1.4 | Fitting

251 51 50
                                    

Yang dikira baik belum tentu baik dan yang dipikir jahat belum tentu jahat karna sedekat apapun, kita hanya mengenal luarnya tapi tidak dengan wataknya.

🍂

🍂

🍂

 Retalyo memutuskan untuk berlari ke arah Cafe yang letaknya sekitar 150 meter dari Kantornya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Retalyo memutuskan untuk berlari ke arah Cafe yang letaknya sekitar 150 meter dari Kantornya berada. Ia benar-benar meninggalkan mobilnya di basement Kantor agar tidak perlu bertemu lagi dengan perempuan tadi.

Sesampainya ditempat, Retalyo sudah tidak peduli penampilannya yang sama sekali, ia bahkan sudah kucel ketika memasuki Cafe, fokusnya hanya mencari keberadaan Ranuca dan segera meminta maaf atas keterlambatannya. Tenggorokannya yang sangat tercekat membuat Retalyo langsung meminum minuman yang ada di meja tanpa izin, ia benar-benar lelah.

Walaupun pernafasannya masih naik turun, ia juga segera mengucapkan kata maaf dan teringat akan ketidak sopanan nya meminum tanpa izin dan tidak tahu menahu minuman itu milik siapa namun yang membuat jadi blushing dan terpaku adalah Ranuca menahan tangannya yang hendak memesan pesanan pengganti dan mengatakan bahwa minuman yang tadi Retalyo minum hingga tandas adalah minuman yang dipesankan Ranuca untuknya.

"Kak... Maaf ya Reta terlambat banget, pasti nunggunya terlalu lama ya." Retalyo menyatukan tangan didepan pada Abela dan Adella.

"Maaf lo ga bikin gue kenyang makan." sindir Della.

Abela langsung melempar tatapan pada Adela untuk berbicara lebih sopan.
"Gapapa Lyo, lagian kita juga lagi santai kok. Lagian di maklum juga, kamu ini kan wanita karir yang masih muda dan mandiri. Sibuk banget ya jadi CEO tuh, nanti kalau udah nikah sama Ranuca suruh dia yang kerja aja." kini Abe mulai berbicara untuk mencairkan suasana

Retalyo mendadak jadi blushing lagi mendengar ucapan kakak iparnya barusan, ditambah tangannya yang tanpa sengaja ditahan oleh Ranuca makin membuatnya bersemu.
"Se—sekali lagi, maaf ya Kak Abela.. Kak Adella.." Ucapnya gugup.

Abela mengangguk, wajahnya sama sekali tak berekspresi marah justru malah sebaliknya ramah dan murah senyum. Berbeda sekali dengan Kak Adela yang oranya yang cuek terkesan angkuh.

"Jadi lo cuma minta maaf sama Kakak-kakak gue aja nih?" Ranuca yang sedaritadi diam memperhatikan ketiganya akhirnya bicara.

"Iya, aku minta maaf juga sama kamu, Ranuca."

"Eh pipi lo kok merah sebelah Ta?" tangan Ranuca terulur mengusap pipi kanan Retalyo yang merah.

"Blush on nya ketebelan sebelah ya?"

Abela dan Adella jadi serentak ikut memperhatikan pipi Retalyo.

"Ini bukan blush on loh, kamu habis di tampar?" Tanya Abe

CINTA DUA KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang