Closer

2.5K 267 92
                                    

Bagaimana kabar tentang hubunganku dengan Daren?

Setelah kejadian itu, dimana dia memelukku saat aku terbangun dari mimpi buruk, Daren terlihat seperti menghindariku.

Daren tidak sarapan ataupun makan di rumah selama... 3 atau 4 hari? Aku lupa.

Tadinya, aku memang terharu dengan perlakuan Daren yang seperti menyayangiku?

Tapi, setelah bagaimana dia tidak menampakkan diri dan juga menghindariku, aku menampik ssmua rasa terharuku terhadapnya.

Itu cuma kebetulan.

Dia hanya merasa bersalah.

Benar kan?

Dan lagi, tidak penting memikirkan hal itu karena sekarang, aku sudah mulai bekerja di kafe sebagai kasir!

Capek, tapi aku senang.

Banyak bertemu orang baik. Bertemu dengan Sandra, seorang cewek cantik seumuran denganku yang juga part time disana tetapi menjadi waiters.

Belum lagi, semua orang disana juga sangat welcome. Aku menjadi mudah beradaptasi dan merasa nyaman.

Setiap harinya, aku tidak sabar untuk cepat-cepat bekerja.

Dan lagi, mungkin karena aku terlalu capek karena bekerja, tidurku sedikit lebih nyenyak. Mimpi buruk terakhirku datang waktu ada Daren itu. Setelahnya, aku tertidur nyenyak.

Sebuah kemajuan yang luar biasa!

Lamunanku buyar saat tiba-tiba pintu kamar Daren terbuka.

Setelah 3 hari tidak melihat wajahnya, Daren kembali menampakkan batang hidugnya di hadapanku.

Aku dengan sigap menyiapkan air minum, mengambilkan nasi dan juga lauk untuknya.

Setelah semuanya selesai, kami sarapan ditemani dengan keheningan.

Aku kembali sibuk dengan pikiranku yang berada di tempat kerja. Wangi biji kopi yang sangat khas, bau cheesecake dan juga makanan manis lainnya.

Belum lagi, melihat para pengunjung yang tertawa riang bersama teman-temannya yang datang ke kafe.

Kafe tempatku bekerja saatlah menyenangkan! Aku harus berterima kasih lagi kepada Markay karena sudah menyarakan aku untuk bekerja disana.

"Janisa...."

Lamunanku kembali buyar. Kunyahanku berhenti saat Daren tiba-tiba memanggil namaku dengan intonasi yang sangat lembut.

Aku menatap ke arahnya dengan tatapan bertanya.

"Kok tumben... diem," ujarnya tak yakin.

Aku menggeleng pelan, "Gak papa. Lagi pengen diem," jawabku seadanya.

Daren kemudian kembali menyuapkan nasi dan daging ke dalam mulutnya.

"Enak... masakan kamu," ujarnya lagi. Kali ini, suara sedikit pelan namun masih bisa kudengar.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Jelas masakanku enak, aku 'kan dulu mantan koki.

Suasana kembali hening. Aku sibuk dengan kunyahanku yang terasa sangat tidak nyaman karena Daren menatap ke arahku sedari tadi.

"Ada yang kamu butuhin gak?" Tanyanya.

Aku kembali menggeleng. Aku memang tidak butuh apapun.

Daren aneh. Sekarang, dia malah yang lebih banyak berbicara.

"Um.. aku.." suaranya terpotong saat ingin kembali bersuara.

Aku meminum air putih kemudian kembali menatapnya.

Married by Accident ✔️Where stories live. Discover now