2.5 | Ketar ketir

259 45 43
                                    

Saat sudah merasa nyaman, hal yang paling ditakutkan adalah tiba-tiba hilang tanpa kabar.

🍂

🍂

🍂

 Setelah menempuh perjalanan Jakarta-Sydney akhirnya Ranuca kini sedang berada di rumah sakit menemani Keynara yang sejak kedatangannya hanya menangis dalam rangkulannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menempuh perjalanan Jakarta-Sydney akhirnya Ranuca kini sedang berada di rumah sakit menemani Keynara yang sejak kedatangannya hanya menangis dalam rangkulannya.

"Udah jangan nangis terus, Key. A—gue udah disini kan temenin lo." kata Ranuca mengubah kosakata yang biasanya aku-kamu jika bersama Keynara kini menjadi lo-gue.

"Makasih ya Nuc. Kamu emang selalu perhatian sama aku sampai beneran mau datang kesini buat temenin aku."

Ranuca mengangguk sambil menepuk bahu Keynara. "Gue bakal disini sampai lo ngerasa baik-baik aja. Tapi janji sama gue lo jangan nangis lagi."

"Terus kerjaan sama kuliah kamu di Jakarta?"

"Kalau lo lupa gue udah punya istri, Key. Ntar gue telepon dia untukl gantiin kerjaan yang gue tinggal bentar. Urusan kuliah gue emang lagi sibuk skripsi jadi tinggal lanjut aja."

Keynara mengangguk dan memeluk Ranuca lagi. Ia tersenyum menang. Walaupun kini statusnya hanya mantan kekasih Ranuca. Tapi ia masih menjadi prioritas di hidup lelaki ini.

"Gue yakin masalah keluarga lo bakalan cepet selesai."

"Semoga."

🍂🍂🍂

Tiga hari berlalu kesibukan di Jakarta benar-benar menguras energi dan waktu Retalyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berlalu kesibukan di Jakarta benar-benar menguras energi dan waktu Retalyo. Pekerjaan yang ditinggalkan Ranuca membuatnya harus kembali mem-backup sampai dipaksa untuk lembur seharian kemarin.

Retalyo melirik jam di tangannya, sudah hampir jam lima sore, Tirani mengatakan kalau hari ini pekerjaan sudah selesai dan bisa pulang, jadi ia bisa istirahat lebih awal.

Seharian ini Retalyo terus menatap layar ponselnya yang jarang muncul notifikasi dari Ranuca, lelaki itu masih sibuk di Sydney entah sampai kapan dan jarang sekali berinisiatif untuk menghubunginya lebih dulu atau mengirim pesan seperti keberangkatan beberapa hari lalu.

CINTA DUA KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang