Happiness

2.2K 170 53
                                    

Pukul 3 dini hari, aku disuguhkan oleh pemandangan indah yang mungkin tidak pernah aku harapkan sebelumnya.

Saat aku membuka mata, terlihat Daren sedang menggendong Raka di dalam dekapannya.

"Nah, lihat Raka! Bunda udah bangun," gumam Daren sambil menggendong Raka dan berjalan ke arahku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nah, lihat Raka! Bunda udah bangun," gumam Daren sambil menggendong Raka dan berjalan ke arahku.

Aku langsung bangun dan terduduk menyender di ranjang.

3 bulan setelah proses persalinan caesar itu, aku masih belum diperbolehkan Daren untuk mengangkat barang-barang berat dan juga menggendong Raka.

Karena, 1 bulan setelah operasi, aku pernah memaksakan diri untuk menggendong Raka. Namun, perutku langsung nyeri. Ternyata, luka bekas operasi caesar kembali terbuka karena aku menggendong Raka.

Alhasil, butuh waktu yang lebih lama lagi untuk proses penyembuhan lukaku dan juga aku belum bisa menggendong Raka.

Bayangkan, baru melahirkan anak pertama dan tidak bisa menggendongnya? Aku benar-benar tersiksa!

Untungnya, Raka selalu tertidur di sampingku dan Daren. Daren juga selalu menggendong Raka di dekatku, jadi aku bisa menikmati wajah lucu Raka juga.

"Kamu udah daritadi bangunnya?" Tanyaku pada Daren yang masih menggendong Raka. Aku mengelus pipi Daren lembut.

"Enggak, barusan kok. Aku kebangun karena Raka sempat nangis, ternyata popoknya udah penuh. Jadi sekalian aku ganti," jawab Daren

"Makasih, sayang," ucapku kepada Daren lalu mengecup pipinya.

Daren tersenyum.

Selama ini, Daren memang selalu membantuku untuk mengurus Raka. Mulai dari memandikan, mengganti pokok sampai menyuapi makanan dan juga menggendong Raka sampai tertidur.

Awalnya kukira Daren hanya terlalu excited menjadi seorang Ayah dan juga karena diriku belum bisa bergerak bebas setelah operasi. Namun, semakin kesini, aku malah semakin merasakan ketulusannya dalam merawat Raka.

Daren sangat menyayangi Raka. 

"Wah, anak Bunda udah wangi ya? Udah digantiin popoknya sama Ayah ya?" Kataku kepada Raka sambil mengelus pipinya yang bulat.

Raka persis seperti Daren. Matanya yang sipit, hidungnya yang mancung namun sedikit bulat diujung, benar-benar mirip Daren!

"Raka mirip banget sama kamu," ujarku tiba-tiba.

"Eh? Tapi aku malah ngerasa kalo Raka mirip kamu, loh," sanggah Daren.

Aku tertawa, "Raka mirip kamu. Karena kamu yang semangat banget waktu buat dia," ujarku sambil tertawa.

Married by Accident ✔️Where stories live. Discover now