Bingung

1.4K 156 58
                                    

Papa dan Mama datang berkunjung.

Kangen sama Raka katanya. Jelas, Raka cucu mereka satu-satunya.

Hari ini hari minggu dan suasana rumah sudah ramai karena Papa sedang mengajak Raka main air sambil menyirami bunga di teras rumah.

Aku dan Mama seperti biasa sedang memasak bersama di dapur.

Biasanya, Mama dan Papa menginap untuk 3 atau 4 hari. Terkadang malah seminggu penuh bila pekerjaan Papa dan Mama tidak terlalu sibuk. Mereka sangat menyayangi Raka. Mereka juga menyayangiku. Terbukti dengan mereka yang selalu ada buatku dan selalu perhatian walaupun aku hanya menantu mereka.

Karena hal itu, aku tidak ingin mengecewakan mereka. Tentu saja aku masih ingin menunggu kepulangan Daren yang entah kapan. Oleh karena itu, aku harus benar-benar menjaga jarak dengan Markay.

"Ma, aku kepikiran untuk resign," ujarku pada Mama yang sedang memotong wortel.

Senyum Mama mengembang.

"Bagus dong! Mama juga kurang suka kalo kamu bekerja di perusahaannya Markay! Dasar cowok genit! Gangguin istri orang aja! Tenang aja, nanti tinggal bilang sama Papa, langsung dicariin kerjan yang pas buat kamu!" Kata Mama bersemangat.

Aku tau, sedari dulu, Papa dan Mama tidak suka jika aku bekerja di perusahaan Markay. Mereka juga sedari dulu memiliki feeling jika Markay menyukaiku dan benar adanya.

Aku tadinya masih kekeuh jika Markay tidak mungkin menyukai. Namun, setelah apa yang terjadi kemaren tentang pemaksaan itu dan juga bagaimana Raka sangat menyukai Markay, aku harus melakukan sesuatu agar bisa menjauh dari Markay.

Tiba-tiba, aku menanyakan sesuatu yang sudah sangat ingin kutanyakan sedari lama kepada Mama.

"Ma, sebenarnya, Papa nyari tau tentang Daren gak..?" Tanyaku ragu.

Kulihat, Mama menghela nafasnya dalam-dalam.

"Mama sudah membujuk Papa untuk mencari kabar soal Daren. Tapi, Papa gak mau. Katanya biarin aja Daren di penjara karena ini semua keputusan dia," jawab Mama.

Aku mengangguk mengerti. Teringat bagaimana marahnya Papa saat mengetahui bahwa Daren ditahan. Papa dan Mama langsung terbang menemuiku agar aku tidak sendirian.

Aku ingin menangis rasanya.

Ayolah, aku ini tau Hukum dan juga berkuliah di Fakultas Hukum dulunya.

Aku jelas tau berapa lama masa penjara Daren yang sesuai dengan undang-undang.

Kelalaian berkendara yang menyebabkan kehilangan nyawa di pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda 12 juta.

Belum lagi jika mereka mengetahui bahwa Daren mabuk pada saat itu atau tindak kejahatan lain yang pernah Daren lakukan tanpa sepengetahuanku. Mungkin, hukumannya bisa lebih dari itu.

Sekarang, sudah 6 tahun berlalu dan tetap tidak ada kabar dari Daren sama sekali.

Aku ingin sekali mengatakan kepada Daren jika diriku sudah ikhlas atas semua kejadian kecelakaan itu. Aku sudah ikhlas dengan kepergian mendiang Ibu. Aku sudah ikhlas dan berdamai dengan semuanya.

Aku ingin sekali mengatakan kepadanya bahwa dia tidak perlu untuk menyerahkan diri. Aku dan Raka membutuhkannya..

Kubuyarkan lamunanku sendiri lalu kembali memasak bersama Mama. Mencoba melupakan Daren untuk sesaat. Kuharap.

******

Hari Senin.

Papa dan Mama masih ada di rumah karena mereka masih kangen sama Raka, jadi menambah waktu untuk menginap di rumah.

Married by Accident ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant