Berharaplah yang terbaik, dan usahakanlah yang terbaik. Itu lah yang dinamakan perjuangan.
🍂
🍂
🍂
"KABUR BUKAN SOLUSI NYELESAIIN MASALAH. Tapi kenapa setiap kita ada masaah kamu itu ujungnya suka pergi menghindar terus sih? Padahal setiap masalah kecil yang dibuat besar itu karena kamu juga yang mulai." Ranuca masih mengeluarkan kalimat dengan nada yang tidak seperti biasanya.
Tanpa bisa berkata dan menjawab apapun Retalyo makin menangis dengan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan.
"Bang lo apaan sih? Gue nyuruh lo kesini bukan buat marahin Reta di depan kita semua kayak gini!" Samudera angkat bicara tak tega melihat sahabat sekaligus kakak ipar nya dimarahi seperti itu.
Tirani ikut mengangguk, "Iya nih Nuc. Reta kan lagi hamil ga baik tau dia di marahin gitu. Kalau stress nanti ngaruh juga ke bayi dalam perutnya."
Ranuca menghembuskan nafasnya lalu mendekat, "Ini bukan mau gue. Gue begini juga ada alasannya."
Chiva refleks bangkit kala Ranuca mulai mendekati sofa yang diduduki ia dan Retalyo.
"Puas, hm?" Ranuca mengambil posisi untuk bertekuk lutut di depan Retalyo yang duduk di sofa.
"Puas pasti karena udah denger aku marah. Pasti sakit kan rasanya? Coba jawab aku dulu."
"Hiks... I—iya..."
"Itu yang jadi alasan aku kenapa ga pernah mau marahin kamu. Karena kalau aku marah pasti kamu bakalan sakit hati."
"Maaf." Lirih Retalyo sambil membuka tangannya untuk melihat Ranuca. Wajahnya terlihat merah dan basah karena air mata.
Ranuca sebenarnya ingin tertawa melihat wajah Retalyo yang seperti itu tapi ia berusaha serius lebih dulu. Ranuca mengambang tisu di atas meja, lalu mengelap wajah istrinya penuh kasih sayang.
"Janji dulu, kamu ga akan minta aku buat marah lagi." Aju Ranuca sambil mengelus kelingking nya.
Retalyo mengganguk dan menautkan kelingkingnya pada Ranuca. "Aku janji. Ini pertama dan terakhir kali aku minta kamu marahin aku."
"Awas aja kalau diulang ya, aku bakal berubah jadi monster lagi."
"Kamu emang kayak monster kalau lagi marah. Aku gamau lihat kamu gitu lagi, takuttt"
Ranuca mengecup kening Retalyo, lalu disoraki semua yang ada disana. Sudah dibuat panik dan ikut kesal karena masalah rumah tangga Retalyo dan Ranuca. Sekarang mereka malah melihat keuwuan secara live.
Olivia menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tahu putranya tidak akan marah pada orang yang ia sayang. Mungkin cara tadi hanya ingin membuat sang menantu menyesal saja untuk tidak mengulangi kesalahan.
BẠN ĐANG ĐỌC
CINTA DUA KUTUB
Lãng mạnAwalnya kisah mereka hanya sebatas balas dendam, kemudian mereka malah terjebak di dalam mahligai pernikahan yang berlandaskan perjanjian yang saling menguntungkan. Bisakah tarikan yang awalnya tolak menolak, kini berubah menjadi kutub tarik menari...