2.8 | Wager!

261 41 35
                                    

Keputusan yang terlihat gila tapi justru sebenarnya mempertaruhkan banyak hal dalam hidupnya.

🍂

🍂

🍂

 Saat ini Retalyo sedang berlarian mengejar Sasa di taman, sedangkan Ranuca memilih memesan sarapan dan kini tinggal menunggu dengan terduduk santai di sebuah bangku

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Saat ini Retalyo sedang berlarian mengejar Sasa di taman, sedangkan Ranuca memilih memesan sarapan dan kini tinggal menunggu dengan terduduk santai di sebuah bangku. Ia mengeluarkan ponselnya hendak bermain game tapi tiba-tiba ponselnya bergetar sekali. Rupanya ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal.
_______________________________________

+6283173******

|Lo bukan orang pelupa kan sama janji? Nanti malam kita ketemu di sirkuit Ranuca Antarez Livieer.
_______________________________________

"Sialan!" umpat Ranuca. Walaupun nomor itu sudah ia hapus, Ranuca tidak pernah lupa bahwa itu nomor Riski Prasetya. Mantan teman yang selalu iri dengki padanya dan kini berakhir jadi musuh bubuyutan.

Sarapan mereka akhirnya datang kini ketiganya duduk berlesehan dekat kolam ikan. Saat asik menikmati makanan dengan Retalyo yang turut menyuapi Sasa teleponnya berdering lama.

"Ada telepon, kamu gantiin aku suapin Sasa dulu ya Nuc." Retalyo memberikan semangkuk bubur itu pada Ranuca.

"Jangan jauh-jauh, Ta."

Retalyo terkekeh kecil mendengarnya, "Iya Nuca posesif banget sih."

Setelah mencari tempat yang sedikit sepi dari keramaian taman baru Retalyo mengangkat teleponnya.

'Hallo dek?'

'Iya A, kenapa?'

'Nanti malem kamu ke bandung ya, ga lupa kan kalau malam ini ada acara perusahaan Maheswa Group sekalian tahun baruan keluarga kita.'

'Lah kok mendadak sih A? Ayah sama Bunda juga belum cerita apa-apa loh sama Reta?'

'A Tama lupa dek, kalau kamu masih amnesia. Lagian kamu free kan sama Nuca jadi bisa ke Bandung sore ini?'

'Ya Reta sih free A, cuma belum tanya Nuca dia sibuk atau enggaknya.'

'Pokoknya kabarin Aa aja dek. Kalau kamu kesini tanpa Ranuca juga Aa ga masalah yang penting keluarga inti kita lengkap sebelum nanti Netha bakal kuliah ke Jogja."

Sambungan telepon dari Kakak sulungnya itu sudah terputus. Retalyo kembali mendekat ke arah Sasa dan Ranuca di pinggir kolam ikan taman.

"Siapa yang telepon?" Tanya Ranuca kepo sekembalinya Retalyo.

"A Tama, dia bilang malam ini ada acara di Bandung."

Ranuca menepuk dahinya pelan, "Malam ini banget?"

CINTA DUA KUTUBKde žijí příběhy. Začni objevovat