Second Day

3K 193 69
                                    

"Ahh-n.. pelan.."

"Tahan, Janisa.."

Pukul 06:32.

Masih terlalu pagi.

Bahkan, sarapanku dan Daren belum datang.

Tetapi, aku sudah mendesah karena Daren lagi-lagi membuatku tidak berdaya.

Berawal dari Daren yang gemas karena diriku memakai piyama satin dengan motif bunga, awalnya Daren hanya memeluk dan mengecupi pipiku.

Tapi, semakin lama, semuanya berakhir terlalu jauh.

Diriku sekarang sedang berbaring di atas meja makan, dengan paha yang terbuka lebar karena Daren sedang menghujam pusat tubuhku dengan miliknya.

Tubuhku terguncang seiring dengan hujamannya.

Yang berbeda, kali ini Daren tidak sibuk menciumku. Daren malah sibuk melihatku yang berada di bawahnya.

Bahkan, beberapa kali, Daren menyuruhku untuk menatapnya.

Seperti sekarang.

"Janisa.. tatap aku.." ujarnya sambil tetap menghujamku.

Aku yang sudah tidak fokus terhadap apapun, sebisa mungkin menatap Daren.

Saat tatapan kami bertemu, Daren menghentakku dengan kuat sampai tubuhku terguncang.

Aku menggigit bibir bawahku karena tidak kuat oleh rasa sakit yang sangat nikmat ini.

"Suka?" Tanya Daren yang berada di atasku dengan suara yang lebih dalam dari biasanya.

Aku mengangguk cepat karena mengiyakan jawabannya.

Daren lalu menaikkan satu kakiku ke pundaknya, membuat hujamannya lebih dalam.

Tanganku otomatis meremat lengannya karena semakin dalam dan nikmat secara bersamaan.

Tak butuh waktu lama, hujaman Daren membuatku tubuhku mengejang. Kakiku bergetar hebat sampai Daren harus menahanku.

Daren diam sebentar untuk melihat bagaimana diriku yang hancur lebur karenanya. Setelah orgasmeku selesai, Daren kembali menghujamku, lebih cepat dan kasar. Sepertinya, dia juga mencari puncaknya.

Darem menggeram sambil menyebut namaku. Bisa kurasakan perutku menghangat.

Dari bawah, kulihat wajah Daren yang terengah dengan keringat yang membasahi pelipis dan dahinya.

Kami berdua saling menatap satu sama lain. Daren tersenyum kemudian mengecup bibirku.

"I love you, Janisa," gumamnya lalu menggedongku ke arah kamar mandi.

Sepertinya, sudah menjadi kegiatan wajibku dan Daren setelah berhubungan badan pasti mandi bersama.

Daren mengisi bathtube dengan air hangat lalu kami berendam di dalamnya.

Daren berada di belakangku, sementara aku ada di depannya, membelakanginya.

Dengan cekatan, Daren menyabuniku dan mengeramasi rambutku.

"Nanti, kamu mau kemana?" Tanya Daren saat sedang membasuh rambutku.

"Um.. kemana ya enaknya?" Tanyaku balik.

"Kalo mau enak, kita di ranjang seharian juga pasti enak kok, sayang," celetuk Daren.

Wajahku kembali bersemu. Bisa-bisanya Daren menggodaku!

"Hahaha kok masih malu sih? Kan kita juga udah sering ngelakuin?" Tanya Daren sambil memelukku dari belakang.

Aku menggeleng pelan karena tidak tahu jawabannya. Memang benar, kami sudah sering melakukannya tetapi jika Daren mengatakannya secata gamblang, diriku masih aja malu.

Married by Accident ✔️Where stories live. Discover now