3.0 | Si Licik Beraksi

274 37 46
                                    

Selalu bersiap untuk yang terbaik dan yang terburuk. Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi, dalam beberapa detik ke depan.

🍂

🍂

🍂

 Hanya perlu sepuluh menit berjalan ke tempat dimana pasar malam berada

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


Hanya perlu sepuluh menit berjalan ke tempat dimana pasar malam berada. Disana bahkan sudah sangat ramai karena semua orang masih menunggu malam pergantian tahun dengan pesta kembang api.

Senyum di bibir Retalyo bertambah lebar. Ia menarik Ranuca untuk mengambil langkah lebih cepat dan ikut bergabung dengan banyaknya pengunjung. Sisi-sisi jalan masih dipenuhi penjual makanan dan pernak-pernik berbagai macam jenisnya. Ada penjual sosis bakar, gulali, topeng karakter, kembang api, tak lupa tenda-tenda permainan, dan atraksi badut yang membuat Retalyo sontak tersenyum.

Ranuca memperhatikan sekitarnya. Sekejap suasana nostalgia muncul di ingatannya saat ia dulu juga senang bermain di Pasar Malam bersama Samudera, ya adiknya itu sayang sekali malam ini tidak turut serta ke Bandung.

"Terakhir kali aku datang ke pasar malam begini waktu umurku sepuluh tahun." Kata Ranuca bercerita.

"Sendirian?"

Ranuca menggeleng, "Aku sama Sam, Ta. Waktu kecil kita berdua suka kompak untuk kabur ke tempat ramai banyak mainan."

"Terus?"

"Walaupun aku suka pasar malam, tapi aku tetap ga suka lama-lama di sini, biasanya aku Sam akan langsung cari makanan. Coba beberapa permainan dan beli pernak-pernik sebagai tanda permintaan maaf sama Mami."

"Pantes kebiasaannya sampai sekarang kalau minta maaf selalu nyogok. Aku mau nagih jajanan."

Ranuca langsung menarik Retalyo ke arah penjual gulali dan menyerahkan satu permen kapas berbentuk hati yang baru dibelinya ke tangan istrinya itu.

"Kenapa harus permen dulu? Ini kan bisa terakhir Nuca."

"Biar kamu ga ngambek terus sama aku jadi harus makan yang manis Ta."

Retalyo memukul pelan bahu Ranuca. "Aku ga mempan kalau sogokannya cuma permen."

"Iya sayang, ga cuma permen kok. Bebas beli apa aja." Tangan Ranuca menarik plastik pembungkus gulali itu.

"Sebentar lagi ada pesta kembang api."

Mata Retalyo melebar, "Kalau gitu cepetan kita harus lihat Nuccc."

"Ayo! Kita lihat dari atas bianglala yuk."

"Itu kayak anak kecil tau."

"Gapapa, umur bukan masalah buat nikmatin kebahagiaan."

Sebelum mengantri permainan. Keduanya memilih berfoto dengan banyak orang berkostum. Ranuca benar-benar menurut semua keingin Retalyo itu tanpa sedikit tolakan.

CINTA DUA KUTUBUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum