Orang sabar bukanlah orang yang tidak memiliki rasa marah, tetapi orang yang kuat untuk mengendalikan amarahnya.
🍂
🍂
🍂
Empat bulan kemudianSaat ini Retalyo sedang memperlihatkan perut nya yang mulai buncit di depan kaca sambil membolak-balik badannya yang agak berisi.
Ranuca ikut memperhatikan istrinya dari tempat tidur dengan tatapan heran, "Cepet pakai piyamanya, nanti masuk angin loh."
Retalyo masih memperhatikan dengan seksama pada cermin. "Bentar dulu, kok ini perutnya makin buncit ya, aku pasti keliatan makin gendut banget ya?"
"Lyove, kalau ga buncit + gendut ga ada bayi nya dong, ada-ada ajah sih sayang kamu ini." Ranuca menghela nafas melihat tingkah Retalyo yang makin hari membuat harus banyak sabar.
"Tapi pasti aku makin gendut, terus kamu jadi jijik sama akuuu, gimana? Karena kalau aku gendut gini kamu malah cari cewek cantik yang masih langsing biar enak dilihat." rengek Retalyo setelah menggunakan piyamanya dan berjalan ke arah Ranuca.
"Ga akan sayang, aku ga bakalan jijik sama istri sendiri apalagi dia lagi ngandung anakku juga. Lagian mau kamu gendut atau langsing aku tetep cinta kamu, Mamalyo." Ungkap Ranuca penuh pengertian.
"Beneran?" Tanya Retalyo masih tidak percaya.
"Iya."
"Aku tetep seksi meskipun gendut gini?"
"Iya."
"Terus aku tetep cantik kalau males make up kayak gini."
"Iya."
"Tuh tapi kamu tuh kayak terpaksa, masa cuma bilang iya-iya doang. Kasih dong sama alasannya, jangan pura-pura doang bilang iya biar aku seneng ya Nuc."
Ranuca sudah merutuk dalam hati, jangan sampai kali ini ia tidak bisa sabar dan terpancing untuk emosi dengan mengeluarkan kata yang menyakiti istrinya. Selalu seperti ini karena masalah kecil yang selalu Retalyo buat dirinya harus benar-benar dibuat sabar.
"Tuh kan kamu diem. Udah ah males!" Retalyo duduk membelakangi Ranuca sambil cemberut.
"Lyove sayang... Aku diem karena aku lagi nahan emosi aku. Jangan sampai kali ini aku gabisa sabar hadapi kamu yang makin hari makin bikin masalah kecil jadi besar."
"Yaudah maaf aku salah, kalau mau marah, marah aja sama aku. Gausah kamu tahan-tahan, ya aku emang selalu bikin kamu tambah pusing kan sama pertanyaan kecilku ini."
"Maksudku nggak gitu. Aku sama sekali ga pengen marahin kamu kok."
Retalyo benar-benar ngambek karena istrinya memilih turun ke bawah membawa selimut.
YOU ARE READING
CINTA DUA KUTUB
RomanceAwalnya kisah mereka hanya sebatas balas dendam, kemudian mereka malah terjebak di dalam mahligai pernikahan yang berlandaskan perjanjian yang saling menguntungkan. Bisakah tarikan yang awalnya tolak menolak, kini berubah menjadi kutub tarik menari...