Mengerti

2.1K 169 93
                                    

Aku sibuk menyiapkan makanan kecil dan sirup di dapur bersama Mbak Susi yang sedang memasak makan siang.

Hari ini, teman-temanku akan datang! 

Markay, Elsa dan Erick berencana untuk menjengukku siang ini, bertepatan dengan makan siang. Makanya, aku menyuruh Mbak Susi untuk memasak lebih banyak. Jadi, aku bisa mengajak teman-temanku untuk ikut makan siang bersama.

Aku mengelap peluh di dahiku.

Lumayan capek juga bolak-balik bersama perut yang sudah mulai membuncit.

"Janisa, jangan capek-capek," suara Daren terdengar di telingaku saat aku sedang menyiapkan es batu.

Daren baru saja selesai mandi. Dia baru bangun tidur. Daren memang selalu tertidur lama setelah bermain denganku.

Aku menengok dan melihat Daren berjalan ke arahku kemudian mengambil tempat es dari tanganku.

"Aku aja. Kamu ganti baju sana," ujar Daren sambil mengeluarkan es batu dari tempatnya.

Aku tersenyum senang, "Makasih Daren!" Seruku sambil berjalan menuju kamar.

"Hati-hati jalannya, Janisa," kata Daren lagi saat melihatku berjalan sedikit cepat.

Aku hanya mengangguk senang.

Ini pertama kalinya untukku memiliki teman yang ingin menjengukku dan main ke rumahku.

Dulu, aku terlalu sibuk bekerja dan selalu kelelahan saat bersekolah. Aku juga bukan tipe orang yang mudah memulai pertemanan. Jadi, temanku sedikit. Bahkan, aku tidak tau lagi dimana teman-teman lamaku.

Kedatangan Markay, Elsa dan Erick tentu saja membuatku bahagia.

Aku memakai dress biru tua selutut yang pernah Daren belikan untukku. Cantik sekali dressnya!

Aku lalu duduk sambil berkaca dan menyisir rambutku lalu memakai jepit merah agar terlihat segar dan manis.

Selesai!

Rambutku memang sengaja kupanjangkan agar bisa sedikit menutupi pipiku yang bertambah chubby

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rambutku memang sengaja kupanjangkan agar bisa sedikit menutupi pipiku yang bertambah chubby.

Aku memang semenjak hamil menjadi banyak makan dan selalu lapar. Untungnya, aku tidak mengidam seperti biasanya wanita hamil. Hanya nafsu makanku saja yang bertambah.

Bukankah itu bagus? Aku jadi tidak perlu merepotkan Daren untuk mencarikan makanan untukku mengidam.

Tepat setelah selesai berdandan, Daren masuk ke dalam kamar dan melihat diriku yang sedang mematut diri di kaca.

"Kamu pake baju itu?" Tanya Daren sambil berjalan mendekat ke arahku.

"Iya. Dress yang kamu beliin. Dressnya cantik," jawabku riang.

Married by Accident ✔️Where stories live. Discover now