang yang sudah menemaninya selama ini. Kedua tangan hera memeluk erat pinggang rampingnya. Merasakan betapa nyamannya di selingi hembusan nafas hangat menerpa bagian punggungnya. Cermin memang menjadi saksi saat ini.

Dekap terus seperti ini He, Ini perintah!!

"Berhenti bercermin itu tidak akan merubah semuanya." ucap hera yang berkali-kali mengecup punggung lebar jimin.

Jimin tersenyum, "Hm, bukankah aku terlihat sangat tampan?" jimin membalik tubuhnya hingga bertemu dengan mata hera yang begitu cantik, barangkali busuknya tertutupi. "Cerminnya berdebu He, lain kali bersihkan biar tidak kotor."

Hera membalik tubuh jimin. Ia mendongak lalu tersenyum lembut. "Setebal apapun debunya, wajahmu tetap akan terlihat tampan disana kok." bibirnya mendarat tepat di pipi kiri jimin. Ciumannya begitu lembut, jimin berusaha menahan rasa gilanya.

Destruction of Life [M]Where stories live. Discover now