09

223 61 113
                                    

Warning Mature!!

.

.

.

Kenyataan dimana hidup itu dipenuhi akan kepalsuan. Semua yang terlihat tersenyum, mendukung bahkan di sisi lain terdapat penghiatan yang mungkin dengan susah payah untuk menyambunyikannya. Jimin menggelengkan kepalanya, mencoba memprediksi sempurna akan kehidupan yang sudah ia bangun selama ini. Tentu saja sulit, bahkan ia harus rela menerima beberapa hukuman. Mengusir semua angan-angan yang membuat kepalanya seakan pecah, ia terus menatap perempuannya yang sedang berjalan mendekatinya. Menutupi senyuman dibibirnya berusah untuk menahan rasa aneh di hatinya, ya-- Baek Jimin bukan orang yang gampang tertarik akan sesuatu.

Shit, kau sudah mencurangi hatimu sendiri Jim...

Melihat dua botol yang di genggam erat oleh tangan Hera, membuat Jimin seakan melayang saat ini juga. Sial! Istrinya benar-benar akan menyetujui permintaannya malam ini. Mencoba mengabaikan dunia dengan menghilangkan beberapa kesadarannya, bukankah itu menarik? Dalam hati Jimin diam-diam menyembunyikan rasa senangnya.

"Dua botol, apa cukup untuk malam ini?" tanya Hera tepat berhenti di depan Jimin, suaranya begitu menantang untuk didengar.

Jimin menarik sudut bibirnya, tersenyum singkat dengan kedua tangan yang saling melipat di depan dadanya, berdiri layaknya dialah satu-satu orang tampan di dunia ini. "Kau yakin?" tanyanya remeh.

"Tentu saja. Red wine untuk malam ini....." jawab yakin Hera sembari mengangkat ke atas kedua botol minuman keras tersebut.

"Menarik sekali istriku ini." puji Jimin, hanya sebuah omong kosong yang keluar. Barangkali ia memang menyembunyikan rasa yang sesungguhnya di dalam hatinya. "Apa kita akan meminumnya disini?"

"Tidak Jim. Aku ingin minum di ruang kerjamu, bagaimana?" tawar Hera, sedikit menantang tapi sexy juga untuk malam ini.

"Kenapa disana?" tanya Jimin bingung.

Bukannya menjawab, Hera malah memutar tubuhnya untuk menuju ruang kerja Jimin. Shit, Jimin akan frustasi karena tingkah laku istrinya ini. Sebenarnya tidak masalah juga bagi Jimin ingin minum dimanapun, bahkan di kamar mandi pun Jimin akan menyetujui jika itu bersama Hera.

Jimin masih memandang setiap langkah kaki Hera yang semakin menjauhinya. Ia tertawa sendiri-- malam ini, akan menarik jika saja sesuatu terjadi atau mungkin saja kebenaran yang ditunggu-tunggu Jimin akan keluar dari mulut Hera. Biarkan ia menjadi lelaki brengsek malam ini, karena ia akan membuat Hera mengakui semuanya malam ini dalam keadaan tak sadarkan diri.

He jangan melarikan diri, kau sudah membangunkan Baek Jimin malam ini,ck!!

Ia mengajak kedua kakinya untuk melangkah menyusul langkah Hera yang mungkin sudah sampai di ruang kerjanya.
...

.

.

.

Menarik pelan gagang pintu ruang kerjanya, Jimin sedikit terkejut akan lampu yang belum menyala. Bayangan istrinya terlihat sudah duduk di sofa, mungkin saja sedang menunggu kedatangannya. Jimin menghembuskan nafas dalamnya lalu berjalan ke arah dinding mencari sakelar-- ia akan menyalakan lampunya untuk penerangan di ruang kerjanya ini, sayang jika harus minum-minuman di tempat gelap seperti ini. Sebab Jimin sangat suka melihat wajah Hera yang lebih menarik saat tak sadarkan diri, hanya merasa gemas saja lalu menggigitnya jika bisa.

Kedua bola matanya melihat singkat lampu yang menyala lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati tujuannya, ya duduk di samping Hera yang sedari tadi sudah sibuk menuangkan minuman surga untuk mereka malam ini.

Destruction of Life [M]Where stories live. Discover now