5.1 | Mendadak bucin

285 33 43
                                    

Sebab yang terlalu gengsilah yang akan jadi bucin.

🍂

🍂

🍂

"Kamu pasti nyesel ya?" tanya Ranuca memberanikan diri untuk memecah kecanggungan mereka diatas kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kamu pasti nyesel ya?" tanya Ranuca memberanikan diri untuk memecah kecanggungan mereka diatas kasur.

"Nyesel kenapa?" Retalyo malah balik bertanya sambil melirik Ranuca di sampingnya

"Ya. Karena sekarang kamu ngandung anak aku." ucap Ranuca ragu

"Ngapain di sesali? Lagian janin yang diperut aku ini kan anak aku juga, terus kalo aku ga nerima aku bakal bunuh bayi ini gitu? Aku bukan calon ibu yang jahat lah Nuc."

Ranuca menghembuskan nafasnya lega, "Ya kali gitu kamu, nyesel... Soalnya kamu kayak ga seneng aja kalau tau lagi hamil."

"Aku seneng kok, cuma kebanyakan kaget aja jadi gini. Gausah mikir yang aneh-aneh. Kamu pasti capek kan pulang mendadak sama kepikiran aku, belum lagi besok harus balik ke Solo."

Ranuca mengangguk dan merebahkan tubuhnya menghadap samping di ikuti Retalyo yang mengambil posisi seperti Ranuca namun ia mensejajarkan mukanya di dada Ranuca.

"Aku bersyukur dipertemukan malam itu sama Netha. Karena dengan itu aku lebih cepat ketemu kamu yang dikirim untuk jadi istriku. Kisah awal kita emang ga begitu bagus untuk di ingat ya Lyove. Tapi itu akan jadi memories untuk kita berdua. Waktu berjalan pernikahan kita ini aku kira tidak akan berlangsung lama. Karena kita memulai tanpa cinta dan hanya sebatas perjanjian semata. Tapi sekarang aku benar-benar mencintai kamu Lyove sampai maut memisahkan, aku juga makin bersyukur karena dikasih kepercayaan untuk jadi seorang Papa secepat ini. Makasih ya karena kamu ga egois setelah ingatan kamu pulih untuk nggak menyelesaikan hubungan sakral ini, aku mau kita bener-bener bisa menjaganya terus sampai kita menua bersama. Kita jadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita."

Air mata Retalyo sudah turun sejak Ranuca berbicara tadi. Sungguh ia merasa beruntung sekarang karena dicintai orang setulus Ranuca walaupun benar katanya awal pertemuan mereka tidak bagus diingat karena penuh dengan kebencian.

"Jangan nangis. Aku ga perlu tau isi hati kamu sekarang. Aku cuma menyampaikan perasaan bahagia aku punya kamu dan calon anak kita sekarang. Untuk perasaan kamu buat aku mungkin kamu masih gengsi buat ungkapinnya. Tapi aku tau perasaan kamu pasti sama kayak aku. Makanya kamu ga mau hubungan pernikahan kita berakhir perceraian kan. Aku—"

Retalyo menutup mulut Ranuca dengan tangannya. Kini ia yang harus mengungkapkannya.

"Sekarang aku udah tau kok perasaan untuk kamu sekarang adalah rasa cinta. Aku gatau sejak kapan perasaan itu ada. Tapi itu juga yang bikin aku bisa nerima semuanya sekarang. I Love You Nuc."

CINTA DUA KUTUBWhere stories live. Discover now